Bukan karena latah atau ikut-ikutan panik akan langkanya tisu toilet di pasaran jika Haidee Janetzki, perempuan warga Toowoomba, Queensland, Australia, memborong 48 kardus tisu toilet seharga 2.153 dollar AS atau hampir sekitar Rp 31 juta.
Seperti dikutip laman 7news, Jumat (6/3/2020), Janetzki bercerita bahwa keluarganya sebenarnya bermaksud memesan 48 rol tisu toilet melalui perusahaan daring Who Gives a Crap. Namun, ia salah memasukkan data dalam aplikasi pemesanan daring. ”Saat (aplikasi) itu meminta data jumlah, saya memasukkan angka 48 dengan anggapan bahwa (pesanan saya) itu adalah 48 rol,” kata Janetzki. ”Ternyata (pesanan saya) itu 48 kardus. Tukang antar muncul di depan pintu rumah membawa dua palet kertas toilet, bukan satu kardus.” Janetzki pun mengecek tagihan kartu kreditnya dan mendapat konfirmasi bahwa ia baru saja membelanjakan 2.153 dollar AS atau hampir sekitar Rp 31 juta untuk memborong 48 kardus kertas toilet.
Setelah cerita kekonyolan dirinya saat berbelanja daring itu tersebar luas dan viral, Janetzki mendapat julukan ”Sang Ratu Kertas Toilet”. Oleh wartawan televisi yang mewawancarainya, ia diminta berpose seperti ratu—dengan mahkota dari kertas dan tongkat berkepala kertas tisu—duduk di tengah tumpukan kardus kertas toilet.
Untunglah, Australia sedang langka kertas toilet akibat diserbu pembeli yang khawatir tak kebagian kertas toilet terkait wabah Covid-19. Janetzki pun tak kesulitan mengobral kertaskertas toiletnya. ”Tadinya orang menertawakan ulah saya memesan kertas toilet terlalu banyak, tetapi kini semua orang mengemis minta sebagian kertas toilet itu,” ujar Janetzki. (SAM)
Den Haag
Seorang pejabat akan dinilai apakah antara ucapan dan tindakan sudah klop dan sejalan. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte tertawa menahan malu saat tertangkap kamera televisi ia menjabat tangan pejabat koleganya. Ia malu karena tindakannya tak seirama dengan ucapannya.
Beberapa saat sebelum menjabat tangan Jaap van Dissel, Kepala Penanggulangan Penyakit Menular Belanda, Rutte dengan tegas dalam konferensi pers yang disiarkan televisi menyatakan, ”Mulai sekarang, kita akan berhenti menjabat tangan.” Imbauan untuk tidak berjabat tangan itu merupakan bagian dari upaya mencegah penyebaran wabah Covid-19.
Hingga Selasa (10/3/2020), Belanda mencatat 382 kasus Covid-19, termasuk empat orang meninggal. ”Kita tak boleh melakukan (jabat tangan) itu lagi. Maaf, maaf,” ujar Rutte sembari menarik tangan Van Dissel beradu sikut sebagai pengganti jabat tangan. (AFP/SAM)
Baca juga: