Kesepakatan Pemangkasan Produksi Minyak Dunia Terganjal Sikap Meksiko
Pemotongan produksi minyak akan dilakukan sebesar 10 juta barel per hari (bph) atau 10 persen dari pasokan global hingga Juli mendatang, dan setelah itu sebesar 8 juta barel bph hingga akhir tahun ini.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·5 menit baca
DUBAI, JUMAT – Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang digalang Arab Saudi, dan sejumlah negara lain produsen minyak, khususnya Rusia, Jumat (10/4/2020), menyepakati pemotongan produksi minyak sebesar 10 persen dari pasokan global saat ini. Namun, kesepakatan itu belum bulat karena Meksiko belum bergabung dalam kesepakatan. Mereka juga masih menunggu keputusan Amerika Serikat terkait volume produksi minyak serpihnya.
Pemotongan produksi minyak akan dilakukan sebesar 10 juta barel per hari (bph) atau 10 persen dari pasokan global hingga Juli mendatang, dan setelah itu sebesar 8 juta barel bph hingga akhir tahun ini. OPEC menyebutkan, kesepakatan tersebut juga menyerukan pemotongan produksi sebesar 6 juta bph selama 16 bulan mulai tahun Januari 2021 hingga April 2022.
Kesepakatan pengurangan produksi minyak itu diambil guna mendongkrak harga minyak dunia yang anjlok akibat melimpahnya pasokan di pasar minyak dunia pasca-gagalnya OPEC dan Rusia mencapai kesepakatan pengurangan produksi, awal Maret lalu. Anjloknya harga minyak diperparah oleh pandemi Covid-19 yang, antara lain, menghentikan industri perjalanan sehingga menyebabkan permintaan terhadap minyak merosot tajam. Permintaan bahan bakar global anjlok sekitar 30 juta bph atau 30 persen dari pasokan global.
Harga minyak mencapai level terendah dalam 18 tahun pada bulan lalu. Di pasar minyak Brent, Kamis lalu, minyak diperdagangkan sekitar 32 dollar AS per barel. Level harga ini merupakan setengah dari level harganya pada akhir 2019.
"Covid-19 adalah makhluk berbahaya tidak terlihat yang berdampak pada semua hal," kata Mohammed Barkindo, Sekretaris Jenderal OPEC, di awal pertemuan, seperti dilansir dalam keterangan tertulis. "Ada awan kelabu menggantung di atas kita semua. Kami tak ingin awan ini menyelubungi kami. (Situasi) ini akan menghadirkan dampak menghancurkan dan berjangka panjang terhadap keseluruhan industri."
Ada awan kelabu menggantung di atas kita semua. Kami tak ingin awan ini menyelubungi kami.
Kesepakatan antara OPEC dan non-OPEC, yang kerap disebut dengan OPEC+, dibahas dalam pertemuan maraton melalui video konferensi, yang berlangsung hingga Jumat dini hari. Namun, Menteri Perminyaan Kuwait, Khaled al-Fadhel, mengungkapkan bahwa Meksiko menyatakan menunda untuk ikut bergabung dalam kesepakatan OPEC+ terkait pemotongan produksi minyak itu.
Negosiasi sekaligus pembahasan tentang produksi minyak dilanjutkan, Jumat kemarin, oleh para menteri energi negara-negara anggota Kelompok 20 (G-20). Pertemuan virtual juga dipimpin Arab Saudi, yang tahun ini menjadi ketua G-20.
OPEC+, dipimpin Arab Saudi dan Rusia, Jumat kemarin, diperkirakan mendesak Meksiko agar mendukung kesepakatan tersebut. Selain pemotongan produksi 10 juta bph, pemotongan lain sebesar 5 juta bph juga diharapkan datang dari negara lain. Pemangkasan produksi sebesar 15 juta bph belum pernah terjadi sebelumnya. Karena itu, OPEC+ juga mengharapkan AS dan produsen lain untuk bergabung dalam kesepakatan ini.
Meski demikian, andai berhasil disepakati, pemangkasan sebesar itu diperkirakan masih tidak akan mampu mengonversi anjloknya permintaan sekaligus kecepatan negara-negara produsen untuk mengisi stok minyak mereka.
Seorang pejabat Gedung Putih mengungkapkan, Presiden AS Donald Trump menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud tentang perundingan OPEC+. Salah satu pejabat OPEC+ mengatakan, skala krisis saat ini membutuhkan keterlibatan semua produsen.
"Kami mengharapkan produsen lain di luar klub OPEC + untuk bergabung dengan langkah-langkah, yang mungkin terjadi besok (Jumat kemarin) selama G-20," kata Kirill Dmitriev, Kepala Dana Investasi Rusia dan salah satu negosiator minyak Moskwa.
Pihak OPEC dan sumber-sumber Rusia mengatakan, mereka mengharapkan produsen lain untuk menambah volume pengurangan 5 juta bph. Namun, OPEC + dalam pernyataannya tidak menyebutkan kondisi seperti itu.
Dimulai, Mei
Dokumen OPEC+ menunjukkan bahwa negara-negara yang tergabung dalam kesepakatan itu akan memangkas produksi sebesar 10 juta bph pada Mei hingga Juni tahun ini. Semua anggota akan mengurangi produksi mereka sebesar 23 persen. Arab Saudi dan Rusia masing-masing memotong produksi 2,5 juta bph, sedangkan Irak memotong lebih dari 1 juta bph.
Berdasarkan rencana tersebut, OPEC+ kemudian akan mengurangi pemotongan menjadi 8 juta bph dari Juli hingga Desember dan mengurangi mereka menjadi 6 juta bph dari Januari 2021-April 2022.
Sebelum perundingan, Moskwa dan Riyadh berselisih mengenai tingkat produksi apa dan bagaimana yang akan digunakan untuk menghitung pengurangan. Hal ini setelah Arab Saudi menaikkan pasokannya pada April ke rekor 12,3 juta bph. Dari sisi volume, jumlahnya naik dari di bawah 10 juta bph pada bulan Maret. Produksi Rusia, telah berjalan di level 11,3 juta bph.
Dokumen OPEC+ juga menunjukkan kesepakatan bahwa pemotongan akan dilakukan dari level volume 11 juta bph. "Kami telah berhasil mengatasi perbedaan. Ini akan menjadi kesepakatan yang sangat penting. Ini akan memungkinkan pasar minyak untuk memulai jalan menuju pemulihan," kata Dmitriev. Dmitriev adalah pejabat pertama pada bulan lalu yang mengusulkan kesepakatan produksi minyak yang melibatkan anggota selain OPEC+.
Amerika Serikat, yang produksinya melonjak melampaui produksi Saudi dan Rusia, diundang ke perundingan OPEC+ pada Kamis. Namun, tidak jelas apakah negara itu telah bergabung dalam konferensi video. Brasil, Norwegia, dan Kanada juga diundang.
Para pejabat AS sebelumnya telah mengatakan bahwa produksi AS akan turun secara alami selama dua tahun. Namun, Washington belum berkomitmen untuk pengurangan apa pun terkait dengan posisi dan kesepakatan OPEC+.
Provinsi penghasil minyak utama Kanada, Provinsi Alberta, mengatakan bahwa produksi minyaknya telah turun dan belum diminta oleh OPEC untuk pengurangan lebih lanjut. Provinsi itu mengatakan mendukung gagasan AS untuk tarif impor minyak mentah.
Beberapa negara bagian AS dapat memerintahkan perusahaan swasta untuk membatasi produksi di bawah perintah yang jarang digunakan. Regulator minyak di Texas, wilayah produsen terbesar di AS, menyatakan dengan volume produksi sekitar 5 juta bph, akan bertemu pada 14 April untuk membahas kemungkinan pembatasan. (AP/REUTERS/SAM)