Terapi Plasma Pulihkan Dua Pasien Lansia di Korsel
Para ilmuwan Korsel telah menunjukkan manfaat potensial plasma atau cairan darah dari orang yang pulih.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
SEOUL, SELASA — Para peneliti, Selasa (7/4/2020), menyampaikan, dua pasien lanjut usia yang mengidap penyakit Covid-19 akibat virus korona baru (SARS-CoV-2) di Korea Selatan akhirnya pulih dari pneumonia berat setelah menjalani terapi plasma dari para penyintas.
Berita kesembuhan dua pasien lanjut usia (lansia) itu menawarkan harapan dalam menghadapi pandemi global saat ini.
Para ilmuwan telah menunjukkan manfaat potensial plasma atau cairan darah dari orang yang pulih. Terapi plasma dari orang yang telah mengembangkan antibodi terhadap virus korona itu memungkinkan tubuh pasien Covid-19 memiliki kemampuan untuk menyerang virus tersebut.
Sejak muncul di China pada pertengahan Desember 2019, SARS-CoV-2 telah menewaskan hampir 75.000 orang. Para produsen obat di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin dan perawatan untuk Covid-19 ini.
”Terapi plasma dapat menjadi pengobatan alternatif untuk pasien dalam kondisi kritis yang tidak bisa diobati dengan obat antivirus,” kata Choi Jun-yong, dokter dan peneliti di Severance Hospital Seoul, tempat kedua pasien lansia itu dirawat.
Pengobatan alternatif
Choi Jun-yong mengatakan bahwa uji klinis skala besar tetap diperlukan untuk membuktikan efektivitas terapi plasma tersebut.
Salah satu dari dua pasien tersebut adalah seorang pria berusia 71 tahun tanpa kondisi mendasar. Kesehatannya membaik ketika dilakukan terapi plasma dari pasien berusia 20-an yang pulih dari Covid-19, dilakukan bersama dengan terapi steroid. Dia awalnya diberi obat malaria dan respirator untuk pneumonia berat yang dideritanya.
Sementara pasien lain adalah seorang perempuan berusia 67 tahun. Perempuan ini juga tidak dapat diobati saat pengobatan awal dengan menggunakan obat malaria, obat HIV, dan terapi oksigen.
Menurut para peneliti, perempuan ini mulai pulih setelah menerima terapi plasma dan steroid pada saat yang sama.
Dipublikasikan
Temuan para peneliti ini kemudian dipublikasikan di Journal of Korean Medicine. Kwon Jun-wook, seorang pejabat di Kantor Pusat Pengendalian Penyakit Central Seoul, mengatakan bahwa terapi plasma adalah hal ”penting” yang harus segera dilakukan ketika saat ini tidak ada vaksin atau pengobatan yang tersedia untuk mengatasi virus korona.
Kwon Jun-wook meminta para ahli memeriksa segera dua kasus pasien lansia yang berhasil pulih tersebut. Dia mengatakan, penelitian tentang plasma dan terapi lain akan dilakukan dengan cepat.
Studi kecil pada plasma telah menunjukkan efektivitasnya dalam mengobati penyakit menular, termasuk ebola dan SARS.
Uji coba terapi plasma ini dimulai di Perancis pada Selasa (7/4/2020) yang melibatkan 60 pasien di rumah sakit Paris. Setengah dari mereka akan menerima plasma dari pasien Covid-19 yang berhasil pulih.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mengizinkan dokter bereksperimen dengan strategi melawan virus korona dan tes juga dilakukan di China.
Korsel mengalami situasi yang buruk di saat awal pandemi Covid-19 karena ratusan orang terkena virus tersebut dalam beberapa hari. Namun, Korsel tampaknya berhasil mengendalikannya berkat program ”melacak jejak, tes, dan pengobatan” yang dilakukan secara luas. (AFP)