Titik-titik Terang dalam Perang Melawan Wabah Virus Korona
Banyak pihak berupaya keras mencari cara untuk menaklukkan wabah Covid-19. Sejumlah perguruan tinggi, termasuk di Australia, dan lembaga kajian di Rusia tengah meniti langkah maju untuk menghasilkan vaksin.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
REUTERS/ANDREAS GEBERT/FILE FOTO
Foto yang diambil pada Kamis (12/3/2020 ) memperlihatkan seorang karyawan perusahaan biofarmasi Jerman, CureVac, menunjukkan alur kerja penelitian pada vaksin untuk penyakit Covid-19 di sebuah laboratorium di Tuebingen.
Di tengah aneka upaya memperlambat laju penyebaran Covid-19, sejumlah pihak terus berusaha mencari obat dan vaksin. Salah satunya para peneliti di Australia. Disebutkan, Selasa (17/3/2020), mereka telah berhasil memetakan respon imun tubuh terhadap virus penyebab Covid-19. Langkah itu dinilai menjadi salah satu terobosan potensial untuk memerangi penyakit baru tersebut.
”Kami melihat respons kekebalan yang sangat kuat yang mendahului pemulihan klinis,” kata Katherine Kedzierska dari Institut untuk Infeksi dan Kekebalan Peter Doherty di Universitas Melbourne, Australia. ”Kami mencatat respons kekebalan, tetapi secara visual dia tampak masih tidak sehat dan tiga hari kemudian pasien pulih.”
Kajian itu telah diterbitkan melalui jurnal Nature Medicine. Sampel yang digunakan oleh tim itu diperoleh dari pasien Covid-19 dengan gejala sedang yang dirawat di rumah sakit.
Kedzierska mengatakan, penelitian timnya adalah ”langkah penting dalam memahami pemulihan dari Covid-19. ”Kami memiliki hasil yang dapat diverifikasi pada lebih banyak pasien dengan penyakit sedang. Sekarang kami dapat mengajukan pertanyaan: apa yang berbeda atau hilang pada pasien dengan kondisi parah?”
Keuntungan
Dia mengatakan, temuan itu memiliki dua aplikasi praktis. Pertama, itu akan membantu ahli virus mengembangkan vaksin karena tujuan dalam vaksinasi adalah untuk mereplikasi respons kekebalan alami tubuh terhadap virus. Tim mengidentifikasi empat populasi sel kekebalan yang berbeda dalam darah pasien Covid-19 saat ia menjalani pemulihan.
Kedzierska mengatakan, ini ”sangat mirip dengan apa yang kita lihat pada pasien dengan influenza”. Meskipun membunuh ratusan ribu orang setiap tahun, vaksin efektif menghadapi influenza.
Aplikasi praktis kedua, menurut kata Kedzierska, adalah penapisan. Kajian yang dilakukan oleh tim itu di masa depan dapat membantu otoritas kesehatan membuat prediksi yang lebih baik terkait wabah itu terutama tentang siapa yang paling berisiko. ”Penanda” sistem kekebalan ini secara teori dapat memprediksi dengan akurasi yang lebih besar pasien mana yang cenderung memiliki gejala ringan dan yang berisiko meninggal.
Mayoritas kematian Covid-19 terjadi pada pasien yang berusia lanjut atau memiliki penyakit lain seperti penyakit jantung dan diabetes.
Anak-anak, di sisi lain, tampak menunjukkan sedikit atau tanpa gejala. Kedzierska mengatakan, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mencari tahu alasannya, tetapi sistem kekebalan tubuh secara alami melambat seiring bertambahnya usia.
Sharon Lewin, Direktur Doherty Institute dan salah satu pakar penyakit menular terkemuka dunia, mengatakan kepada AFP bahwa hasil studi itu menjanjikan. ”Ini menunjukkan bahwa tubuh membuat respons imun yang sangat baik dan kuat terhadap virus dan itu terkait dengan pembersihan gejala,” katanya.
”Mudah-mudahan sekarang kita bisa menangkap antibodi itu dan meningkatkannya,” katanya.
AFP/JUNG YEON-JE
Seorang anggota tim pendukung militer Korea Selatan memeriksa suhu tubuh seorang penumpang di sebuah gerbang di ruang keberangkatan di Bandara Internasional Incheon, Seoul, Selasa (17/3/2020.
Langkah Rusia
Di belahan lain dunia, ilmuwan Rusia telah mulai menguji prototipe vaksin untuk menghadapi virus SARS-CoV-2. ”Prototipe telah dibuat. Kami memulai pengujian laboratorium pada hewan untuk memastikan efektivitas dan keamanan,” kata Ilnaz Imatdinov dari Institut Vektor di Siberia kepada televisi Vesti Novosibirsk, Senin (16/3/2020).
Ia memperkirakan, pada Juni nanti pihaknya telah dapat menghasilkan satu atau dua vaksin yang diharapkan. Vector Institute adalah pusat virologi dan bioteknologi negara di Novosibirsk, yang sebelumnya pernah terlibat mengembangkan vaksin untuk virus ebola.
Menurut pengawas kesehatan negara, yang mengawasi lembaga itu, Rusia telah menguji sekitar 116.000 orang untuk virus korona sejak 16 Maret. Di Rusia tercatat ada 93 kasus infeksi Covid-19. (AFP)