Kota Harbin Terapkan Karantina 28 Hari bagi Pengunjung dari Luar Negeri
Selain masa karantina diperpanjang 14 hari, para pengunjung di kota Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang, China, yang berbatasan dengan Rusia, juga akan menjalani dua tes, yakni tes asam nukleat dan tes antibodi.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
SHANGHAI, MINGGU — Kota Harbin di China timur laut akan menerapkan karantina selama 28 hari untuk semua kedatangan dari luar negeri. Semula, mereka yang memasuki Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang, China, yang berbatasan dengan Rusia ditahan di pusat karantina selama 14 hari. Namun, kini karantina diperpanjang di rumah masing-masing selama 14 hari sehingga total lama karantina menjadi 28 hari.
Perpanjangan masa karantina tersebut disampaikan oleh Pemerintah Kota Harbin melalui sebuah pernyataan yang diunggah secara daring, Minggu (12/4/2020).
Selain masa karantina diperpanjang 14 hari, para pengunjung di kota itu juga akan menjalani dua tes, yakni tes asam nukleat dan tes antibodi. Pemerintah juga memberlakukan penguncian selama 14 hari di kompleks perumahan tempat ditemukannya kasus virus korona yang terkonfirmasi dan tanpa gejala.
China mencatat jumlah kasus virus impor harian tertinggi, yakni 97 kasus baru, pada Minggu (12/4/2020). Tidak ada kematian baru yang dilaporkan pada Minggu.
China secara umum telah berhasil mengendalikan penyebaran wabah virus korona secara domestik. Namun, kini China harus menghadapi pertempuran baru melawan kasus-kasus penularan impor dari luar negeri, yang sebagian besar dibawa oleh warga negara China yang kembali dari luar negeri.
Ekonomi Asia Selatan
Sementara itu, terkait penyebaran virus korona di wilayah Asia Selatan, Bank Dunia mengatakan bahwa area Asia Selatan kini mengalami kinerja ekonomi terburuk dalam 40 tahun akibat virus korona. Ditambah sebelum korona muncul pun, situasi ekonomi beberapa negara Asia Selatan sudah memburuk.
Para ahli mengkhawatirkan kota-kota yang padat penduduk di India, Bangladesh, Pakistan, dan Afghanistan akan menjadi titik penularan virus korona berikutnya.
India, Bangladesh, Pakistan, Afghanistan, dan negara-negara kecil lainnya mempunyai total populasi 1,8 miliar jiwa. Beberapa kota di negara-negara tersebut merupakan kota terpadat di dunia. Para ahli mengkhawatirkan kota-kota yang padat penduduk ini akan menjadi titik penularan virus korona berikutnya.
Efek ekonomi yang mengerikan sudah terbukti. Kebijakan penutupan di beberapa negara tersebut telah membekukan sebagian besar aktivitas sehari-hari. Sejumlah besar pekerja miskin tiba-tiba harus menganggur, tanpa pekerjaan dan tak memiliki uang untuk menopang hidup sehari-hari.
Jumlah kasus virus korona telah meningkat di Distrik Dharavi, Mumbai, salah satu daerah kumuh terbesar di Asia dan menjadi terkenal setelah menjadi latar film Slumdog Millionaire yang menjadi pemenang Piala Oscar 2008.
Juru bicara Dewan Kota Mumbai, Vijay Khabale-Patil, Minggu, mengatakan, sekarang di Mumbai ada 43 kasus positif Covid-19, termasuk empat kematian, di area kumuh tersebut.
Kasus di Australia
Di Tasmania, Australia, 35 petugas layanan kesehatan di dua rumah sakit di Tasmania telah dites positif terkena virus korona. Kedua fasilitas kesehatan atau rumah sakit tersebut ditutup sementara untuk dilakukan pembersihan. Semua staf di North West Regional Hospital dan North West Private Hospital di Burnie, sebuah kota pelabuhan kecil, juga akan dikarantina selama dua minggu.
Komisi Tinggi Australia, Minggu, mengatakan, lebih dari 400 orang—sebagian besar warga Australia—telah meninggalkan New Delhi, India, dengan menumpang penerbangan carter menuju Melbourne, Australia.
Penerbangan itu mengangkut ratusan penumpang, termasuk 430 warga Australia dan 14 Selandia Baru. Akan ada penerbangan carter lainnya dalam beberapa hari mendatang yang akan membawa warga Australia pulang ke Australia. (REUTERS/AFP)