Saat penularan Covid-19 mereda di China, pemerintah negara itu berusaha sedini mungkin mencegah terjadinya gelombang baru infeksi penyakit itu.
Oleh
·2 menit baca
Saat penularan Covid-19 mereda di China, pemerintah negara itu berusaha sedini mungkin mencegah terjadinya gelombang baru infeksi penyakit itu.
Infeksi Cofid-19 terjadi pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei, China, akhir 2019. Setelah itu, gelombang infeksi menimpa puluhan ribu warga China, mayoritas di antaranya di Wuhan. Penutupan total lantas dilakukan di Hubei, termasuk Wuhan. Kini penularan mereda. Warga diperbolehkan beraktivitas normal, dan pabrik mulai beroperasi. Pada saat yang sama, gelombang infeksi mendera negara-negara selain China. Angka kasus positif di negara-negara itu terus naik.
Bagaimanapun, penularan yang mereda di China dinilai tak menjamin negara itu akan terus bebas dari ancaman wabah Covid-19. Karena itu, sebagaimana ditulis harian ini pada Rabu (1/4/2020), pemerintah China mulai mendata penduduk yang terinfeksi virus korona baru (virus penyebab Covid-19) tetapi tak memperlihatkan gejala. China meyakini, dengan mendata warga terinfeksi tanpa gejala akan mencegah gelombang baru infeksi.
Penularan yang mereda di China dinilai tak menjamin negara itu akan terus bebas dari ancaman wabah Covid-19.
Mereka yang diketahui terinfeksi tetapi tak memperlihatkan gejala (batuk, demam, dan sebagainya) selama ini tidak dihitung sebagai kasus positif. Dibandingkan dengan orang yang mengalami sakit, mereka yang terinfeksi tetapi tak memperlihatkan gejala diyakini ahli memiliki risiko menularkan Covid-19 sangat kecil. Penyebabnya antara lain mereka tidak batuk sehingga tak mengeluarkan droplet yang mengandung virus korona baru.
Dilaporkan media China, Global Times, mulai 1 April, otoritas kesehatan China akan mempublikasikan setiap hari rincian warga terinfeksi tanpa gejala. Komisi Kesehatan Nasional telah meminta pemerintah daerah untuk mendaftarkan dan melaporkan kasus tanpa gejala serta kontak dekat mereka. Sebanyak 1.541 warga terinfeksi tanpa gejala, Senin lalu, telah berada di bawah pengamatan medis di China. Dari jumlah itu, 205 orang di antaranya adalah kasus dari luar negeri.
China mengkarantina orang tanpa gejala selama 14 hari. Mereka juga menjalani dua kali tes asam nukleat (nucleic acid test/NAT). Jika tes asam nukleat tetap positif, pengawasan medis terisolasi dilanjutkan. Orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan mereka juga diharuskan dikarantina selama 14 hari.
Adapun NAT merupakan teknik mendeteksi keberadaan urutan asam nukleat tertentu, guna mengidentifikasi spesies atau subspesies sebuah organisme, antara lain virus, yang urutan asam nukleatnya sudah diketahui.
Di tengah kondisi dunia yang serba tak menentu dan diliputi kecemasan, upaya apapun untuk mengakhiri penyebaran Covid-19 patut didukung. Harapan paling besar umat manusia saat ini ialah pandemi segera berakhir dan tak ada lagi satu pun orang yang terinfeksi virus korona baru.