India Eksekusi Mati Empat Terpidana Kasus Pemerkosaan Tahun 2012
Kasus pemerkosaan di India sedot perhatian dunia internasional. Pemerintah India mendapat dorongan dari dalam negeri agar beri perlindungan yang lebih pada perempuan dan menerapkan hukuman lebih berat kepada pemerkosa.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
NEW DELHI, JUMAT — India menghukum mati dengan menggantung empat laki-laki yang memerkosa dan membunuh seorang perempuan mahasiswi dalam sebuah bus di New Delhi, pertengahan Desember 2012. Hukuman mati itu dilaksanakan pada Jumat (20/3/2020) sekitar pukul 05.30 waktu setempat di Lembaga Pemasyarakatan Tihar, sekitar 13 kilometer sebelah timur New Delhi.
Empat terpidana yang menjalani hukuman mati itu adalah Vinay Sharma, seorang instruktur pusat kebugaran; Akshay Thakur, petugas kebersihan bus; Pawan Gupta, penjual buah-buahan; dan Mukes Singh, seorang pengangguran. Mereka dijatuhi vonis hukuman mati pada 2013.
Satu orang terpidana, Ram Singh, yang merupakan saudara laki-laki Mukes Singh, tewas bunuh diri pada Maret 2013. Satu terdakwa lain yang masih remaja menjalani hukuman di penjara remaja.
Pada tahun 2017, para terpidana coba mengajukan permohonan pengampunan atau amnesti melalui Mahkamah Agung India. Namun, permohonan ditolak. Penolakan juga disampaikan Pemerintah India yang mendapat permohonan yang sama.
”Hari ini, keadilan telah ditegakkan setelah kami menunggu selama tujuh tahun,” kata Asha Devi, ibu korban, kepada media.
”Saya memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada hakim dan pengadilan yang telah menangani kasus ini. Saya juga berterima kasih kepada Tuhan yang telah mendengarkan doa kami. Sekarang, anak saya bisa beristirahat dengan tenang,” kata sang ibu korban.
Ratusan polisi berjaga-jaga di depan pagar lembaga pemasyarakatan tersebut untuk mengawasi kerumunan warga yang hendak merayakan pelaksanaan hukuman mati itu. Beberapa di antara warga membawa poster dan spanduk yang isinya memberi dukungan atas pelaksanaan hukuman mati tersebut.
Korban, mahasiswi berusia 23 tahun yang mendalami ilmu fisioterapi, dalam perjalanan pulang ke rumah setelah menonton bioskop bersama seorang teman laki-lakinya. Korban bersama temannya diperdaya oleh enam laki-laki, yang kemudian semua didakwa, untuk naik sebuah bus pribadi dan dijanjikan akan diantar pulang.
Namun, dalam perjalanan, keenam laki-laki itu kemudian menganiaya teman lelaki korban hingga tidak sadarkan diri. Rekan perempuannya kemudian diperkosa ramai-ramai. Berdasarkan hasil otopsi, benda keras yang terbuat dari besi diketahui menghantam tubuh korban dan mengakibatkan luka pendarahan yang fatal. Kedua korban ditinggal di tepi jalan. Perempuan korban meninggal setelah dua pekan dirawat intensif di rumah sakit di Singapura.
Kasus pemerkosaan brutal ini sempat menyedot perhatian dunia internasional.
Kasus pemerkosaan ini sempat menyedot perhatian dunia internasional. Pemerintah India juga mendapat dorongan dari dalam negeri untuk memberikan perlindungan yang lebih pada kaum perempuan serta menerapkan hukuman lebih berat kepada para pelaku tindak pidana pemerkosaan.
Mendapat tekanan seperti itu, Pemerintah India mereformasi beberapa hukum mereka untuk mengakomodasi perlindungan lebih pada kaum perempuan. Mereka juga membuat sistem peradilan lebih cepat untuk menangani kasus pemerkosaan, yang sebelumnya bisa berlangsung lebih dari satu dekade.
Meski pemerintah India telah menerapkan hukuman yang lebih berat kepada pelaku pemerkosaan, kaum perempuan India belum merasa lebih aman. Menurut data pemerintah yang dikeluarkan pada Februari lalu, setiap 15 menit terjadi tindak pidana pemerkosaan di negara itu. Kondisi tersebut membuat India merupakan negara yang tidak ramah dan tidak aman bagi kaum perempuan.
Secara umum, tahun 2018, terjadi 34.000 kasus pemerkosaan di India. Angka ini tidak berubah sejak beberapa tahun terakhir. Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 85 persen di antaranya masuk dalam proses peradilan dan hanya 27 persen kasus akhirnya sampai pada putusan.
Para aktivis dan pegiat hak asasi manusia mengatakan, kondisi itu memberi keyakinan pada mereka bahwa kasus pemerkosaan adalah sebuah hal yang tabu untuk dilaporkan bagi sebagian besar warga India yang konservatif meski hal tersebut merupakan sebuah tindakan kekerasan. (AP/REUTERS)