UU Saham melarang anggota parlemen Amerika Serikat menggunakan informasi terbatas untuk kepentingan pribadi. Hal itu termasuk informasi yang bisa memengaruhi pergerakan harga saham di bursa.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
WASHINGTON DC, SELASA — Departemen Kehakiman Amerika Serikat menyelidiki sejumlah senator gara-gara menjual saham. Penjualan bernilai jutaan dollar AS itu dilakukan sebelum indeks harga saham di berbagai bursa anjlok.
Dalam laporan kantor berita Reuters, Senin (30/3/2020), disebutkan, penyelidikan dilakukan bersama komisi pengawas pasar modal AS, SEC. Biro Penyelidik Federal AS (FBI) juga dilibatkan. Senat mengesahkan undang-undang saham pada 2012.
”Orang kehilangan pekerjaan, usaha, tabungan, sangat menyedihkan jika senator mencari untung di tengah situasi ini,” kata senator Republikan, Doug Collins, sebagaimana dikutip CNN.
Pada 2012, senat mengesahkan UU saham. UU itu melarang anggota parlemen menggunakan informasi terbatas dan tidak bisa diakses publik untuk kepentingan pribadi. Hal itu termasuk informasi yang bisa memengaruhi pergerakan harga saham di bursa.
Penjualan saham oleh sejumlah senator dituding melanggar hal itu. Walakin, sampai sekarang belum ada bukti transaksi sejumlah senator itu melanggar aturan.
Sampai saat ini, pemeriksaan sudah dilakukan terhadap Richard Burr yang merupakan senator dari Partai Republik dan memimpin komite pengawas intelijen di Senat. Pada awal Februari 2020, ia menjual saham senilai total 2,28 juta dollar AS.
Selain dia, sejumlah senator juga menjual sahamnya. Senator dari Georgia, Kelly Loeffler, menjual saham 27 perusahaan dengan penawaran antara 1,274 dollar AS dan 3,1 juta dollar AS per transaksi.
Dia juga mencatatkan tiga transaksi pembelian dengan nilai hingga 1 juta dollar AS per transaksi. Loeffler merupakan salah satu senator terkaya. Suaminya, Jeffrey Sprecher, sudah hampir 5 tahun menjadi pengurus bursa saham New York.
David Perdue, yang juga senator Republikan dari Georgia, menjual saham 42 perusahaan dengan nilai antara 98.000 dollar AS dan 770.000 AS per transaksi selama Februari 2020. Pada periode yang sama, ia juga tercatat melakukan 42 transaksi dengan nilai antara 138.000 dollar AS dan 845.000 dollar AS per transaksi.
Senator Republikan dari Oklahoma, Jim Inhofe, dilaporkan terlibat lima transaksi dengan nilai masing-masing 50.000 dollar AS hingga 400.000 dollar AS per transaksi.
Bukan hanya dari Republik, penjualan saham sebelum indeks jatuh juga dilakukan oleh Dianne Feinstein yang merupakan senator Demokrat. Ia menjual saham senilai 7,5 juta dollar AS. Seluruh transaksi para senator itu terjadi sebelum indeks sejumlah bursa anjlok hingga 30 persen.
Para senator serentak menyatakan tidak tahu-menahu soal transaksi-transaksi tersebut. Feinstein menyatakan bahwa transaksi dilakukan suaminya dan ia tidak terlibat soal itu.
Selain itu, keluarganya juga memegang saham perusahaan yang mengembangkan terapi kanker. ”Perusahaan itu tidak terkait dengan penanganan korona dan ataupun situasi sekarang,” demikian dinyatakan Feinstein.
Inhofe juga menyatakan tidak terlibat soal transaksi yang diurus pengelola keuangannya. ”Pada Desember 2018, setelah menjadi ketua komite prajurit, saya meminta penasihat keuangan melepas semua saham dan reks adana yang berpeluang memicu kontroversi. Semua diurus pengelola keuangan dan saya tidak pernah diajak berkonsultasi,” demikian Inhofe. (REUTERS)