Skandal Mantan Raja Spanyol, Diduga Terima Uang dari Arab Saudi
Mantan Raja Spanyol Juan Carlos diduga menerima uang 100 juta dollar AS dari Arab Saudi melalui rekening di luar negeri. Kasus ini membuat Raja Spanyol Felipe VI tidak menerima tunjangan dari istana.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
MADRID, SENIN — Mantan Raja Spanyol Juan Carlos (82) dilaporkan telah menerima uang suap sebesar 100 juta dollar AS dari Arab Saudi melalui rekening di luar negeri. Kasus ini membuat anaknya, yang kini menjadi Raja Spanyol, Felipe VI, tidak menerima tunjangan dari istana dan kemewahan lainnya yang seharusnya dia warisi dari ayahnya.
Pihak Istana mengumumkan hal tersebut, Minggu (15/3/2020), di Madrid, ibu kota Spanyol. Pernyataan istana itu muncul setelah media melaporkan bahwa Juan Carlos telah menerima 100 juta dollar AS (Rp 1,489 triliun) dari Arab Saudi melalui rekening di luar negeri. Dilaporkan pula bahwa Raja Felipe VI juga merupakan penerima manfaat.
Dalam pernyataan di istana, Raja Felipe VI mengatakan bahwa dia ”sama sekali tidak tahu” kalau dia menjadi ahli waris dari yayasan yang terkait dengan ayahnya tersebut.
Pada hari Selasa (10/3/2020), Parlemen Spanyol memutuskan untuk tidak melakukan penyelidikan terhadap dugaan pencucian uang oleh mantan Raja Juan Carlos.
Meminta penyelidikan
Partai kiri Spanyol, Unidas Podemos, telah meminta agar dilakukan penyelidikan setelah munculnya laporan harian Swiss, La Tribune de Geneve, awal bulan Maret ini bahwa pada 2008 Juan Carlos menerima 100 juta dollar AS dari Raja Abdullah melalui rekening bank Swiss dari sebuah yayasan yang terdaftar di Panama.
Harian Swiss itu menambahkan bahwa tahun 2012, sekitar 65 juta dollar AS (Rp 968 miliar) dari jumlah 100 juta dollar AS (Rp 1,489 triliun) itu diberikan oleh Juan Carlos kepada Corinna zu Sayn-Wittgenstein, seorang pengusaha yang dekat hubungannya dengan Juan Carlos.
Kehilangan kekebalan
Juan Carlos kehilangan kekebalan dari penuntutan setelah menyerahkan kekuasaan kepada putranya, Felipe, pada Juni 2014 setelah berkuasa menjadi Raja Spanyol selama 39 tahun. Dia mengundurkan diri dari kehidupan publik sejak tahun lalu.
Juan Carlos naik takhta setelah kematian diktator militer Francisco Franco pada tahun 1975 dan secara luas dihormati karena mendukung transisi ke demokrasi.
Menolak
Sebelumnya, Parlemen Spanyol pada Selasa (10/3/2020) menolak untuk kedua kalinya dalam dua tahun ini permintaan oleh beberapa pihak untuk membuka penyelidikan terhadap kegiatan bisnis mantan Raja Juan Carlos.
Partai kiri Unidas Podemos, yang merupakan bagian dari koalisi pemerintah bersama dengan PSOE yang mendukung Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, bersama-sama dengan partai-partai sayap kiri yang lebih kecil mendesak parlemen agar melakukan penyelidikan atas laporan harian Swiss.
Menurut La Tribune de Geneve, yang mengutip sumber tanpa nama, kantor kejaksaan Swiss kini sedang menyelidiki asal transfer bank ke Corinna zu Sayn-Wittgenstein, yang datang melalui sebuah yayasan di Panama.
Kantor raja, kantor kejaksaan Geneva, dan perwakilan Corinna zu Sayn Wittgenstein menolak berkomentar mengenai masalah ini.
Menurut sebuah pernyataan yang dikirim ke kantor berita EFE oleh pengacara Corinna Wittgenstein, Robin Rathmell, disebutkan bahwa Wittgenstein ”menerima hadiah yang tidak diminta” dari Juan Carlos untuknya dan putranya.
”Sumbangan itu jelas didokumentasikan sebagai hadiah, dan perusahaan jasa profesional dan bank melakukan kepatuhan yang diperlukan dan uji tuntas pada dana tersebut,” kata Rathmell.
Sosialis menentang
Kaum Sosialis menentang penyelidikan dengan alasan bahwa konstitusi Spanyol memberikan kekebalan kepada raja dan menyebut bahwa raja ”tidak dapat diganggu gugat”.
”Saya terkejut bahwa ada partai-partai politik yang kembali meminta komite penyelidikan ketika mereka tahu bahwa tidak ada ruang konstitusional untuk itu,” kata Adriana Lastra, juru bicara sosialis di Parlemen Spanyol.
Badan Pengatur Parlemen menolak proposal untuk penyelidikan dan menentang PSOE, dan partai-partai kanan–Partai Rakyat dan Vox–setelah pengacara DPR menyarankan untuk mengecek legalitas soal penyelidikan terhadap mantan Raja Juan Carlos. (AFP/REUTERS)