Male
Olivia dan Raul De Freitas, pasangan pengantin baru asal Afrika Selatan, semula hanya ingin berbulan madu selama enam hari di resor Cinnamon Velifushi, Maladewa. Setelah berkonsultasi dengan agen perjalanan mereka terkait dengan kebijakan penutupan wilayah (lockdown) di banyak negara, termasuk negara yang menjadi tujuan transit, pasangan ini tiba di Maladewa pada 22 Maret. Menurut rencana, mereka akan kembali ke Johannesburg, Afrika Selatan, pada akhir Maret.
Namun, baru tiga hari menikmati bulan madu, mereka mendapat kabat bahwa bandara di Johannesburg akan ditutup mulai Kamis (26/3/2020) tengah malam. Berhitung, mereka tidak akan kembali tepat waktu.
Di tengah-tengah bulan madu, mereka berusaha untuk menjalin kontak dengan konsulat Afrika Selatan di Maladewa. Mereka mendapat kabar bahwa bersama sekitar 40 orang WN Afsel yang ada di Maladewa, keduanya bisa langsung terbang ke Johannesburg dengan menyewa pesawat pribadi. Namun, biayanya mencapai 104.000 dollar AS atau setara Rp 1,685 miliar. Alamak!
Ternyata, tidak semua warga Afsel itu mau merogoh koceknya dalam-dalam. Kalau hanya sebagian yang ikut, biaya yang ditanggung masing-masing akan semakin besar. Opsi itu pun batal.
Hingga akhir Maret, belum ada kepastian kapan dan bagaimana mereka bisa kembali ke Afsel. Dalam ketidakpastian itu, keduanya berusaha menikmati bulan madu mereka. Bahkan, mereka menjadi satu-satunya tamu di resor tersebut. Resor yang semula bisa dihuni sekitar 180 tamu, kini hanya menjadi ”milik” Olivia dan Raul. Ballroom besar, ruang makan, bar, hingga meja biliar dan pantai, seakan menjadi milik mereka berdua. Pasangan pengantin baru itu adalah tamu yang tersisa di resor tersebut. Amboi!
Akan tetapi, pada saat yang sama, tagihan untuk mereka terus membengkak meski manajemen resor telah memberi harga khusus bagi keduanya. Seperti dilansir The New York Times, tabungan mereka untuk uang muka rumah terus tergerus untuk biaya ”bulan madu” ini. Oops....
Baru pada 5 April mereka mendapat kabar bahwa Pemerintah Afsel akan memfasilitasi kepulangan mereka. Mereka hanya punya waktu sekitar satu jam untuk berkemas dan menuju ke pulau utama di Maladewa, berkumpul dengan sesama warga Afsel yang terjebak di pulau tropis itu.
Menurut rencana, mereka akan dipindahkan ke resor lain sambil menunggu kepastian kepulangan ke Johannesburg. Namun, sampai berita ini ditulis, kabar kepulangan itu belum bisa dipastikan juga. Kalau sudah seperti ini, bulan madu di tengah pandemi korona baru mesti disyukuri atau disesali?
(REUTERS)