Kematian di Provinsi Hubei Nol, Para Pencari Kerjanya Alami Diskriminasi
Meskipun Provinsi Hubei dengan Wuhan sebagai ibu kotanya telah dibuka dari penguncian, kini warga setempat mesti menghadapi penolakan dan diskriminasi, terutama dalam mencari atau melamar pekerjaan di luar Hubei.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
WUHAN, SELASA —Komisi Kesehatan China, Selasa (14/4/2020), melaporkan, tidak ada atau nol kasus kematian akibat Covid-19 di Provinsi Hubei, Senin kemarin. Kemajuan itu diraih setelah terjadi penurunan hingga hanya dua kasus kematian, Minggu (12/4/2020). Hubei merupakan wilayah asal penyakit Covid-19.
Meskipun Provinsi Hubei dengan Wuhan sebagai ibu kotanya telah dibuka dari penguncian, kini warga setempat mesti menghadapi penolakan dan diskriminasi, terutama dalam mencari atau melamar pekerjaan di luar Hubei
Total kasus terinfeksi penyakit Covid-19 di China daratan per 13 April 2020 ada 82.249 kasus dengan total 3.341 kasus kematian. Untuk kasus positif Covid-19 tanpa gejala pada Senin lalu dilaporkan 54 kasus, sehari sebelumnya 61 kasus.
Secara keseluruhan, Komisi Kesehatan China melaporkan, pada 13 April 2020 setidaknya ada 89 kasus virus korona baru. Jumlah itu sudah menurun dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang mencatat 108 kasus.
Dari total jumlah kasus tersebut, 86 kasus merupakan kasus impor. Jumlah kasus Covid-19 impor turun dari 98 kasus sehari sebelumnya. China telah melaporkan sebelumnya bahwa 79 dari kasus impor hari itu berada di Provinsi Heilongjiang, China timur laut, yang berbatasan dengan Rusia.
Eksperimen dua vaksin
Media Pemerintah China, Xinhua, Selasa (14/4/2020), melaporkan bahwa China telah menyetujui eksperimen dua vaksin untuk uji coba pada manusia untuk tahap awal. Ini adalah upaya China untuk memerangi virus korona tipe baru yang menewaskan lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia.
Dua vaksin tersebut sedang dikembangkan unit Sinovac Biotech yang terdaftar di Nasdaq yang berbasis di Beijing dan oleh Institut Produk Biologi Wuhan, afiliasi dari Grup Farmasi Nasional China.
Pada Maret 2020, China mendapat lampu hijau untuk uji klinis lain untuk calon vaksin virus korona yang dikembangkan Akademi Ilmu Kedokteran Militer China. Akademi itu didukung militer dan perusahaan bioteknologi yang terdaftar di Hong Kong, CanSino Bio.
Hal itu terjadi tak lama setelah pengembang obat Amerika Serikat, Moderna, menyatakan telah memulai tes pada manusia untuk vaksin mereka, hasil kerja sama dengan Institut Kesehatan Nasional AS.
Diskriminasi
Dari Wuhan dilaporkan bahwa meskipun Provinsi Hubei telah dibuka dari penguncian selama 2,5 bulan, kini warga Hubei menghadapi penolakan dan diskriminasi dari warga China di luar Provinsi Hubei.
Menurut banyak warga Hubei, mereka menghadapi diskriminasi dalam pencarian pekerjaan. ”Ketika mereka tahu saya dari Hubei, mereka langsung meminta maaf atau mereka langsung mengatakan, Anda tidak cocok,” kata Li, perempuan berusia 25 tahun dari Provinsi Hubei saat mencari pekerjaan baru.
Li mengatakan bahwa dirinya telah mengirim resume atau surat lamaran pekerjaan ke hampir 50 perusahaan sejak pertengahan Maret 2020 setelah tawaran pekerjaan gagal didapatnya selama wabah virus korona.
Laporan berita dan unggahan media sosial mengungkapkan banyak contoh perlakuan yang lebih ketat untuk orang-orang dari Provinsi Hubei, seperti pemilik flat atau apartemen yang menolak untuk menyewakan flatnya pada mereka yang berasal dari Hubei.
Li Guoqiang, pengacara asal Hubei, menawarkan saran gratis kepada mereka yang menghadapi diskriminasi. Li Guoqiang mengatakan bahwa dirinya memahami kekhawatiran pengusaha mengingat dampak potensial jika staf mereka ternyata mengidap virus korona.
”Jika ada satu kasus positif Covid-19 kembali bekerja, seluruh perusahaan harus berhenti,” kata Li Guoqiang.
Media Pemerintah China memuji warga Wuhan dan Hubei sebagai pahlawan. Pada akhir Maret, penyiar CCTV melalui sebuah segmen acara di televisi mendesak warga China tidak mendiskriminasi mereka yang berasal dari Provinsi Hubei. ”Warga Hubei bukan virus” adalah ungkapan yang dibangun CCTV dalam kampanye media sosial.
Ketika lebih banyak orang meninggalkan Hubei dan ekonomi China kembali normal, banyak orang menjadi khawatir tentang risiko dari mereka yang sebenarnya pengidap Covid-19, tetapi tidak menunjukkan gejala. Ada banyak kasus tanpa gejala yang baru dilaporkan China pada pekan lalu. (REUTERS)