Tokyo Bujuk Lebanon agar Bos Nissan Diadili di Jepang
Carlos Ghosn, eksekutif perusahaan mobil Renault-Nissan, melarikan diri dari Jepang menuju Beirut dengan menggunakan jet pribadi untuk menghindari pengadilan Jepang yang sebutnya ”curang”.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT — Otoritas Jepang di Tokyo membujuk Beirut agar menyerahkan kasus bos Nissan, Carlos Ghosn, yang kabur ke Lebanon bisa diadili di Jepang. Terkait dengan hal itu, Tokyo mengutus Wakil Menteri Kehakiman Jepang Hiroyuki Yoshiie untuk mengunjungi Lebanon, Sabtu (29/2/2020).
Menurut Kementerian Kehakiman Jepang, Hiroyuki akan meninggalkan Tokyo untuk bertemu Menteri Kehakiman Lebanon Albert Serhan, Senin (2/3/2020). Lalu pada Selasa (3/3/2020) Yoshiie akan kembali ke Tokyo.
Seorang pejabat Kementerian Kehakiman Jepang menyatakan, lawatan Yoshiie ke Lebanon untuk mengupayakan agar para pejabat di Lebanon memahami sistem peradilan Jepang secara benar. Tidak dijelaskan apakah kunjungan itu secara langsung ditujukan untuk menegosiasikan penyerahan Ghosn.
”Ada kritik di komunitas internasional tentang sistem peradilan Jepang. Kami perlu mempromosikan pemahaman yang benar tentang sistem kami dan memperdalam kerja sama dengan Lebanon,” kata pejabat yang menolak disebutkan namanya tersebut.
Buronan internasional
Ghosn, eksekutif perusahaan mobil Renault-Nissan itu, kini menjadi buronan internasional. Terkait kasus Ghosn yang kabur ke Lebanon, polisi Turki telah menahan tujuh orang, termasuk empat pilot, Kamis (2/1/2020), untuk menyelidiki bagaimana Ghosn melarikan diri dari Jepang dan terbang menuju Beirut, Lebanon, setelah transit di Istanbul, Turki.
Juru bicara Kepolisian Turki mengatakan, selain empat pilot, juga ditahan dua pekerja bandara dan satu pekerja kargo. Ketujuh orang yang ditahan kepolisian Turki itu memberikan keterangan di Pengadilan Turki pada awal Januari lalu.
Ghosn melarikan diri dari Jepang menuju Beirut dengan menggunakan jet pribadi untuk menghindari pengadilan di Jepang yang dia sebut ”curang”. Ghosn menghadapi beberapa tuduhan pelanggaran keuangan. Ghosn pertama kali ditangkap di Tokyo pada November 2018 dan ditahan selama 130 hari.
Ghosn menghadapi empat dakwaan, termasuk menyembunyikan pendapatan dan memperkaya diri sendiri melalui pembayaran ke dealer mobil di Timur Tengah. Namun, Ghosn menyangkal tuduhan itu.
Ghosn pun akhirnya bisa keluar tahanan dengan jaminan dan kemudian melarikan diri ke Beirut. Ini yang membuat marah Pemerintah Jepang.
Situs web berita Hurriyet melaporkan, sebuah jet pribadi yang membawa Ghosn tiba di Bandara Ataturk, Istanbul, Senin (30/12/2019) pukul 05.30.
Data pelacakan atas urutan waktu penerbangan menunjukkan bahwa Ghosn menggunakan dua pesawat yang berbeda untuk terbang ke Istanbul dan kemudian ke Beirut.
Ghosn mengatakan, dia kabur ke rumah masa kecilnya di Lebanon untuk membersihkan namanya. Pemerintah Jepang menuntut agar Ghosn dikembalikan ke Jepang. Lebanon tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Jepang.
Ghosn kembali muncul dan menulis di Twitter pada Kamis (27/2/2020) malam. Ini merupakan Tweet Ghosn yang pertama kali setelah lebih dari sebulan dia tidak muncul di Twitter.
Dalam tweet-nya tersebut, Ghosn meminta tanda tangan petisi untuk pembebasan mantan eksekutif Nissan, Greg Kelly, yang ditangkap pada saat yang sama dengan dirinya. (REUTERS/AFP)