China dikenal sebagai produsen besar mainan anak di pasar global. Karena itu, wabah Covid-19 yang merebak di China turut berimbas pada industri mainan dunia.
Oleh
Yohanes Advent Krisdamarjati
·5 menit baca
Industri mainan anak merupakan salah satu andalan ekonomi China. The Wall Street Journal memperkirakan 85 persen mainan anak yang dijual di pasar global diproduksi di China. Laporan Mckinsey Global Institute menyebutkan investasi perusahaan mainan multinasional di China berada pada urutan tiga besar.
Industri multinasional dengan penetrasi terbesar di China berasal dari kluster produk kecantikan dan perawatan (73 persen), produk pakaian dan alas kaki (49 persen), serta produk mainan dan gim (47 persen). Data tersebut menunjukkan bahwa industri mainan merupakan sektor penting bagi China, khususnya dalam hal investasi dengan perusahaan multinasional.
Merebaknya wabah Covid-19 membuat aktivitas di beberapa kota industri di China ikut terganggu. Saat ini, sebagian pabrik masih ditutup karena karyawan dirumahkan sementara.
Seusai libur panjang, pemerintah China merumahkan pekerja pabrik untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sebagian lagi sudah beroperasi, tetapi hanya dengan kapasitas produksi minim. Penutupan pabrik dimulai sejak akhir Januari, bertepatan dengan perayaan tahun baru China. Seusai libur panjang, pemerintah China merumahkan pekerja pabrik untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Aktivitas di kota industri seperti Dongguan dan Wuhan terhenti. Ratusan pabrik di Wuhan berhenti beroperasi. Dalam catatan Bloomberg, di Wuhan, terdapat lebih kurang 515 industri, mayoritas di sektor manufaktur.
Berhenti operasi
Penghentian kegiatan produksi di China berdampak besar pada rantai persediaan mainan dunia. Setidaknya ada dua penyebab terganggunya pasar mainan anak dunia. Pertama berkurangnya pasokan bahan pembuat mainan.
Bahan baku untuk membuat mainan adalah resin dan plastik. Sebagian besar pasokannya berasal dari China. Dalam catatan Asosiasi Produsen Plastik Eropa (Plastics Europe), sebanyak 51 persen plastik dunia diproduksi di Asia.
Adapun China memproduksi 30 persen plastik dunia dengan jumlah 107,7 juta ton pada tahun 2018. Nilai ekspor material plastik dari China pada 2018 ialah 19,5 miliar dollar AS.
Kendala kedua adalah distribusi. Asosiasi perdagangan Amerika Serikat untuk industri mainan di AS, The Toy Association, mengalami kesulitan mendapatkan angkutan barang untuk mengirim produk mainan keluar China. Saat ini, perusahaan ekspedisi menghentikan pengoperasian kapal laut dan penerbangan mereka ke negara-negara tujuan ekspor.
Salah satu indikator terhambatnya rantai persediaan barang yang dicatat The Wall Street Journal adalah penurunan volume kontainer di Pelabuhan Los Angeles, Amerika Serikat, sebesar 25 persen. Pelabuhan ini merupakan pintu gerbang terbesar barang-barang impor dari China yang dikirim lewat jalur laut.
Nilai transaksi
Berdasarkan data perdagangan UN Comtrade, melalui penelusuran kode harmonized system atau HS 95, diperoleh nilai perdagangan mainan di dunia. Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Inggris, dan Hong Kong adalah lima negara serta teritori dengan belanja mainan terbesar dari China.
AS menjadi negara tujuan utama mainan produk China. Pada 2018, China mengekspor mainan ke negara itu senilai 19,4 miliar dollar AS. Adapun nilai pasar mainan China di Belanda ialah 3,2 miliar dollar AS dan Inggris 2,9 miliar dollar AS.
Sekalipun menjadi produsen besar mainan dunia, China hanya berperan sebagai penyedia barang, bukan pemegang merek dagang.
Di kawasan Asia, nilai ekspor mainan China yang besar berada di Jepang (3,4 miliar dollar AS) dan Hong Kong (2,1 miliar dollar AS). Untuk Indonesia, China pada 2018 mengekspor mainan senilai 398 juta dollar AS. Selain dari China, impor mainan ke Indonesia berasal dari Jepang, Amerika Serikat, dan Thailand.
Sekalipun menjadi produsen besar mainan dunia, China hanya berperan sebagai penyedia barang, bukan pemegang merek dagang. Pemilik merek dagang mainan masih didominasi perusahaan AS, Eropa, dan Jepang.
Dua merek mainan besar AS ialah Hasbro dan Mattel. Beberapa merek mainan Jepang kelas dunia antara lain Bandai Namco dan Takara Tomy. Merek Lego mewakili mainan asal Eropa. Merek-merek tersebut bekerja sama dengan produsen mainan di China. Pabrik tidak dimiliki oleh pemilik merek. Hubungan kerja sama hanya berupa hubungan antara pemesan dan penyedia barang.
Strategi
Mainan pesanan merek multinasional kebanyakan diproduksi di Dongguan, Provinsi Guangdong. Bahkan, The Guardian menyebut wilayah ini dengan julukan ”pabriknya dunia” karena terdapat lebih dari 10.000 perusahaan di bidang manufaktur.
Sebagian besar sosok tokoh (action figure) film Star Wars dan Transformers dari perusahaan Hasbro diproduksi di Guangdong. Pemilik merek mainan multinasional lainnya juga memesan produk dari produsen di Guangdong.
The Wall Street Journal menyebut, akibat wabah Covid-19, produksi mainan di China diperkirakan turun 25 persen pada kuartal kedua tahun 2020. Apabila wabah Covid-19 tidak pulih hingga April, diperkirakan dapat terjadi kekurangan pasokan mainan pada semester II tahun 2020.
Belajar dari kondisi yang sedang dihadapi saat ini, sejumlah pemegang merek mainan mulai mencari tempat di luar China sebagai lokasi cadangan produksi. Hal ini dilakukan untuk mengisi kekosongan produksi mainan akibat terhentinya operasi pabrik di China.
Perusahaan Hasbro sudah memiliki rencana untuk mengurangi sebagian besar beban produksi yang saat ini berada di China. Dua pertiga produk Hasbro dibuat oleh pabrik di China. Hasbro berencana menurunkan beban produksi hingga 50 persen saja untuk di China.
Hasbro berkepentingan mempertahankan pasar mainannya. Di pasar mainan global, Hasbro menduduki tiga besar pangsa pasar dunia melalui produk-produk mainan lisensi Star Wars, Marvel, dan Monopoly. Pada 2018, Hasbro membukukan pendapatan 4,57 miliar dollar AS.
Strategi yang dilakukan Hasbro bukan tak mungkin diikuti perusahaan-perusahaan mainan dunia lainnya seperti Namco Badai, Lego, dan Mattel. Hal ini ditempuh guna menjaga pasar mainan dunia yang terus tumbuh.
Data Toy Association menyebutkan, pertumbuhan penjualan mainan di seluruh dunia dalam periode 2013-2018 mencapai 17 persen. Adapun nilai penjualan mainan di seluruh dunia mencapai 90,4 miliar dollar AS pada tahun 2018. (LITBANG KOMPAS)