Uni Eropa Berdebat untuk Tambahan Anggaran Lawan Pandemi
Penyusunan rencana pemulihan yang harus didukung oleh beragam anggota Uni Eropa saat ini dirasa lebih menantang. Konsensus akhir disepakati setidaknya dana senilai 1 triliun euro.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
BRUSSELS, KAMIS — Para pemimpin Uni Eropa siap menggelar sebuah konferensi tingkat tinggi virtual, Kamis (24/4/2020), untuk mengetahui kerusakan yang ditimbulkan Covid-19 terhadap kehidupan dan mata pencarian sekitar setengah miliar warga di kawasan tersebut.
Pertemuan itu diharapkan menyepakati paket dana senilai 540 miliar euro atau setara dengan Rp 7.591 triliun (kurs Rp 16.869) untuk menghidupkan kembali ekonomi mereka yang porak poranda.
UE sebenarnya sudah menyepakati paket kebijakan senilai 3,3 triliun euro sebagai respons awal atas pandemi Covid-19. Paket itu juga ditujukan untuk membantu layanan kesehatan yang terbebani, bisnis kecil yang menderita, maskapai yang terpuruk, dan warga yang baru menganggur.
Paket baru senilai 540 euro diharapkan dapat membantu membayar upah yang hilang milik warga, menjaga perusahaan tetap dapat beroperasi pasca-penutupan wilayah, sekaligus mendanai sistem perawatan kesehatan.
Penyusunan rencana pemulihan yang didukung oleh beragam anggota UE saat ini dirasa lebih menantang. Konsensus akhir dan disepakati setidaknya berjumlah 1 triliun euro. Dana itu ditargetkan bagi sektor ekonomi dan bagi kawasan Eropa yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19.
”Pandemi ini menyentuh kita semua di setiap negara anggota dan di setiap rumah tangga. Ia tidak mengenal batas serta membutuhkan lebih banyak koordinasi dan persatuan. Saya yakin kita harus menunjukkan tekad lebih besar dalam mengatasi perbedaan-perbedaan kita,” kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam surat undangan bagi wakil-wakil negara UE.
Data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa menunjukkan, satu juta orang di Eropa dan Inggris kini dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan lebih dari 100.000 orang di antaranya meninggal. Jumlah mereka yang meninggal lebih dari setengah jumlah kematian akibat Covid-19 di dunia.
Para ahli percaya angka resmi itu sangat mengecilkan angka sebenarnya dari pandemi ini, sebagian karena pengujian terbatas dan kesulitan dalam menghitung warga yang meninggal selama krisis.
Gelaran KTT virtual pada pekan ini akan menjadi konferensi keempat di antara 27 pemimpin di UE sejak wabah melanda Italia utara dua bulan lalu. Ada kecenderungan saat ini kepercayaan di antara negara di UE itu makin terkikis.
Italia dan Spanyol yang terpukul cenderung tidak percaya dengan mitra UE di bagian utara wilayah Eropa. Kebetulan negara-negara itu juga relatif lebih kaya, seperti Austria, Belanda, dan Jerman.
Negara-negara di selatan itu tidak yakin saudara mereka di utara bersedia mengambil langkah cepat yang didukung oleh kekuatan ekonomi secara nyata.
Spanyol, misalnya, menyatakan UE harus memberikan hibah kepada negara-negara berdasarkan persentase populasi mereka yang terkena dampak, penurunan pertumbuhan ekonomi mereka, dan hilangnya pekerjaan. Dana tersebut harus dikaitkan dengan anggaran jangka panjang baru UE dengan banyak pengeluaran di muka selama dua-tiga tahun.
Namun, Belanda, yang didukung Austria dan Jerman, menolak untuk merenungkan rencana pembagian utang yang mungkin membuatnya harus menanggung tagihan kerusakan ekonomi yang ditimbulkan di tempat lain. Belanda cenderung lebih memilih menyimpan dana cadangan jika gelombang infeksi kedua menghantam.
Kondisi krisis telah menimbulkan pertanyaan yang meresahkan tentang solidaritas UE dan masa depan seluruh proyek Eropa. Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, dana tersebut harus fokus pada mereka yang paling membutuhkan.
”Kita memutuskan untuk melakukan perjalanan ini bersama. Jika pada titik ini, dalam sejarah itu kita tidak melakukannya, tidak akan ada lagi petualangan bersama,” katanya.
Komisi Eropa memiliki tugas menyusun rencana pemulihan berdasarkan hasil KTT pekan ini. Seorang pejabat tinggi Perancis mengatakan, perjanjian pada Kamis ini cenderung tidak tercapai. Dikatakan bahwa kesepakatan yang tergesa-gesa akan menjadi kesepakatan yang buruk.
”Kita harus dapat membuat keputusan definitif dalam beberapa pekan mendatang sehingga rencana pemulihan dapat segera dilakukan pada musim panas,” kata sumber itu.
Dalam minggu-minggu ke depan, komisi itu juga akan menerbitkan proposal baru untuk anggaran tujuh tahun UE berikutnya. Banyak negara ingin agar anggaran itu untuk mengisi dana darurat guna mengatasi krisis.
Namun, sekali lagi, sikap negara-negara terbagi. Salah satu yang harus dipikirkan adalah kekurangan dana senilai 75 miliar euro yang dulu menjadi jatah Inggris sebelum negara itu meninggalkan UE. (AP/REUTERS)