Jumlah Kasus Covid-19 di Hubei Terus Turun, China Mulai Bantu Negara Lain
Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan tidak ada kasus yang ditransmisikan secara lokal di seluruh China, dengan tujuh kasus baru di tempat lain di daratan China yang dinyatakan terinfeksi dari luar negeri.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
BEIJING, SABTU — Jumlah infeksi baru wabah penyakit Covid-19 di Provinsi Hubei, China, wilayah pertama ditemukannya virus korona tipe baru, dilaporkan terus menurun selama sembilan hari beruntun. Seiring dengan kemampuan upayanya menekan dan mengendalikan penyebaran Covid-19 di dalam negeri, Pemerintah China memastikan bantuannya berupa alat-alat medis telah tiba di Belgia, Sabtu (14/3/2020). Bantuan serupa telah tiba di Italia, Kamis malam lalu.
Komisi Kesehatan Nasional China mengungkapkan, China memiliki 11 kasus infeksi Covid-19 pada Jumat. Jumlah itu naik tiga kasus dari yang dilaporkan sehari sebelumnya. Pemerintah China masih dalam status siaga tertinggi mengingat korban tewas akibat Covid-19 mencapai 3.189 orang.
Pada Jumat kemarin ada tambahan 13 laporan kasus kematian akibat penyakit tersebut. Disebutkan bahwa tiga dari kasus kematian itu terjadi di Provinsi Hubei, dan 10 di antaranya ada di ibu kota provinsi, Wuhan.
Hubei melaporkan hanya empat kasus infeksi baru pada Jumat, turun dari lima laporan kasus pada hari sebelumnya. Keempatnya itu berada di Wuhan. Itu artinya sekarang tidak ada infeksi baru di tempat lain di provinsi ini selama sembilan hari berturut-turut.
Selain itu, komisi tersebut menyatakan bahwa tidak ada kasus yang ditransmisikan secara lokal di seluruh China, dengan tujuh kasus baru di tempat lain di daratan China yang dinyatakan terinfeksi dari luar negeri. Empat dari kasus baru ini dilaporkan 1 di Shanghai, 1 di Beijing, dan 2 di Gansu.
Komisi itu juga menyatakan bahwa sebanyak 95 kasus Covid-19 di China berasal dari penularan yang terjadi di luar negeri. Hingga saat ini, total akumulasi jumlah kasus Covid-19 di China daratan adalah 80.824 kasus.
Satu paket penuh pasokan medis, termasuk masker dan respirator, dilaporkan tiba di Bandar Udara Liege, Belgia, dari China pada Jumat malam. Alat-alat kesehatan itu menjadi bagian dari program bantuan Pemerintah China untuk mengatasi dampak dari Covid-19 di luar negeri itu.
Media Global Times melaporkan sejumlah foto yang menunjukkan kedatangan sebuah pesawat asal China di Liege. Dikatakan bahwa alat-alat kesehatan itu siap dibongkar dan selanjutnya akan disebar di Eropa.
Pada Kamis malam lalu, bantuan serupa telah tiba di Italia. Sejak ditemukan dan menyebar dari China pada akhir tahun lalu, wabah Covid-19 telah melanda global. Italia saat ini adalah negara yang paling parah terkena dampaknya di dunia setelah China. Di Italia dilaporkan, sebanyak 1.016 orang tewas dan 15.113 kasus dikonfirmasi sejak penularannya diketahui di sana pada 21 Februari lalu.
Italia saat ini adalah negara yang paling parah terkena dampak wabah Covid-19 di dunia setelah China.
Sebuah tim yang terdiri dari sembilan staf medis China tiba pada Kamis malam. Dalam kegiatan yang dikoordinasikan oleh Palang Merah China itu, dibawa 30 ton peralatan dalam penerbangan langsung dari China.
”Pada saat-saat yang penuh tekanan, sangat sulit, kami lega mendapatkan kedatangan pasokan ini. Memang benar itu hanya akan membantu sementara, tetapi itu tetap penting,” kata kepala Palang Merah Italia Francesco Rocca.
”Kami sangat membutuhkan masker ini sekarang. Kami membutuhkan respirator yang akan disumbangkan oleh Palang Merah kepada pemerintah. Ini jelas merupakan sumbangan yang sangat penting bagi negara kami.”
Wabah Covid-19 menyebabkan rumah sakit-rumah sakit di Italia kewalahan. Beberapa persediaan utama rumah sakit-rumah sakit itu dilaporkan hampir habis. Berbeda dengan China, beberapa negara mitra Italia di Uni Eropa awal bulan ini menolak permintaan Roma untuk memperoleh bantuan pasokan medis. Italia saat ini mencari stok masker wajah dan peralatan lainnya untuk warga mereka.
Penurunan tarif impor
Dari Amerika Serikat dilaporkan, saat Presiden Donald Trump mencari cara-cara baru untuk meredam pukulan atas ekonomi akibat Covid-19 yang menyebar cepat, kelompok-kelompok industri, anggota parlemen, dan bahkan beberapa pejabat Pemerintah AS menghidupkan kembali permintaan pemangkasan tarif impor dari China. Permintaan serupa beberapa kali disuarakan kepada pemerintahan Trump.
Pasukan antitarif di luar dan di dalam pemerintah melihat krisis virus sebagai peluang terbesar untuk mengembalikan setidaknya beberapa pajak impor sejak kesepakatan perdagangan ”Fase 1” AS-China tercapai pada bulan Desember tahun lalu. Mereka menilai, pembatalan kebijakan Trump yang proteksionis dapat menyelamatkan perusahaan dan konsumen Amerika senilai miliaran dollar AS. Hal itu juga dapat menjadi sinyal positif kepada investor pasar keuangan.
”Ini adalah pajak yang sepenuhnya berada di bawah otoritas eksekutif sehingga mereka dapat dengan cepat memberikan pemotongan pajak kepada bisnis dan konsumen Amerika dengan menaikkan tarif yang ada,” kata anggota DPR AS, Stephanie Murphy.
Ia pun mendesak Perwakilan Perdagangan AS, Robert Lighthizer, untuk menghapus tarif barang-barang China dan Eropa guna membantu bisnis kecil dan menengah. Dewan Bisnis AS-China juga mendesak pengurangan tarif, baik oleh China maupun Amerika Serikat, sebagai cara untuk membantu tekanan ekonomi bagi kedua negara akibat wabah Covid-19. (AP/AFP/REUTERS)