Filipina Pangkas Suku Bunga Ketiga Kalinya sejak Awal 2020
Suku bunga acuan di Filipina saat ini berada di level rekor terendah, 2,75 persen. Bank sentral negara itu telah memangkas suku bunga tiga kali dalam tiga bulan terakhir.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·2 menit baca
MANILA, KAMIS — Bank Sentral Filipina memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) pada Kamis (16/4/2020), di Manila. Langkah ketiga yang dilakukan sejak awal tahun ini untuk mendukung ekonomi negara itu dalam kondisi tekanan yang disebut gubernur bank sentralnya sebagai krisis sekali seumur hidup dalam kondisi pandemi Covid-19.
Suku bunga acuan overnight reverse repurchase facility di Filipina saat ini berada di level rekor terendah 2,75 persen. Bank sentral negara itu telah memangkas suku bunga kebijakan 25 bps pada Februari dan 50 bps pada Maret. Otoritas bank sentral negara itu juga membatalkan pertemuan terkait kebijakan bank sentral yang dijadwalkan digelar pada 21 Mei 2020.
”Kebijakan moneter disesuaikan dengan perlambatan (yang terjadi) dan dewan moneter melihat pemotongan (suku bunga acuan) sebesar 125 bps untuk paruh pertama tahun ini adalah tepat,” kata Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas, Benjamin Diokno kepada wartawan.
Diokno menyatakan perlunya penurunan suku bunga ”lebih dalam” untuk saat ini. Sebab, seperti dialami banyak negara, Filipina tengah bergulat dengan dampak ekonomi dan kesehatan yang parah akibat pandemi Covid-19.
Filipina, negara pertama di Asia Tenggara yang mengambil tindakan drastis terhadap pandemi Covid-19 dengan menutup wilayahnya, Pulau Luzon dan diperpanjang hingga 30 April 2020, diperkirakan akan membukukan pertumbuhan ekonomi nol persen tahun ini. Proyeksi itu adalah proyeksi paling optimistis pemerintah negara itu.
Berdasarkan data yang dikompilasi Reuters, kasus infeksi Covid-19 di negara itu pada Kamis ini sebanyak 5.660 kasus dan 362 kematian. Dari sisi jumlah kasus, jumlah jangkitan infeksi Covid-19 di Filipina adalah yang tertinggi di Asia Tenggara hingga hari itu. Adapun di seluruh dunia, kasus infeksi Covid-19 mencapai 2,05 juta orang dan mengakibatkan 136.000 orang meninggal.
Pada Minggu (12/4/2020), Diokno menyatakan, saat ini Filipina tengah menghadapi krisis sekali seumur hidup. Ia pun menyerukan ”langkah berani sekaligus tepat” oleh bank sentral.
Bank sentral memiliki otoritas untuk memangkas rasio persyaratan cadangan bank (RRR) sebesar 200 bps lebih banyak tahun ini. Itu akan berada di atas pemotongan 200 bps bulan lalu dalam rasio untuk meningkatkan likuiditas perekonomian.
Kebijakan penutupan wilayah selama hampir sebulan di Manila dan sekitarnya telah mengurangi konsumsi domestik, pendorong utama pertumbuhan ekonomi Filipina. Alex Holmes, ekonom di lembaga Capital Economics, mengatakan, penurunan suku bunga belum akan menjadi langkah terakhir dari bank sentral mengingat aktivitas ekonomi di Filipina ”runtuh”.
Dia memproyeksikan ekonomi Filipina akan terkontraksi 4 persen tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu yang mencatat pertumbuhan 5,9 persen. ”Karena itu, kami pikir ini hanya masalah waktu sebelum pelonggaran diumumkan,” kata Holmes. (REUTERS)