Uni Eropa Tutup Perbatasan untuk Menekan Penyebaran Covid-19
Ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menyebutkan, usulan menutup batas luar UE telah mendapat dukungan negara-negara anggota. Kini, terserah negara-negara itu kapan akan mengimplementasikan kebijakan tersebut.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
BRUSSELS, RABU — Menyusul kian meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa, Uni Eropa menutup ”Benua Biru” itu selama sebulan penuh untuk memutus penyebaran virus korona tipe baru penyebab Covid-19. Keputusan ini diumumkan Ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen di Brussels, Belgia, Rabu (18/3/2020).
Von der Leyen mengatakan, telah ada ”pendekatan yang bulat dan satu” untuk memutuskan melarang warga asing memasuki wilayah Uni Eropa selama 30 hari ke depan. Menurut dia, usulan menutup batas luar Uni Eropa telah mendapat dukungan negara-negara anggota. Kini, terserah mereka kapan akan mengimplementasikan kebijakan ini.
”Katanya akan segera diberlakukan, ini bagus,” ujar Von der Leyen.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, para pemimpin negara di Eropa sepakat atas usulan Uni Eropa tersebut dengan ”pengecualian yang sangat-sangat ketat”. Jerman sendiri akan menerapkan kebijakan ini secepatnya.
Senin (16/3/2020), Uni Eropa mengeluarkan panduan untuk memudahkan distribusi barang-barang yang penting, seperti makanan dan obat-obatan, termasuk membantu warga untuk membatasi perjalanan yang tidak perlu.
Namun, keesokan harinya terjadi kekacauan di banyak perbatasan, kendaraan macet hingga puluhan kilometer. ”Kami semua putus asa, kedinginan, dan kurang tidur selama tiga hari ini,” kata Janina Stukiene yang terjebak di perbatasan Lituania dan Polandia dengan keluarganya. ”Kami hanya ingin pulang.”
Antrean mobil dan truk di Lituania mengekor hingga 60 kilometer setelah Polandia menutup perbatasannya. Kondisi serupa juga terjadi di perbatasan Jerman-Ceko.
Ursula menambahkan, selain batas eksternal, yang tak kalah pentingnya adalah batas internal antarnegara di dalam wilayah Uni Eropa. Blokade dan penutupan perbatasan negara di internal Uni Eropa harus diselesaikan. Warga yang terjebak di perbatasan dan tidak bisa pulang ke rumahnya harus dibantu.
Presiden Perancis Emmanuel Macron memperketat panduan internal dalam negerinya dengan hanya mengizinkan warganya keluar rumah untuk membeli makanan, pergi bekerja, atau hal penting lainnya. Menurut Macron, warga Perancis sebelumnya tidak mematuhi aturan pembatasan keluar rumah dan situasi ”perang” melawan virus korona baru.
Spanyol, negara dengan kasus Covid-19 keempat terbesar di dunia, melaporkan peningkatan lebih dari 2.000 kasus dalam sehari sehingga menjadikan total kasus di sana jadi 11.178 kasus. Korban meninggal meningkat menjadi 491 orang, termasuk 17 lansia warga Madrid.
Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson menyampaikan agar warganya menghindari kontak, bekerja dari rumah jika memungkinkan tidak pergi ke bar, restoran, bioskop, dan tempat-tempat publik lainnya. Sekolah-sekolah tetap beroperasi. Sejumlah pakar dan banyak warga Inggris menyatakan, seharusnya Pemerintah Inggris bertindak lebih cepat dalam menghadapi Covid-19. (AP)