Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, mengajak umatnya di seluruh dunia untuk membangkitkan harapan dan menebarkan cinta kasih di tengah berbagai upaya memerangi pandemi global Covid-19.
Oleh
·3 menit baca
VATIKAN, MINGGU — Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, mengajak umatnya di seluruh dunia untuk membangkitkan harapan dan menebarkan cinta kasih di tengah berbagai upaya memerangi pandemi global Covid-19. Pandemi yang melingkupi perayaan Paskah bisa diatasi dengan memunculkan solidaritas global, antarnegara dan masyarakat.
Paus menyampaikan pesan Urbi et Orbi atau Untuk Kota (Roma) dan Dunia pada misa Paskah, Minggu (12/4/2020), di Basilika Santo Petrus, Vatikan, yang kosong. Untuk pertama kali dalam sejarah kekristenan, misa Paskah dibawakan secara virtual. Umat mengikuti dari rumah mereka di seluruh dunia karena penguncian atau pembatasan akibat pandemi Covid-19.
Pelataran Basilika Santo Petrus yang biasanya dipenuhi sedikitnya 10.000 peziarah dari seluruh dunia tampak kosong. Di dalam basilika, Paus memimpin misa dengan ditemani tidak lebih dari 20 pastor, suster, dan petugas kor.
Sementara dalam misa vigili Paskah, Sabtu malam, Paus mengajak umat Katolik untuk tidak menyerah pada rasa takut dan tetap memiliki asa dalam memerangi pandemi Covid-19. ”Bagi banyak orang, ini adalah hari Paskah yang sunyi, hidup di tengah kesedihan dan kesulitan yang disebabkan pandemi, dari penderitaan fisik hingga kesulitan ekonomi,” katanya.
Paus berpesan kepada seluruh umat Katolik untuk tidak menambah kepanikan di tengah pandemi, tetapi membangkitkan harapan dan menebarkan kasih kepada yang membutuhkan pertolongan, serta memberikan penghiburan kepada yang berduka atau bersedih hati.
Dari London, Inggris, dilaporkan, Ratu Inggris Elizabeth II (93) selaku Pemimpin Gereja Katolik Anglikan dalam pesan Paskah-nya mengatakan, Paskah tahun ini tidak dibatalkan, tetapi dirayakan secara berbeda tanpa umat akibat pandemi. ”Tahun ini, Paskah berbeda bagi kita. Dengan memisahkan diri, kita menjaga orang lain agar aman,” kata Ratu.
Di Tanah Air
Perayaan misa Paskah di Tanah Air pun tanpa kehadiran umat di gereja-gereja. Perayaan misa dan kebaktian di sejumlah gereja Kristen dan Katolik di Jakarta, misalnya, dilakukan secara virtual melalui berbagai saluran, yaitu radio, televisi, dan media daring. Gereja yang biasanya riuh tampak sepi.
Dalam peringatan Paskah di tengah pandemi Covid-19, umat Kristiani di Tanah Air diajak untuk memberikan layanan kuat dari tingkat keluarga kepada warga sekitarnya. Solidaritas penting untuk memutus rantai penularan penyakit itu. ”Kita (umat Kristiani) tidak boleh membiarkan pandemi korona bermutasi sebagai epidemi keputusasaan. Keyakinan Tuhan kita adalah Tuhan kehidupan.
Tentu (itu) memberi konsekuensi etis bagi kita untuk selalu mengembangkan perilaku pro hidup yang membela dan merawat kehidupan secara khusus dalam korona ini,” ujar Pendeta Jacky Manuputty, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), dalam konferensi daring, Minggu (12/4).
Sebelumnya, pemuka agama di Indonesia telah sepakat mengajak umatnya masing-masing untuk tidak beribadah bersama di rumah ibadah, tetapi di rumah masing-masing. Terkait itu, misa hari Paskah di Gereja Katedral Jakarta juga tanpa kehadiran umat.
Dalam misa yang disiarkan langsung oleh sejumlah stasiun televisi pada pukul 09.00-10.00, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Kardinal Suharyo mengatakan, Covid-19 terjadi akibat dosa ekologis. Umat harus menjadi terdepan dalam menghentikan dosa ekologis. Dari Surabaya (Jawa Timur), Purwokerto dan Semarang (Jawa Tengah), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), dan Ambon (Maluku) juga dilaporkan, para uskup dan pendeta memimpin ibadah secara daring.
Umat diajak menghayati Paskah dengan berkorban dengan tetap tinggal di rumah sesuai protokol kesehatan pemerintah. Umat diajak membangkitkan harapan di tengah kekalutan, ketakutan, dan kesedihan akibat pandemi.