Kemlu Pastikan Seluruh WNI dari Luar Negeri Jalani Protokol Terkait Covid-19
Kondisi warga negara Indonesia yang bekerja di sektor perkebunan di Malaysia relatif terjaga. Sedangkan WNI yang rentan selama penutupan wilayah adalah para pekerja di sektor konstruksi, konsumsi, dan transportasi.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Puluhan ribu warga negara Indonesia, yang mayoritas adalah pekerja migran Indonesia, pulang dan sudah sampai ke Tanah Air selama pandemi Covid-19. Kementerian Luar Negeri RI memastikan mereka seluruhnya menjalani aneka prosedur sesuai protokol kesehatan penanganan Covid-19 yang diterbitkan pemerintah.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengungkapkan, para WNI itu tiba melalui pintu kedatangan di bandar udara, perbatasan darat, maupun pelabuhan laut. Jumlah WNI yang kembali dari Malaysia, misalnya, per 16 April lalu adalah 61.743 orang. Mayoritas mereka tiba di pelabuhan-pelabuhan laut, yakni 45.165 orang.
Sebanyak 9.181 orang tiba melalui wilayah perbatasan darat kedua negara dan 7.397 orang melalui jalur udara. Sedangkan jumlah WNI yang pulang dari Arab Saudi tercatat sebanyak 336 orang.
"Per hari ini jumlah ABK (anak buah kapal) yang telah sampai ke Indonesia sebanyak 10.009 orang. Sekitar 57 persen di antaranya masuk melalui bandara dan juga laut di wilayah Provinsi Bali,” kata Retno dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Jumat (17/4/2020).
Data Kemlu RI menyebutkan, jumlah total WNI yang bekerja sebagai ABK sebanyak 16.863 orang. Mereka bekerja di 116 kapal pesiar dan 10 operator perusahaan dunia. Para ABK yang masuk kembali ke wilayah RI melalui Bali, kata Retno, menjalani protokol kesehatan dengan fasilitas yang disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Bali.
Sebagaimana diwartakan, Pemerintah RI meminta semua pemberi kerja memeriksa pekerja migran Indonesia sebelum mereka dipulangkan. Langkah itu dilakukan untuk mencegah penularan kasus positif Covid-19. Jika hal tersebut tidak dilakukan, seluruh pekerja migran wajib menjalani karantina selama 14 hari. (Kompas, 17 April 2020)
Pemerintah RI meminta semua pemberi kerja memeriksa pekerja migran Indonesia sebelum mereka dipulangkan.
Direktur Eksekutif Migrant Care—lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam isu perlindungan pekerja migran—Wahyu Susilo kepada Kompas menyebutkan para pekerja migran asal Indonesia di Malaysia yang kemungkinan kembali ke Tanah Air adalah pekerja dengan status harian, mingguan, dan atau borongan. Mereka kesulitan secara ekonomi akibat kebijakan penutupan wilayah menghadapi pandemi Covid-19 yang diterapkan Pemerintah Malaysia sejak 18 Maret lalu.
"Mereka yang bekerja di sektor perkebunan relatif masih terjaga. Sedangkan yang rentan selama penutupan wilayah di Malaysia adalah para pekerja di sektor konstruksi –jumlahnya paling banyak—lalu yang bekerja di restoran dan sektor transportasi,” kata Wahyu. Ia menyebut angka proyeksi pekerja migran Indonesia yang akan pulang karena pandemi Covid-19 berjumlah 80.000 orang.
Retno juga menyatakan, Pemerintah RI memastikan keberadaan WNI di Malaysia selama penutupan wilayah. Diungkapkan per Kamis lalu, total logistik makanan dan bahan makanan yang telah dibagikan sebanyak 121.223 paket. Paket itu terdiri dari 80.776 paket yang disiapkan Perwakilan Pemerintah RI dan sisanya adalah sumbangan organisasi masyarakat.
Wahyu mendorong Perwakilan Pemerintah RI di Malaysia untuk bekerja sama dengan Pemerintah Malaysia. Hal itu guna memastikan terpenuhinya hak-hak para PMI itu selama masa penutupan wilayah dan terkait proses pemulangan ke Tanah Air.
Ia mengaku memperoleh informasi bahwa Perwakilan Pemerintah RI mengalami kesulitan untuk memastikan seluruh warga RI di sana mendapatkan pasokan logistik. Di Kuala Lumpur, misalnya, terdata ada 500.000 PMI. Menurut data Kemlu RI, total WNI di Malaysia berjumlah 3,33 juta orang.
Kasus Jemaah Tabligh
Retno juga menyatakan, perwakilan Pemerintah RI memastikan penanganan atas 717 orang Jemaah Tabligh asal Indonesia di India. Dari ratusan orang itu, sebanyak 75 orang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Sebanyak 13 orang dari warga positif Covid-19 itu dinyatakan telah sembuh setelah dikarantina dan dirawat di India.
Menurut Retno, kasus di India itu adalah angka tertinggi WNI positif Covid-19 di satu negara. Kemlu mencatat, ada 394 WNI di luar negeri yang positif Covid-19. “Kita memberikan perlindungan semaksimal mungkin. Kemungkinan evakuasi sudah direncanakan dan sudah diperkirakan waktunya. Namun, rencana itu ditunda karena semua Jemaah Tabligh itu sedang dikarantina,” kata Retno.
Ia mengungkapkan, situasi semakin kompleks karena ditemukan pelanggaran hukum-–khususnya visa--oleh para WNI di India itu serta aturan-aturan terkait epidemi dan kebencanaan. Hal-hal itu terus dikomunikasikan perwakilan Pemerintah RI dengan wakil Jemaah Tabligh di India. Jumlah total WNI di India, menurut data Kemlu, sebanyak 1.046 orang, termasuk 234 orang mahasiswa RI.