Italia Sita Hampir 2.000 Respirator yang Akan Dikirim ke Yunani
Pihak berwenang Italia pada Selasa (24/3/2020) mengumumkan penyitaan hampir 2.000 respirator (alat bantu napas) yang ditujukan untuk pasien yang sedang dirawat di rumah sakit di Yunani karena terjangkit Covid-19.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·4 menit baca
ROMA, SELASA — Pihak berwenang Italia pada Selasa (24/3/2020) mengumumkan penyitaan hampir 2.000 respirator (alat bantu napas) yang ditujukan bagi pasien yang sedang dirawat di rumah sakit di Yunani karena terjangkit virus korona (Covid-19).
Ekspor respirator telah dilarang di Italia sejak 25 Februari 2020. Polisi Italia dan petugas bea cukai mengatakan bahwa mereka telah menyita 1.840 respirator yang terdiri dari katup pemompa oksigen dan masker yang menyertainya serta berbagai tabung.
Mereka mengatakan, peralatan respirator itu berukuran cocok untuk orang dewasa dan anak-anak. Ribuan respirator itu disita dari sebuah truk yang akan berangkat dengan menumpang feri.
Yunani telah melaporkan 15 kematian karena Covid-19 dan hingga kini terdapat lebih dari 600 kasus positif Covid-19. Sementara di Italia, korban tewas akibat Covid-19 merupakan yang tertinggi di dunia, yakni 6.077 orang, pada Senin (23/3/2020).
Kematian menurun
Kebijakan penguncian nasional di Italia membuahkan hasil. Pada Selasa (23/3/2020), Kepala Perlindungan Sipil Italia Angelo Borrelli mengatakan bahwa jumlah kematian menurun dalam dua hari berturut-turut.
Namun, Angelo Borrelli juga mencatat bahwa jumlah sebenarnya dari mereka yang terinfeksi Covid-19 ini mungkin 10 kali lebih tinggi dari jumlah resmi. Borrelli mengatakan, Italia yang berpopulasi 60 juta orang itu akan menyalip jumlah total kasus Covid-19 di China yang terkonfirmasi dalam seminggu.
”Langkah-langkah yang kami ambil dua minggu lalu mulai berpengaruh,” kata Borrelli dalam wawancara dengan harian La Repubblica. Dia mengatakan, lebih banyak data selama beberapa hari ke depan akan membantu memahami ”jika kurva pertumbuhan benar-benar rata”.
Jumlah kematian harian di Italia turun dari rekor dunia sebanyak 793 pada hari Sabtu (21/3/2020) pekan lalu menjadi 651 kematian pada Minggu (22/3/2020) dan 601 kematian pada Senin (23/3/2020).
Jumlah infeksi baru yang terdaftar secara resmi turun dari 6.557 pada Sabtu menjadi 4.789 pada Senin. Penurunan jumlah kematian dan jumlah kasus positif Covid-19 di Italia ini menawarkan secercah harapan di tengah krisis global yang menjadi semakin mendesak di beberapa bagian Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Ikuti jejak
Para ilmuwan percaya bahwa negara-negara seperti Spanyol dan Perancis akan mengikuti jejak Italia dengan jeda beberapa minggu. Angka-angka di AS juga mirip dengan Italia dari sekitar 20 hari yang lalu.
Sebagian besar negara di Eropa lainnya dan beberapa negara bagian AS telah mengikuti contoh Italia dan menerapkan tindakan pencegahan serta langkah-langkah sosial yang dirancang untuk menghentikan penyebaran Covid-19 ini.
Penguncian nasional Italia mulai berlaku pada 12 Maret 2020 dan akan berakhir pada Rabu (25/3/2020) tengah malam. Hampir semua wilayah di Italia telah dikunci selama dua minggu terakhir.
Semua ini membuat data yang telah dikumpulkan Borrelli dari 22 wilayah Italia menjadi sangat penting bagi pembuat kebijakan global dan pakar medis. Namun, Borrelli dan pejabat medis Italia lainnya sangat berhati-hati menarik kesimpulan definitif dari penurunan angka kematian dua hari ini.
Meskipun angka kematian baru menurun, jumlah kematian harian akibat Covid-19 Italia masih lebih tinggi daripada yang tercatat secara resmi di China pada puncak krisis di Provinsi Hubei. Pejabat Italia menggunakan penurunan angka kematian tersebut untuk memperkuat pesan mereka agar rakyat Italia tinggal di rumah, tidak peduli mereka mengalami ketidaknyamanan atau kerugian ekonomi.
Dampak ekonomi
Sebagian besar bank global besar berpikir bahwa Italia telah memasuki resesi ekonomi yang dalam yang bisa lebih parah dalam beberapa dekade. Wilayah Lombardy di sekitar Milan yang menjadi pusat pandemi Covid-19 telah mulai memberlakukan denda 5.000 euro (Rp 88 juta) kepada mereka yang berada di luar rumah tanpa alasan yang kuat.
Italia kini berusaha mencari tahu mengapa mereka saat ini menjadi pusat global pandemi yang dimulai dari China. Sebanyak 6.077 kematian karena kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di Italia lebih tinggi daripada angka kematian di China dan Spanyol yang sekarang berada di posisi ketiga.
Borrelli tidak berusaha menyalahkan siapa pun atau faktor apa pun. ”Sejak awal orang berperilaku dengan cara yang memicu masalah nasional,” kata Borrelli.
Namun, dia menunjuk pertandingan Liga Champions antara Atalanta Italia dan klub sepak bola Valencia di stadion San Siro Milan pada 19 Februari 2020 sebagai kesalahan fatal.
Acara ini dihadiri 40.000 penggemar sepak bola yang merayakan kemenangan tim lokal hingga larut malam. ”Kita sekarang dapat mengatakan, dengan melihat ke belakang, berkumpulnya massa itu berpotensi sebagai detonator,” kata Borrelli tentang pertandingan sepak bola tersebut. (AFP)