Covid-19 Dorong Netanyahu dan Gantz Bentuk Pemerintahan Bersama
Benny Gantz memutuskan bergabung dengan Benyamin Netanyahu untuk membentuk pemerintahan bersama. Langkah Gantz dikritik keras oleh anggota koalisi.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
TEL AVIV, JUMAT — Titik terang kelanjutan jalannya roda pemerintahan Israel setelah Benny Gantz menyatakan bersedia membentuk pemerintahan bersama dengan rivalnya, Benyamin Netanyahu, Jumat (27/3/2020). Penyebaran virus SARS-CoV-2 dan penyakit Covid-9 di negara itu menjadi alasan mereka bersatu.
Bersatunya dua rival itu, setelah tiga kali pemilu Israel tidak membawa hasil dalam pembentukan pemerintahan, terlihat setelah Grantz menjadi satu-satunya calon juru bicara Knesset, parlemen Israel, Kamis (26/3/2020).
”Ini adalah kemenangan bagi demokrasi,” kata Gantz dalam pernyataan pertamanya setelah dilantik menjadi juru bicara parlemen Israel.
Beberapa anggota koalisinya pada pemilu lalu mengkritik langkah Gantz untuk menyepakati pembentukan pemerintah bersama dengan Netanyahu. Beberapa koleganya menuding dia mengkhianati koalisi yang berniat mengakhiri kekuasaan Netanyahu sebagai PM Israel selama lebih kurang 13 tahun.
Namun, Gantz bergeming. ”Saat ini negara menghadapi kejadian yang luar biasa dan kondisi ini membuat saya harus mengambil keputusan yang tidak biasa juga. Untuk itu, seperti yang sudah sering disampaikan, saya berkeinginan untuk mengkaji dari setiap sisi untuk membentuk pemerintahan darurat nasional,” kata Gantz.
Menurut Gantz, dirinya tidak akan berkompromi terhadap janjinya yang telah disampaikan selama masa kampanye. ”Kami tidak akan berkompromi atas prinsip-prinsip yang telah disampaikan jutaan warga selama masa kampanye dan yang membuat mereka mau berpartisipasi dalam pemilu kemarin. Netanyahu memahami hal ini,” kata mantan Kepala Angkatan Bersenjata Israel ini.
Sejumlah media Israel memberitakan bahwa Netanyahu-Gantz tengah menggodok banyak nama untuk mengisi pos-pos jabatan pemerintahan bersama itu. Media Israel juga memberitakan adanya kesepakatan bahwa Netanyahu akan tetap memangku jabatan sebagai perdana menteri setidaknya sampai September 2021 dan Gantz serta koalisinya menguasai beberapa jabatan penting di kabinet, termasuk kementerian pertahanan dan kehakiman.
Netanyahu kemudian akan mundur pada September 2021 dan Gantz menggantikan kedudukannya sebagai PM Israel.
Gantz dan koalisi partainya tidak berkomentar atas kabar tersebut. Sementara Netanyahu hanya menyebut hal itu sebagai rumor meskipun di dalam pemilihan juru bicara parlemen, anggota parlemen yang berasal dari partai Netanyahu, Partai Likud, memberikan dukungan penuh kepada Gantz.
Koalisi terancam bubar
Keputusan Gantz untuk bekerja sama dengan Netanyahu membuat anggota koalisi marah dan kecewa. Koalisi Biru dan Putih, yang memberikan dukungan penuh kepada Gantz untuk mengakhiri kekuasaan Netanyahu, terancam pecah.
”Ini hari yang menyedihkan. Tidak ada yang bisa menjelaskan apa yang terjadi di sini,” kata Nitzan Horowitz, pemimpin Partai Liberal Meretz, sesaat sebelum pemungutan suara di Knesset berlangsung, Kamis kemarin.
Kekecewaan jelas tergambar dari pernyataan Horowitz. Dia, bersama Gantz dan Yesh Atid-pemimpin Yair Lapid, selama beberapa tahun terakhir memulai koalisi untuk menggulingkan Netanyahu dari tampuk kekuasaan.
Gantz juga berulang kali mengeluarkan pernyataan yang isinya berjanji tidak akan bergabung dalam pemerintahan yang dibentuk Netanyahu karena mantan wakil tetap Israel di Perserikatan Bangsa-Bangsa itu tengah dibidik oleh kementerian hukum karena kasus dugaan korupsi.
Yesh Atid menyatakan, kondisi kekinian di dalam negeri tidak harus mengubur idealisme dan tujuan bersama mereka. Menurut dia, krisis akibat penyebarluasan Covid-19 tidak harus membuat Israel menyerah dan mengabaikan nilai-nilai bersama.
”Kita berjanji (kepada para pemilih) untuk tidak duduk bersama di bawah perdana menteri yang didakwa dengan tiga tuduhan tindak pidana. Anda tidak bisa bergabung dengan penguasa dan berkata kepada kami kalau Anda melakukannya demi bangsa dan negara,” kata Atid.
Pascakeputusan Gantz, Atid dan Horowitz berencana keluar dari koalisi yang mendukung Gantz. Sebaliknya, Gantz masih berupaya mencari titik temu dengan keduanya untuk menghindari perpecahan di kubu mereka. (AFP/REUTERS)