Pelaku juga dilaporkan telah melepaskan tembakan secara serampangan saat melintasi jalan-jalan dan permukiman penduduk di sejumlah tempat di Nova Scotia. Salah satu korban adalah perwira polisi Heidi Stevenson.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
HALIFAX, SENIN — Seorang pria bersenjata yang berusaha menyamar sebagai polisi telah menembak mati 16 orang di sejumlah tempat di Provinsi Nova Scotia, Kanada, sejak Sabtu (18/4/2020) malam waktu sempat. Serangan selama 12 jam itu dilaporkan sebagai insiden terburuk dalam 31 tahun terakhir.
Otoritas setempat, Minggu (19/4/2020) atau Senin pagi WIB, melaporkan, pelaku adalah Gabriel Wortman (51), seorang dokter gigi. Ketika menyerang, pelaku mengenakan pakaian seragam layaknya seorang polisi.
Pelaku juga dilaporkan telah melepaskan tembakan secara serampangan saat melintasi jalan-jalan dan permukiman penduduk di sejumlah tempat di Nova Scotia. Salah satu korban adalah perwira polisi Heidi Stevenson, ibu dua anak.
Angkatan Kepolisian Kerajaan Kanada (RCMP) melaporkan, pelaku sempat kesulitan ketika menggunakan mobil agar bisa terlihat seperti polisi yang sedang berpatroli. Petugas berhasil mengakhiri aksi kekerasan itu. Wortman pun tewas. Namun, polisi tidak mengonfirmasi, pelaku mati ditembak aparat atau bukan.
Dalam sebuah keterangan, RCMP menyebutkan, Wortman melepaskan tembakan di sejumlah wilayah di Nova Scotia. Komisioner RCMP, Brenda Lucki, kepada Canadian Broadcasting Corp, menyebutkan, polisi telah menghitung ada 16 korban tewas, tidak termasuk pelaku. Belum dipastikan apakah ada korban lain.
Lucki mengatakan, tidak ada indikasi bahwa pembunuhan yang dilakukan Wortman itu terkait dengan aksi terorisme. Polisi mengatakan, tidak ada hubungan yang jelas antara Wortman dan beberapa korbannya. Polisi masih menyelidiki apa motivasi pelaku menyerang orang-orang tidak bersalah itu.
”Hari ini adalah hari yang paling menyedihkan bagi Nova Scotia. Peristiwa ini akan tetap tetap terukir dalam benak kita selama bertahun-tahun yang akan datang,” kata Lee Bergerman, Kepala RCMP Nova Scotia.
Jumlah korban tewas akibat serangan Wortman dilaporkan melebihi jumlah korban pembantaian Montreal pada 1989. Dalam serangan oleh seorang pria bersenjata ketika itu, 15 perempuan tewas.
Tidak seperti di Amerika Serikat (AS), penembakan massal relatif jarang terjadi di Kanada, negara yang memiliki undang-undang pengendalian senjata lebih ketat daripada AS. Nova Scotia, seperti wilayah lain di Kanada, saat ini sebenarnya sedang memberlakukan penguncian karena pandemi Covid-19.
RCMP mengetahui adanya kasus pembunuhan itu pertama kali sejak Sabtu malam di Nova Scotia setelah ada beberapa laporan soal terjadinya penembakan di sebuah rumah di kota pantai kecil Portapique, 130 kilometer utara Halifax, ibu kota Provinsi Nova Scotia.
”Ketika polisi tiba di lokasi, anggota menemukan beberapa korban di dalam dan di luar rumah,” kata Chris Leather, perwira satuan operasi tindak kejahatan RCMP Nova Scotia.
Beberapa bangunan di Halifax terbakar. Polisi kemudian terlibat baku tembak dengan pelaku, Wortman. Hasil penyelidikan kemudian mengungkapkan, pelaku juga membunuh di beberapa lokasi lain di kota itu.
Pada satu lokasi, Sabtu malam, Wortman ”tampaknya mengenakan, kalau tidak seluruhnya, sebagian seragam polisi,” kata Leather. Namun, dia tidak merinci apakah tersangka telah menyamar sebagai petugas saat pembunuhan tersebut.
Menurut situs web Denturist Society of Nova Scotia dan Better Business Bureau Provinsi Nova Scotia, Wortman mengoperasikan klinik gigi palsu di Dartmouth, dekat Halifax. Ketika ditanya, Leather mengatakan polisi akan melihat kemungkinan kaitannya dengan dampak pandemi virus korona baru, terutama akibat penguncian yang memicu penutupan banyak usaha penting.
Seorang warga Nova Scotia, Darcy Sack, mengatakan bahwa dia menemukan dua kendaraan polisi yang terbakar saat sedang mengemudi pada Minggu waktu setempat. ”Ada seorang petugas di tempat kejadian. Dia kemudian tiba-tiba berlari ke arah salah satu mobil yang terbakar,” kata Sack kepada CBC.
Perdana Menteri Nova Scotia Stephen McNeil mengecam apa yang disebutnya sebagai tindakan kekerasan yang tidak masuk akal. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan siap membantu Nova Scotia agar cepat pulih dari tragedi buruk tersebut. (AFP/REUTERS)