Ulurkan Tangan Atasi Kelaparan di Sahel, 5 Juta Orang Terancam
Akumulasi situasi buruk itu benar-benar mengancam keberlangsungan hidup penduduk di wilayah Sahel, yang terdiri dari negara-negara dengan minim sumber daya utama.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
DAKAR, JUMAT — Krisis kemanusiaan di wilayah Sahel, Afrika, menyebar semakin tidak terkendali. Saat ini lebih dari 5 juta orang menghadapi bahaya kelaparan tingkat parah. Bersamaan dengan itu, pandemi virus korona baru terus melonjak dan kekerasan sektarian belum juga usai.
Akumulasi situasi buruk itu benar-benar mengancam keberlangsung hidup penduduk di wilayah Sahel, yang terdiri dari negara-negara dengan minim sumber daya utama. Wilayah Sahel meliputi antara lain Senegal, Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Nigeria, Chad, Etiopia, Djibouti, dan Somalia.
Kantor berita Perancis, Agence France-Presse (AFP), Jumat (3/4/2020), melaporkan bahwa lebih dari 5 juta orang di kawasan itu terancaman kelaparan berat. Kondisi itu kini ditimpa lagi dengan mulai menyebarnya pandemi virus korona baru (SARS-CoV-2) yang membawa penyakit Covid-19.
”Lonjakan dramatis jumlah orang-orang yang kelaparan terjadi pada saat pandemi Covid-19 mulai menyebar ke negara-negara yang rapuh di wilayah itu, yang memiliki sistem kesehatan terlemah di dunia,” kata WFP dalam sebuah pernyataan.
Dalam pernyataan itu, Progam Pangan Dunia (WFP) menyebutkan, situasi di Burkina Faso, Mali, dan Niger di Sahel Tengah jauh lebih dahsyat, ”sangat mengkhawatirkan” dibandingkan dengan wilayah Sahel lainnya. WFP memperingatkan, krisis kemanusiaan di sana bisa ”berputar di luar kendali”.
Burkina Faso, Mali, dan Niger termasuk negara yang paling miskin di dunia. Semua sumber daya pemerintah yang serba terbatas itu sedang berjuang untuk menangkis pemberontakan ekstremis yang sudah menewaskan ribuan orang. Krisis kemanusiaan menjadi berlipat ganda.
Sistem perawatan kesehatan di wilayah itu rapuh dan konflik endemik akibat serangan senjata kelompok garis keras membuat kawasan sangat rentan pandemi Covid-19.
”Ini adalah krisis yang datang bertubi-tubi dan situasinya berisiko di luar kendali,” kata Chris Nikoi, Direktur Regional WFP untuk Afrika Barat. ”Orang-orang berada di tepi jurang. Kita harus melangkah sekarang untuk menyelamatkan hidup mereka. Kita adalah satu-satunya harapan bagi jutaan orang.”
WFP mengirim pesan kepada dunia untuk segera mengerahkan bantuan kemanusiaan dan sumber daya lainnya ke kawasan Sahel. ”Pesan kami kepada dunia sudah jelas, berpalinglah sekarang. Jika tidak, konsekuensinya akan menjadi bencana besar,” kata Chris Nikoi, Direktur WFP Afrika Barat.
Menurut WFP, kerawanan pangan Burkina Faso meningkat ke level yang sangat parah. Sekitar 2,1 juta orang akan menghadapi kerawanan pangan di negara itu pada Juni mendatang, naik dari lebih dari 680.000 pada waktu yang sama tahun lalu.
Burkina Faso juga telah mencatat 288 kasus virus korona yang dikonfirmasi hingga saat ini. AFP menyebutkan, 16 kasus berakibat meninggal.
Mali dan Niger berada dalam kesulitan yang sama. Sekitar 1,3 juta orang menghadapi kelaparan di Mali yang dilanda konflik serta sekitar 2 juta orang di Niger.
Pemerintah Mali telah mencatat 31 kasus virus korona baru, sementara Niger mencatat 74 kasus. Pandemi Covid-19 diperkirakan berkembang dengan cepat mengingat kerentanan kawasan itu.
Jumlah pengungsi dalam negeri di Sahel Tengah meningkat empat kali lipat. Paling banyak terjadi di Burkina Faso, yakni naik menjadi 780.000 orang dari setengah juta pada awal tahun. Warga terusir dari rumah mereka akibat kekerasan ekstremis.
Nikoi juga memperingatkan, orang-orang yang telantar akibat kelaparan di kawasan itu ”sekarang hampir semuanya mengandalkan uluran tangan dari luar untuk dapat bertahan hidup”. Dikatakan, Sahel Tengah membutuhkan 208 juta dollar AS untuk bisa bertahan hidup hingga Agustus nanti. (AFP/REUTERS)