Penjabat Perdana Menteri Irlandia pun rela menjadi dokter. Teladan lewat tindakan juga ditunjukkan para pejabat India, yakni rela gaji dan tunjangan mereka dipangkas 30 persen untuk penanganan Covid-19.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
REUTERS/LORRAINE O'SULLIVAN
Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar seusai pemilu pada 9 Februari 2020. Ia memutuskan kembali jadi dokter, profesi yang ditinggalkan tujuh tahun lalu, untuk membantu penanganan dampak Covid-19.
Pandemi virus korona baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan penyakit Covid-19 bukan hanya tentang jumlah infeksi dan kematian yang masih terus bertambah setiap hari. Pandemi ini juga terus melahirkan nilai-nilai keteladanan dan solidaritas yang tinggi dari negara-negara di dunia.
Teladan lewat tindakan ditunjukkan penjabat Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar. Ia menjawab imbauan kantor layanan kesehatan Irlandia, HSE, dengan menjadi dokter konseling yang melayani pasien lewat panggilan telepon. Anak dokter imigran dari India itu memang tidak berhadapan langsung dengan pasien.
Maret lalu, HSE telah mengimbau semua orang yang berlatar pendidikan kesehatan dan yang tidak bekerja di sektor itu agar menjadi sukarelawan dalam penanganan penyakit Covid-19. Imbauan itu disampaikan di tengah laju infeksi dan kematian akibat SARS-CoV-2.
”Dokter Varadkar mendaftar ulang bulan lalu”, demikian pernyataan resmi kantor PM Irlandia.
Sebelum menjadi politisi, Varadkar memang dokter umum. Ayahnya dokter, ibunya perawat, sementara pasangannya dokter jantung.
AFP PHOTO/IRISH GOVERNMENT
PM Irlandia Leo Varadkar (tengah) saat mengunjungi Satuan Gugus Tugas Bersama Pertahanan (JTF) di McKee Barracks di Dublin, Irlandia, dalam foto yang dirilis Pemerintah Irlandia, 6 April 2020.
”Dia menawarkan layanan kepada HSE untuk sekali dalam sepekan sesuai dengan wilayah praktiknya. Banyak keluarga dan temannya bekerja di bidang pelayanan kesehatan. Dia ingin membantu walau sekecil apa pun,” demikian tercantum dalam sebuah pernyataan kantor Varadkar.
Gaji presiden dipotong
Teladan lewat tindakan juga ditunjukkan para pejabat India. Dalam rapat pada Senin (6/4/2020) diputuskan, gaji dan tunjangan presiden, wakil presiden, perdana menteri, menteri, gubernur, dan semua anggota DPR India dipangkas 30 persen untuk tahun anggaran 2020.
Dengan pemotongan itu, India akan mempunyai tambahan dana untuk menghadapi penyakit Covid-19. ”Sedekah dimulai dari rumah. Mungkin jumlahnya tidak besar, tetapi ini penting untuk menunjukkan kehendak anggota parlemen,” kata Menteri Informasi dan Penyiaran India Prakash Jadvdekar, terkait dengan pemotongan gaji dan tunjangan tersebut.
Kompas
Polisi mengantarkan bantuan pangan untuk keluaga miskin di Allahabad, India, pada 28 Maret 2020. India menerapkan isolasi nasional untuk menekan laju infeksi Covid-19.
Sebelum pemotongan diumumkan, PM India Narendra Modi menganjurkan agar warga mampu India menyantuni 9 orang tidak mampu di sekitarnya. Santunan diberikan selama periode isolasi yang diberlakukan di India sejak akhir Maret 2020.
Warga India juga diajak menunjukkan welas asih kepada sesama manusia sebagai senjata menghadapi pandemi Covid-19 di negara tersebut. Hal itu dinyatakan sebagai bentuk Navratri, perayaan Hindu untuk memuja dewa dengan cara menyantuni orang miskin selama sekurang-kurangnya sembilan (9) hari. ”Inilah Navratri yang sebenarnya,” ujar Modi kala itu.
Dengan pemangkasan gaji dan tunjangan 30 persen sepanjang 2020, Modi tidak hanya menunjukkan. Ia dan para pejabat India hingga gubernur dan anggota parlemen memberi teladan lewat tindakan yang lebih nyata. Malawi sudah lebih dulu melakukan itu.
Dukungan untuk penanganan pandemi korona baru bukan hanya dari para pejabat, seperti di India. Apple Inc juga mengumumkan akan mengirimkan sejuta pelindung wajah dalam sepekan mendatang.
Topeng dirancang teknisi Apple yang biasanya membuat ponsel dan komputer. Produksi topeng itu dilakukan di pabrik Apple di China dan Amerika Serikat. ”Kami berencana mengirimkan lebih dari sejuta (topeng) pada akhir pekan ini,” demikian diumumkan pemimpin Apple, Tim Cook.
Sejumlah orang berseloroh menyebut topeng itu sebagai iShield. Hal itu merujuk pada nama aneka produk Apple yang diawali dengan huruf i. Selain topeng wajah, produsen ponsel dan komputer ternama dunia itu juga mengupayakan 20 juta masker untuk dibagikan ke negara-negara.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Mahasiswa dari Mapala Palaspa Universitas PGRI Palembang membuat masker mika untuk disumbangkan kepada tenaga kesehatan, Senin (6/4/2020). Tenaga kesehatan mengalami kekurangan alat pelindung diri sehingga mereka menjadi orang yang paling rentan tertular Covid-19.
Apple bukan perusahaan pertama yang mengubah pabriknya agar bisa memproduksi aneka hal yang dibutuhkan dalam penanganan Covid-19. Produsen mobil listik AS, Tesla, juga mengubah sebagian pabriknya di AS agar bisa menghasilkan alat bantu pernapasan. Alat itu penting untuk merawat pasien Covid-19. Sebab, penyakit itu bisa memicu sesak napas parah yang berujung pada kematian.
Jika Tesla melakukan atas inisiatif sendiri, lain halnya dengan General Motors. Perusahaan otomotif terbesar AS itu dipaksa Presiden AS Donald Trump agar memodifikasi pabriknya sehingga bisa memproduksi alat bantu pernapasan.
Sebaliknya, dua perusahaan Inggris, yakni Dyson dan Babcock, mengikuti inisiatif Tesla. Dyson, produsen penyedot debu dan aneka peralatan rumah tangga, dan Babcock, pembuat aneka suku cadang dan bagian kapal selam, pesawat, hingga reaktor nuklir, mulai mencari cara untuk memproduksi ribuan alat bantu pernapasan.
Lonjakan pasien Covid-19 membuat Inggris, juga negara lain, membutuhkan ribuan alat bantu pernapasan. Semua melakukan peran masing-masing di tengah pandemi. Sekecil apa pun, semua berusaha membantu sesuai kemampuan masing-masing. (AFP/AP/REUTERS)