Mossad Gagal Dapat Alat Deteksi Covid-19 dari Negara Arab Teluk
Israel beri instruksi kepada Mossad dan Shin Bet, dinas intelijen dalam negeri Israel, agar segera melancarkan operasi intelijen senyap untuk mendapatkan secepat mungkin alat deteksi cepat Covid-19 dari pihak mana pun.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·3 menit baca
Operasi senyap dinas intelijen luar negeri Israel, Mossad, untuk mendapatkan alat deteksi cepat Covid-19 ke sejumlah negara saat ini masih mengalami kegagalan. Mossad, seperti dilansir situs Israel, N12, Kamis (19/3/2020), telah mendapat pasokan 100.000 alat deteksi cepat Covid-19 dari dua negara Arab Teluk yang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Tel Aviv.
Namun, ternyata alat deteksi Covid-19 tersebut tidak layak pakai. Wakil Direktur Utama pada Kementerian Kesehatan Israel Itamar Grotto, seperti diwartakan situs Israel, Ynet, mengatakan bahwa alat deteksi Covid-19 yang dipasok Mossad tidak dibutuhkan karena tidak layak pakai.
Israel masih merahasiakan dua nama negara Arab Teluk yang bekerja sama dengan Mossad untuk memasok alat deteksi cepat Covid-19 ke Israel tersebut. Namun, seorang anggota parlemen Israel (Knesset) dari koalisi Joint List–aliansi partai-partai Arab–yang tidak menyebut namanya mengungkapkan, dua negara Arab Teluk itu adalah Uni Emirat Arab (UEA) dan Oman.
Pengamat intelijen Israel, Yossi Melman, seperti dikutip laman Middle East Eye, juga mengungkapkan, Mossad mendapatkan pasokan alat deteksi cepat Covid-19 dari UEA. Sudah rahasia umum, para pejabat Israel dalam semua tingkatan sering melakukan kunjungan ke UEA dan Oman. PM Israel Benjamin Netanyahu telah mengunjungi Muskat, Oman, pada 25 Oktober 2018.
Menteri Urusan Transportasi dan Intelijen Israel, Israel Katz, kemudian menyusul Netanyahu dengan mengunjungi Muskat pada 7 November 2018. Adapun Menteri Kebudayaan Israel Miri Regev mengunjungi Abu Dhabi, UEA, pada 29 Oktober 2018 dan berkunjung ke Mesjid Agung Sheikh Zayed di ibu kota UEA itu.
Hanya sehari setelah itu, pada 30 Oktober 2018, Menteri Urusan Komunikasi Israel Ayoub Kara mengunjungi Dubai, UEA. Menlu Israel kemudian juga mengunjungi kota Abu Dhabi pada 30 Juni 2019.
Menurut Melman, Mossad dan PM Netanyahu sekarang melakukan segala cara untuk melawan Covid-19. Melman mengungkapkan, Netanyahu juga meminta para pengusaha dan perusahaan swasta Israel agar segera bisa memasok alat deteksi cepat Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan alat deteksi tersebut di Israel.
Kantor PM Netanyahu mengakui pula bahwa Mossad dan badan intelijen lainnya di Israel telah memasok alat deteksi cepat Covid-19 dari luar negeri. Seperti diketahui, Pemerintah Israel terakhir ini memberi instruksi kepada Mossad dan Shin Bet, dinas intelijen dalam negeri Israel, agar segera melancarkan operasi intelijen senyap untuk mendapatkan secepat mungkin alat deteksi cepat Covid-19 dari pihak mana pun.
Instruksi tersebut dikeluarkan untuk mencapai target Kementerian Kesehatan Israel yang akan melakukan tes deteksi cepat Covid-19 dari minimal 3.000 orang per hari menjadi 10.000 orang per hari. Harian The Jerusalem Post melansir, Mossad mendapat mandat untuk memasok 4 juta alat deteksi cepat Covid-19 ke Israel.
Harian Israel, Haaretz, memberitakan, hingga Jumat (20/3/2020), korban positif Covid-19 di Israel telah mencapai 677 orang. Israel telah melakukan pembatasan (lockdown) untuk mencegah penyebaran Covid-19 itu. Penjabat PM Israel Benjamin Netanyahu menyerukan kepada segenap warga Israel agar bertahan di rumah masing-masing, kecuali untuk keperluan darurat.
Netanyahu memberi wewenang pula kepada Shin Bet untuk meretas telepon genggam di dalam negeri Israel dalam upaya membantu memantau korban positif Covid-19 di Israel dan sekaligus mendeteksi gerakan para teroris agar tidak menggunakan wabah Covid-19 dalam menyerang atau mengacau keamanan di negara itu.