Paus Serukan agar Umat Punya Harapan dan Keberanian Menghadapi Pandemi
Di tengah pandemi virus korona yang kini melanda dunia, Paus Fransiskus menyampaikan pesan Paskah yang mengajak umat Katolik di seluruh dunia untuk berfokus pada harapan dan keberanian.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·5 menit baca
AFP PHOTO / VATICAN MEDIA
Foto yang dirilis kantor Media Vatikan, Sabtu (11/4/2020), ini memperlihatkan Paus Fransiskus menyampaikan homili saat memimpin misa malam Paskah di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Sabtu.
VATIKAN, MINGGU — Paus Fransiskus mengajak umat Katolik di seluruh dunia untuk tidak menyerah pada rasa takut dan tetap memiliki harapan. Paus juga menyerukan dalam pesan Paskah agar perang segera diakhiri.
Homili Paus Fransiskus ketika memimpin misa malam Paskah di Basilika Santo Petrus di Vatikan, Sabtu (11/4/2020) malam, berfokus pada dua karunia yang ditawarkan oleh Yesus Kristus yang Bangkit kepada setiap murid dari segala zaman, yakni harapan dan keberanian.
Basilika Santo Petrus di Vatikan nyaris kosong. Perayaan misa malam Paskah di Basilika Santo Petrus Vatikan ini biasanya dihadiri 10.000 umat Katolik. Namun, karena pandemi virus korona, umat yang hadir pada Sabtu malam kemarin hanya sekitar 20-an orang, termasuk diakon, petugas altar, dan paduan suara yang jumlah anggotanya lebih kecil.
REUTERS/ALBERTO PIZZOLI/POOL
Para biarawati duduk di dekat cabang-cabang pohon palem saat menunggu dimulainya misa Minggu Palma yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus, Vatikan, 5 April 2020.
Perayaan Paskah yang dipimpin Paus Fransiskus di tengah pandemi korona, diikuti jutaan umat Katolik di seluruh dunia di rumah masing-masing dengan mengakses televisi, radio, Youtube, ataupun platform digital lainnya. Karena situasi pandemi, beberapa tradisi dalam perayaan misa malam Paskah ditiadakan, seperti pembaptisan dan prosesi panjang di lorong utama basilika.
Dalam homilinya, seperti dilaporkan laman Vaticannews.va, Paus Fransiskus mengaitkan kisah di dalam Injil yang menceritakan tentang para perempuan yang aktif pada Sabtu Suci pertama. Yesus yang telah wafat disalib pada Jumat Agung tidak melumpuhkan para perempuan ini. Sebaliknya, mereka melakukan sesuatu yang ”sederhana, tetapi luar biasa”. Mereka mempersiapkan di rumah rempah-rempah untuk ”mengurapi” tumbuh Yesus. Bunda Maria, Ibu Yesus, menghabiskan hari itu dalam doa.
Pada hari Minggu, dua perempuan, yakni Maria Magdalena dan Maria lainnya, merasa ketakutan karena menemukan bahwa kuburan Yesus telah kosong. Ternyata Yesus telah bangkit dari kematian. Paus Fransiskus mengatakan bahwa situasi dunia saat ini tidak pasti karena pandemi virus korona. Namun, ada harapan yang datang dari Tuhan. Ini bukan sekadar optimisme.
Paus menjelaskan, ini ”hadiah dari surga” yang belum kita ”hasilkan sendiri”. ”Semua akan baik-baik saja dan telah menjadi nyanyian kami dalam beberapa minggu terakhir. Tetapi, dengan berlalunya minggu-minggu, ’harapan yang paling berani dapat hilang’. Harapan kita adalah pada seseorang yang muncul dari tempat di mana tidak ada orang lain yang pernah muncul, yaitu makam,” kata Paus Fransiskus mengenai kebangkitan Yesus.
Seorang wanita berjalan melewati para jurnalis yang berdiri di depan Lapangan Basilika Santo Petrus di Vatikan saat Paus Fransiskus merayakan misa Minggu Palma, Minggu (5/4/2020).
Keberanian
”Ada ketakutan tentang masa depan dan semua perlu dibangun kembali. Memori yang menyakitkan, harapan terputus. Bagi mereka, bagi kita, saat itu adalah saat yang paling gelap,” kata Paus Fransiskus dalam homilinya.
”Jangan takut, jangan menyerah pada ketakutan. Ini adalah pesan harapan. Ini ditujukan kepada kita, hari ini. Ini adalah kata-kata yang diulangi Tuhan kepada kita malam ini juga,” kata Paus Fransiskus.
”Karunia keberanian Tuhan hanya dapat diterima dengan menggulingkan batu yang paling kecil sekalipun yang mungkin telah kita tempatkan di hadapan hati kita. Cahaya Tuhan yang bangkit dengan demikian dapat menembus ketakutan kita yang terdalam. Sama seperti Yesus mendahului murid-murid-Nya ke Galilea, demikian pula Tuhan mendahului kita,” kata Paus Fransiskus.
Jangan takut, jangan menyerah pada ketakutan. Ini adalah pesan harapan. Ini ditujukan kepada kita, hari ini.
Paus mendorong semua orang untuk menjadi ”pembawa pesan kehidupan di saat kematian”. Dia juga mengecam perdagangan senjata dan mendesak mereka untuk melakukan hal-hal yang lebih baik untuk membantu orang miskin.
”Mari kita heningkan tangisan kematian, tidak ada lagi perang! Semoga kita menghentikan produksi dan perdagangan senjata karena kita membutuhkan roti, bukan senjata,” kata Paus Fransiskus.
”Semoga tindakan aborsi dan pembunuhan orang-orang tak berdosa segera berakhir. Semoga hati mereka yang cukup berada, terbuka untuk mengisi tangan-tangan kosong mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya,” lanjut Paus.
AFP/REMO CASILLI / POOL
Paus Fransiskus memimpin misa malam Paskah di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Sabtu (11/4/2020).
Pada acara puncak pada hari Minggu Paskah (12/4/2020), Paus Fransiskus memimpin misa Minggu Paskah dan menyampaikan pesan ”Urbi et Orbi” (kepada kota dan dunia). Misa Minggu Paskah biasanya dihadiri hingga 100.000 orang di Lapangan Basilika Santo Petrus. Namun, di tengah pandemi korona tahun ini, misa diadakan di dalam gereja dengan jemaat secara simbolis kurang dari 20 orang.
Paskah yang berbeda
Dari London, Inggris, dilaporkan bahwa Ratu Inggris Ratu Elizabeth II (93) pada Sabtu (11/4/2020) mengatakan, virus korona tidak mengalahkan kita. Sebagai simbol kepala Gereja Inggris, Ratu Elizabeth menyatakan bahwa Paskah tahun ini tidak dibatalkan. Hanya Paskah tahun ini berbeda bagi kita.
”Tahun ini, Paskah akan berbeda bagi kita. Dengan memisahkan diri, kita menjaga orang lain agar aman. Paskah tidak dibatalkan. Memang, kita membutuhkan Paskah sebanyak yang pernah ada,” kata Ratu Elizabeth.
Minggu lalu, Elizabeth berpidato untuk kelima kalinya melalui televisi selama berkuasa selama 68 tahun sebagai Ratu Inggris. Dia mengatakan bahwa jika warga Inggris tegas dalam menghadapi kebijakan penguncian dan isolasi diri, mereka akan mengalahkan pandemi Covid-19.
AFP/ISABEL INFANTES
Warga berhenti untuk melihat dan memotret foto Ratu Inggris Elizabeth II saat menyampaikan pidato terhadap warga Inggris dan negara-negara Persemakmuran terkait pandemi Covid-19 di sebuah papan iklan di Piccadilly Circus, London, Inggris, 9 April 2020.
Pada kesempatan pidato pesan Paskah, Ratu Elizabeth II merujuk pengalamannya tentang Perang Dunia II. Namun, kali ini ia menggunakan pesan Paskah guna memperkuat pesan itu.
”Kristus yang bangkit pada Hari Paskah pertama memberikan pengikutnya harapan baru dan tujuan baru dan kita semua dapat mengambil hikmah dari ini,” kata Ratu Elizabeth dalam rekaman audio di Twitter.
”Kita tahu bahwa virus korona tidak akan mengalahkan kita. Gelap kematian dirasakan bagi mereka yang menderita kesedihan, tetapi cahaya dan kehidupan lebih besar. Semoga nyala api harapan Paskah yang hidup menjadi panduan yang mantap saat kita menghadapi masa depan,” ujar Ratu Elizabeth.
Pesan Ratu Elizabeth itu disampaikan pada saat jumlah kematian di Inggris akibat Covid-19 mendekati 10.000, dengan 917 kematian baru dilaporkan oleh pejabat kesehatan pada hari Sabtu lalu.
Ratu Elizabeth biasanya bergabung dengan anggota senior keluarga kerajaan lainnya pada upacara Paskah tradisional di Windsor Castle, tempat ia tinggal bersama suaminya, Pangeran Philip (98). Namun, tahun ini mereka tidak berkumpul bersama karena ada pembatasan pertemuan sosial, termasuk layanan gereja.
”Saya berharap setiap orang dari semua agama dan denominasi memperoleh Paskah yang diberkati,” kata Ratu Elizabeth.