Perlu kerja sama dan solidaritas global untuk mengatasi pandemi ini. Indonesia mendorong solidaritas global terkoordinasi antara lain untuk kebutuhan akses dan keterjangkauan peralatan kesehatan dan vaksin.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
AFP PHOTO/SAUDI ROYAL PALACE/BANDAR AL-JALOUD
Raja Salman bin Abdulaziz memaparkan perkembangan Covid-19 di Arab Saudi, Kamis(19/3/2020). Sebagai pemimpin G-20 untuk 2020, Arab Saudi mengundang rapat darurat pemimpin negara anggota organisasi itu pada Kamis ini
RIYADH, RABU — Indonesia mendorong negara-negara kaya mengatasi masalah ketersediaan vaksin korona baru dan alat kesehatan untuk menangani pasien Covid-19. Solidaritas global terkoordinasi dibutuhkan untuk menangani pandemi yang telah menewaskan hampir 20.000 orang di berbagai negara itu.
Dorongan Indonesia akan disampaikan dalam rapat darurat organisasi negara-negara pengendali 85 persen perekonomian global, G-20, Kamis (26/3/2020) malam ini. Rapat atas permintaan Raja Salman bin Abdulazis itu digelar untuk menjawab permintaan PBB kepada G-20 soal penanggulangan Covid-19. ”Raja Salman akan memimpin rapat,” demikian pernyataan resmi Arab Saudi sebagai pemimpin G-20, Rabu (25/3/2020).
Para kepala pemerintahan atau negara anggota G-20 mengikuti telekonferensi video terutama karena untuk mencegah penularan Covid-19. Dengan demikian, peserta rapat tetap di negara masing-masing, tidak berkumpul di suatu tempat sebagaimana lazimnya aneka pertemuan G-20. Selain anggota G-20, rapat darurat juga diikuti wakil dari Spanyol, Jordania, Singapura, dan Swiss yang terdampak SARS-CoV-2.
G-20 terdiri dari Amerika Serikat, Arab Saudi, Afrika Selatan, Argentina, Australia, Brasil, China, Inggris, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, dan Turki. Uni Eropa juga bergabung dengan G-20.
AFP/LUDOVIC MARIN
(depan) Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden China Xi Jinping, Presiden AS Donald Trump, Presiden Arab Saudi King Salman, PM Jepang Shinxo Abe, Presiden Argentina Mauricio Macri, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, PM Belanda Mark Rutte. (baris kedua) PM Spanyol Pedro Sanchez, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, PM Australia Scott Morrison, PM Inggris Theresa May, PM India Narendra Modi, PM Kanada Justin Trudeau, PM Italia Giuseppe Conte, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Presiden Senegal Macky Sall, Presiden Chile Sebastian Pinera, dan PM Singapura Lee Hsien Loong dan tamu undangan (baris ketiga) dalam sesi foto keluarga selama Pertemuan Tingkat Tinggi G-20 di Osaka pada 28 Juni 2019.
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan perlu kerja sama dan solidaritas global untuk mengatasi pandemi ini. Indonesia mendorong solidaritas global terkoordinasi antara lain untuk kebutuhan akses dan keterjangkauan peralatan kesehatan dan vaksin.
Rapat nanti juga membahas soal perdagangan internasional dan kelancaran arus barang dan jasa yang kini terganggu oleh wabah. Sebelum rapat nanti malam, para menteri keuangan, gubernur bank sentral, dan wakil tetap masing-masing negara G-20 yang ditugaskan di sekretariat organisasi itu telah lebih dulu menggelar rapat melalui telekonferensi.
AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS
Direktur Deteksi Antibodi dan Pengembangan Vaksin Nita Patel mengamati model komputer yang memperlihatkan struktur protein dari vaksin potensial untuk Covid-19 di laboratorium Novavax di Rockville, Maryland, Amerika Serikat, Jumat (20/3/2020).
Dalam rapat para menkeu dan gubernur bank sentral pada Senin lalu dibahas pendanaan untuk menangani dampak SARS-CoV-2. Dana Moneter Internasional (IMF) menyiapkan pinjamaan hingga 1,5 triliun dollar AS dan Bank Dunia menyiapkan 14 miliar dollar AS untuk mendanai penanganan Covid-19. Dana itu terutama akan disalurkan ke negara-negara yang ditinggalkan para investor, kekurangan dollar AS, dan kesulitan cadangan valuta asing. Bank Pembangunan Dunia, IBRD, juga menawarkan 6 miliar dollar AS untuk program kesehatan. Anak usaha Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), bekerja sama dengan Badan Penjamin Investasi Multilateral (MIGA) akan menyediakan hingga 150 miliar dollar AS untuk penanganan dampak Covid-19.
Permintaan PBB
Dalam surat kepada G-20, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan, pandemi akan menimbulkan dampak bernilai triliunan dollar AS hanya pada 2020. Karena itu, G-20 harus menyuntikkan sumber daya besar, setara dua digit dari produk domestik bruto global. Stimulus terkoordinasi bernilai triliunan dollar AS harus bisa merangkum persoalan perlindungan sosial, bantuan langsung tunai, keringanan pajak, dan subsidi upah.
WIN MCNAMEE/GETTY IMAGES/AFP
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell memberikan tanda jempol setelah berbicara di lantai Senat AS pada 25 Maret 2020 di Washington, DC. Senat dilaporkan mencapai kesepakatan pagi ini mengenai rancangan undang-undang stimulus untuk memerangi dampak ekonomi yang disebabkan virus Covid-19, dan diperkirakan meloloskan RUU tersebut hari ini.
”Kebijakan ini harus disertai dengan menjauhi proteksionisme. Saya mendesak pemimpin G-20 melarang tarif, kuota, hambatan nontarif, dan menghilangkan hambatan perdagangan lintas negara yang menghambat pengembangan alat kesehatan, obat, dan barang lain yang dibutuhkan untuk melawan pandemi ini,” tulisnya.
Ia mendesak negara kaya tidak hanya memikirkan warganya. ”Negara kaya juga berkepentingan dalam tanggap darurat global karena krisis bisa datang dari mana saja, kapa saja,” tulisnya.
Ia menyebut, PBB berharap tersedia 2 triliun dollar AS untuk membantu negara miskin menghadapi SARS-CoV-2. ”Paket (stimulus) dibutuhkan agar rumah tangga dan dunia usaha tetap bergerak, menjaga masyarakat tetap ada. Akan dibutuhkan dukungan setara dua digit PDB. Kita butuh koordinasi lebih kuat untuk tidak hanya memastikan negara berkembang menanggapi penyakit ini secara mangkus, tetapi juga untuk mencegah penyakit ini menyebar seperti kebakaran hutan,” katanya.
AFP/APU GOMES
Para tunawisma menggelar tenda di trotoar depan Midnight Mission di Skid Row, Los Angeles, California, AS, 19 Maret 2020. AS menyiapkan stimulus pereda guncangan ekonomi akibat Covid-19, termasuk bantuan langsung tunai.
Ia mengingatkan pentingnya pembatasan gerak dan menjaga jarak antarorang untuk mencegah penyebaran virus. Kebijakan itu antara lain diumumkan Raja Salman yang melarang siapa pun keluar dan masuk Riyadh, Mekkah, dan Madinah mulai Rabu malam. Sementara untuk wilayah lain, diberlakukan pembatasan gerak dengan memerintahkan warga untuk tinggal di rumah.
Isolasi terbesar dilakukan India. Selama 21 hari, seluruh penduduk India dilarang keluar rumah, kecuali untuk alasan berobat atau membeli kebutuhan pokok. (AP/REUTERS)