Khawatir akan mengancam keamanan nasional, Pemerintah Yunani tidak akan menerima pencari suaka dan akan mendeportasinya.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
KASTANIES, KAMIS — Sejak Turki membuka pintu perbatasannya, Yunani sudah menolak setidaknya 34.778 pengungsi yang berusaha masuk Yunani secara ilegal. Ratusan pengungsi yang sudah berhasil masuk Yunani juga akan segera dideportasi. Ribuan pengungsi berada di Yunani sejak Turki memperbolehkan pengungsi menyeberang perbatasannya untuk masuk ke wilayah Eropa. Banyak yang harus susah payah menyeberang melalui lewat untuk mencapai Lesbos dan pulau lain di Yunani.
Pengungsi yang sudah berada di Yunani secara ilegal setelah 1 Maret akan segera dipindahkan ke kota Serres dan dideportasi kembali ke negara masing-masing. Adapun mereka yang masuk sebelum 1 Januari 2019 dan tinggal di kepulauan akan mulai dipindahkan pulau besar dalam waktu beberapa hari ke depan. ”Itu prioritas kami ini,” kata Menteri Migrasi Yunani Notis Mitarachi, Rabu (4/3/2020).
Yunani mengumumkan mulai 1 Maret tidak akan menerima lagi pengajuan suaka baru selama satu bulan karena saking banyaknya imigran yang berkumpul di perbatasan. Dalam waktu 24 jam saja, penjaga perbatasan Yunani menolak sekitar 7.000 orang yang berusaha masuk Yunani. Sedikitnya 244 orang yang berhasil menyelundup masuk kini ditahan.
Turki dan Yunani sama-sama menuding memakai kekerasan saat imigran dan aparat penjaga perbatasan bentrok. Aparat kedua belah pihak sama-sama memakai gas air mata saat terjadi bentrok, Rabu lalu. Kini, Turki mengerahkan 1.000 polisi khusus di sepanjang perbatasan untuk menahan imigran.
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, 164 imigran terluka akibat perlakuan buruk aparat keamanan Yunani yang berusaha menahan 4.900 pengungsi masuk Yunani. ”Polisi khusus itu untuk mencegah supaya polisi Yunani tidak mengusir balik pengungsi. Yunani tidak memperlakukan pengungsi dengan baik dan kami tidak bisa membiarkan hal itu,” kata Soylu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pekan lalu, menyatakan, pengungsi sudah diperbolehkan masuk ke Eropa. Selama ini Turki menjadi ”tempat transit” sekitar 4 juta pengungsi yang sebagian besar dari Suriah. Turki khawatir akan datang lagi gelombang pengungsi dari Suriah akibat konflik Idlib. Setelah pengumuman Erdogan itu, ribuan pengungsi berbondong-bondong mendatangi perbatasan Edirne.
Langkah Erdogan membuka perbatasan itu semata-mata karena terjadi konflik di Provinsi Idlib, Suriah, di mana Turki terlibat. Konflik itu menewaskan puluhan tentara Turki dan jutaan warga Suriah mengungsi ke pintu perbatasan Turki. Erdogan kerap mengancam akan membuka perbatasan Turki supaya pengungsi masuk ke Eropa. Bagi Yunani, langkah Turki dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional mereka.
Konflik berlanjut
Kelompok pemberontak Suriah kembali menyerang kota Saraqeb yang dianggap strategis di Provinsi Idlib. Selain itu, kantor berita RIA menyebutkan jalan raya utama yang menghubungkan kota Damaskus dan Aleppo juga diserang.
Untuk membicarakan konflik dan potensi gencatan senjata di Suriah, Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Erdogan. Sebelumnya, Erdogan berharap pertemuan itu akan menyepakati hal-hal penting yang bisa menghentikan konflik.
Dari penjelasan pejabat senior di Turki, kedua pemimpin itu diyakini akan menyepakati gencatan senjata setelah selama berminggu-minggu upaya diplomasi gagal. Namun, upaya untuk mencapai itu masih dalam proses.
Seperti diberitakan sebelumnya, pertempuran antara pemberontak yang didukung Turki berhadapan dengan tentara Suriah yang didukung oleh Rusia. Hingga saat ini, puluhan tentara Turki tewas dalam pertempuran itu, sementara Suriah kehilangan sejumlah alutsista strategisnya selain kehilangan sejumlah pasukan.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Rabu, mengatakan, kedua pemimpin akan membahas sebab akibat krisis dan langkah bersama yang bisa mereka setujui untuk meredakannya.
Namun, sejumlah pengamat menilai, gencatan senjata itu akan hanya menjadi pemanis bibir. Moskwa disinyalir akan menegaskan kepada Ankara bahwa–pada akhirnya–Turki tidak akan dapat menghalangi Suriah untuk merebut kembali dan mengontrol penuh wilayah kedaulatannya. (REUTERS/AFP/AP)