Sejak Minggu malam, Jerman melarang perkumpulan lebih dari dua orang. Ketentuan itu berlaku untuk isolasi di dalam rumah.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
BERLIN, SENIN — Kedisiplinan isolasi mandiri dan menjaga jarak antarindividu menjadi salah satu kunci mengendalikan penyebaran Covid-19. Jerman termasuk negara yang disiplin menerapkan kedua hal itu.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan isolasi mandiri mulai Minggu (22/3/2020) malam waktu Berlin atau Senin dini hari WIB. Ia mengambil langkah itu setelah bertemu dengan dokter yang belakangan diketahui terinfeksi SARS-CoV-2.
Keputusan Merkel sesuai dengan perintah isolasi dan jaga jarak yang dikeluarkan Jerman untuk mengendalikan penularan Covid-19. Hingga Senin pagi, hampir 25.000 orang dipastikan terinfeksi di Jerman.
Sejak Minggu malam, Jerman melarang perkumpulan lebih dari dua orang. Ketentuan itu berlaku untuk isolasi dalam rumah dan tidak diberlakukan hanya bagi keluarga yang tinggal serumah. Siapa pun yang berada di luar rumah diharuskan berjarak paling kurang 1,5 meter dari orang lain.
Semua kedai makanan harus tutup dan hanya melayani pesan antar. Perintah penutupan juga berlaku pada semua penyedia barang dan jasa yang tidak memungkinkan menjaga jarak antarorang sekurangnya 1,5 meter.
Polisi dan penegak hukum lain akan menindak siapa pun yang melanggar. Hukuman untuk setiap pelanggar disesuaikan dengan aturan di negara bagian masing-masing. Perintah isolasi merupakan keputusan negara bagian masing-masing.
Kepolisian Jerman mencatat kurang dari 100 pelanggaran perintah isolasi dan jaga jarak. Fakta itu berbanding terbalik dengan Italia yang mencatatkan 1,2 juta orang yang melanggar perintah isolasi dan jaga jarak hanya di pekan pertama perintah itu diberlakukan.
Pelanggaran di Jerman kebanyakan dilakukan oleh orang muda. Wakil Kanselir Jerman Olaf Scholz mengecam orang-orang yang terus berkumpul. Apalagi, sebagian orang sengaja menggelar pesta dan menamainya pesta korona.
”Kalau tidak mau dibatasi lebih lanjut, batasi perkumpulan sekarang, jaga jarak,” ujarnya, sebagaimana dikutip koran Jerman, Allgemeinen Sonntagszeitung.
Dalam konstitusi Jerman, hak dasar warga dimungkinkan dibatasi dalam kondisi bencana dan darurat. Pembatasan termasuk untuk pergerakan orang. Bahkan, setiap orang dilarang meninggalkan tempat tinggalnya jika jam malam diberlakukan dalam kondisi darurat. Larangan dikecualikan hanya bagi tenaga kesehatan dan orang yang harus membeli kebutuhan penting.
Penetapan status darurat dan bencana dilakukan oleh pemerintah negara bagian. Jika ditetapkan, pemerintah negara bagian bisa membatasi hak dasar seperti kebebasan bergerak dan berkomunikasi. Tentara dan polisi federal dimungkinkan menindak pelanggar perintah pembatasan dalam kondisi darurat.
Frustrasi
Jika Jerman dengan 100 pelanggaran sudah pusing, pemerintah negara lain dengan lebih banyak pelanggaran lebih frustrasi lagi. Hal itu antara lain ditunjukkan Gubernur New York Andrew Cuomo.
Pemimpin negara bagian di pantai timur Amerika Serikat itu marah kepada orang-orang yang melanggar perintah isolasi dan jaga jarak. Pelanggaran itu dilakukan para pemuda dengan berkumpul di taman-taman kota New York. Padahal, separuh dari seluruh yang tertular Covid-19 di New York berusia di antara 19 tahun hingga 49 tahun. ”Sombong, tidak punya hati. Hentikan sekarang juga,” ujarnya, sebagaimana dikutip CNN.
Di Florida, sejumlah pantai dipadati pelancong. Sejumlah operator kapal wisata berkeras tetap menerima pelanggan meski kapal mereka sulit menerapkan aturan jaga jarak minimal. Sementara Australia menutup Pantai Bondi yang dipadati pelancong pada Sabtu lalu.
Kemarahan juga ditunjukkan pejabat Perancis. ”Beberapa merasa menjadi pahlawan karena melanggar aturan. Tidak, bukan pahlawan. Anda dungu dan membahayakan keselamatan,” kata Menteri Dalam Negeri Perancis Christophe Castaner.
Di berbagai penjuru Perancis, orang-orang tetap berkumpul. Akhirnya, Paris mengerahkan polisi untuk memaksa orang tinggal di rumah. Stasiun dan terminal dijaga untuk mencegah orang berangkat liburan. Paris memberlakukan jam malam untuk tempat-tempat umum. Sedikitnya 100.000 aparat keamanan dikerahkan di berbagai penjuru Perancis gara-gara banyak pelanggar perintah isolasi mandiri dan jaga jarak. (AP/AFP/REUTERS)