Kasus infeksi Covid-19 di Iran terus bertambah sehingga warga diminta tinggal di rumah. Di Korea Selatan terjadi penambahan kasus baru Covid-19 terbanyak kemarin.
DUBAI, SABTU Pemerintah Iran meminta warga untuk berada di rumah agar tidak terjangkit Covid-19. Kebijakan ini diambil guna menekan penambahan jumlah korban. Sampai saat ini, 43 warga tewas dan 593 orang di Iran terjangkit Covid-19.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianush Jahanpur, Sabtu (29/2/2020), meminta warga tinggal di dalam rumah karena situasi makin mengkhawatirkan. Pemerintah juga meminta sekolah dan kampus tutup hingga paling tidak Selasa mendatang. Semua tempat publik ditutup, sedangkan kegiatan hiburan serta olahraga selama satu pekan dibatalkan.
Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi dan Wakil Presiden Urusan Keluarga dan Perempuan Masoumeh Ebtekar juga terjangkit Covid-19, penyakit yang dipicu virus korona baru.
Sementara itu, Korea Selatan mengalami penambahan kasus baru Covid-19 terbanyak pada Sabtu, yakni lebih dari 813 kasus. Saat ini, di negara itu ada 3.159 kasus Covid-19 dengan 17 orang meninggal.
Di Jepang, Perdana Menteri Shinzo Abe akan menggelontorkan dana darurat khusus untuk menangani Covid-19. Di negara itu, setidaknya 230 warga terinfeksi dan 5 orang meninggal. Anggaran darurat itu mencapai 2,5 miliar dollar AS dan dikucurkan 10 hari ke depan.
Berawal dari kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, Desember 2019, virus korona baru telah menyebar ke lebih dari 50 negara. Khusus di daratan China, total ada 2.835 kematian dan 79.251 kasus positif Covid-19. Sebagian besar di antaranya di Provinsi Hubei.
Adapun di seluruh dunia, lebih dari 2.900 orang telah meninggal. Selain itu, ada lebih dari 85.000 orang yang juga terinfeksi virus korona baru.
Menyusul penyebaran virus korona baru yang terus meluas, pasar saham merosot ke level terendah sejak krisis keuangan global 2008. Investor khawatir penyebaran penyakit itu dapat memicu malapetaka bagi ekonomi dunia.
Isolasi
Para pengamat menilai, cara yang ditempuh Pemerintah China dalam menangani penyebaran Covid-19 bisa ditiru negara-negara lain. Saat Covid-19 mulai menyebar luas di kota Wuhan, Pemerintah China mengisolasi dan menutup akses keluar masuk seluruh kota itu. Layanan transportasi dan tempat hiburan juga ditutup.
Kini, setelah Covid-19 semakin menyebar ke segala penjuru dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengusulkan agar cara China ditiru. Pertimbangannya, jika ada penyakit baru yang belum ada obat atau vaksin untuk menanganinya, karantina menjadi cara paling efektif untuk menahan laju penyebaran. ”Tak banyak negara yang mampu mengambil langkah menutup seluruh kota seperti ditempuh China,” kata ahli keamanan biologis di University of New South Wales, Australia, Raina MacIntyre.
Kota Hangzhou di China mengimplementasikan data elektronik yang mampu mengidentifikasi status kesehatan tiap orang dengan melihat sejarah perjalanan ke luar kota dan ke luar negeri serta gejala penyakit yang pernah diderita.
Pemerintah tengah menyiapkan sistem serupa bersama perusahaan Alibaba agar dapat diaplikasikan ke seluruh kota di China. Selain itu, di semua permukiman, terutama apartemen, warga harus punya kartu khusus keluar masuk dan kartu izin jumlah waktu yang boleh dihabiskan di luar rumah.
”China memilih cara lama ini dengan modifikasi bantuan teknologi modern untuk memantau pergerakan orang. Beberapa tahun lalu, cara ini tidak pernah terbayangkan akan dilakukan,” kata ahli epidemiologi asal Kanada, Bruce Aylward, yang pernah memimpin satu misi WHO di China.
Indonesia
Di DI Yogyakarta, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD membantah tuduhan bahwa Pemerintah RI menyembunyikan informasi penularan Covid-19. Ia menyatakan, hingga saat ini belum ada kasus positif virus korona baru.
”Enggak ada (yang disembunyikan). Jangan percaya pada hoaks,” ujar Mahfud seusai menghadiri dialog kebangsaan di Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Kabupaten Sleman, Sabtu.
Menurut dia, memang ada sejumlah orang di Indonesia yang diperiksa karena diduga tertular virus korona baru (SARS-CoV-2). Namun, hingga hari ini belum ada satu pun yang dinyatakan positif terinfeksi.
Guna mengurangi dampak penyebaran Covid-19, pemerintah memberikan insentif transportasi menuju 10 destinasi wisata di Tanah Air mulai Minggu (1/3). Insentif berupa diskon harga tiket penerbangan itu bertujuan mendorong pariwisata domestik guna mengompensasi penurunan kunjungan wisatawan mancanegara.
”Pemerintah menyediakan dana tunai lebih dari Rp 500 miliar yang akan diberikan diskon kurang lebih 30 persen kepada semua penerbangan dari Jakarta ke 10 destinasi wisata,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam jumpa pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Budi Karya memaparkan, bandara di 10 destinasi wisata tersebut adalah Hang Nadim (Batam, Kepulauan Riau), Ngurah Rai (Bali), Adisutjipto dan Yogyakarta International Airport (DI Yogyakarta), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Zainuddin Abdul Madjid (Lombok, Nusa Tenggara Barat), dan Abdul Rachman Saleh (Malang, Jawa Timur). Ada juga Bandara Sam Ratulangi (Manado, Sulawesi Utara), Sisingamangaraja (Silangit, Sumatera Utara), HAS Hanandjoeddin (Tanjung Pandan, Bangka Belitung), dan Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang, Kepulauan Riau).
Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto, beberapa penerbangan kosong atau turun. Diskon harga tiket akan diberikan kepada penumpang untuk semua kelas dengan besaran 45-50 persen.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah menyampaikan, kota itu mengantisipasi wabah Covid-19 dengan mengamati peningkatan pneumonia di Kota Tangerang.
Melalui rilis yang diterima Kompas, Juru Bicara Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia mengatakan, sebanyak 188 WNI dari kapal pesiar World Dream dievakuasi dan kini diobservasi di Pulau Sebaru Kecil. Proses ini berlangsung selama 14 hari.
(HRS/IGA/MTK/DIT/AFP/REUTERS/AP/LUK/CAS)