Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat kebijakan kontroversial menjelang pemilihan parlemen yang akan berlangsung kurang dari sepekan.
Oleh
·2 menit baca
TEPI BARAT, KAMIS —Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat kebijakan kontroversial menjelang pemilihan parlemen yang akan berlangsung kurang dari sepekan. Netanyahu memutuskan membangun 3.500 permukiman di wilayah E1 yang selama ini mendapat penolakan dari dunia internasional, termasuk dari mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Langkah ini dibaca oleh banyak pihak sebagai upaya untuk mengamankan suara dari warga Israel yang bermukim di Tepi Barat. Netanyahu bersikeras proyek ini harus dilanjutkan karena sudah tertunda bertahuntahun akibat penolakan oleh komunitas internasional. Baginya, rencana perdamaian yang diusulkan Presiden AS Donald Trump menjadi payung untuk meneruskan pembangunan permukiman itu.
”Saya telah memberikan instruksi untuk memublikasikan rencana kelanjutan pembangunan kawasan ini. Rencana membangun 3.500 permukiman di E1,” kata Netanyahu.
Bahaya bagi perdamaian
Cetak biru pengembangan permukiman E1 sudah ada sejak 1995. Namun, pergantian kekuasaan di Israel dan penolakan oleh dunia internasional membuat rencana ini tertunda. Apalagi karena pembangunan E1 akan memperluas permukiman Maale Adumim yang sudah ada sebelumnya.
Rencana pembangunan itu mendapat tentangan dari Pemerintah Otoritas Palestina. Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan, rencana Netanyahu itu sebagai hal yang membahayakan rencana prospek perdamaian. Riyad menuding Netanyahu telah dengan sengaja merusak peluang solusi dua negara dalam upaya perdamaian Palestina-Israel. ”Tindakan itu berbahaya. Lebih berbahaya dari rencana pengembangan permukiman yang lain,” kata Riyad, di Geneva, Swiss, Rabu (26/2/2020).
Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga mengecam rencana itu. Abbas menyatakan, pembangunan permukiman di kawasan E1 merupakan tindakan yang melanggar hukum internasional.
Bagi warga Palestina yang berdiam di Tepi Barat, pembangunan E1 dikhawatirkan akan membuat Tepi Barat terbagi dua dan membuat keinginan rakyat Palestina untuk memiliki wilayah sendiri, mulai dari Tepi Barat, Jalur Gaza hingga Jerusalem Timur, musnah.
Rencana Netanyahu disambut pendukungnya. ”Kami tidak akan berhenti mengklaim setiap petak tanah ini saat Netanyahu terpilih kembali (sebagai bagian dari wilayah Israel),” kata Daniella Weiss, pemuka masyarakat di permukiman Kedumim.
Suara warga Israel yang tinggal di permukiman menjadi sangat penting bagi Netanyahu dan Partai Likud untuk memenangi pemilihan pada pekan depan. Suara para pemukim, yang biasanya adalah pemilih tradisional Partai Likud, akan sangat vital bagi Netanyahu dan partainya pada pemilu kali.