Jemaah Umrah Indonesia di Istanbul dan Jeddah Mulai Dipulangkan ke Tanah Air
KBRI Ankara berkoordinasi dengan maskapai Turkish Airlines untuk pemulangan jemaah asal Indonesia di Istanbul dan Jeddah yang diangkut maskapai itu. Disebutkan, tidak ada biaya tambahan apa pun untuk pemulangan itu.
Oleh
KRIS MADA & MH SAMSUL HADI
·2 menit baca
ANKARA, JUMAT — Jemaah asal Indonesia, yang berada dalam perjalanan menuju Mekkah, mulai dipulangkan ke Tanah Air setelah Pemerintah Arab Saudi menghentikan layanan umrah terkait penyebaran wabah korona tipe baru atau Covid-19. Penghentian sementara layanan umrah ini berlaku untuk semua negara.
Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, sebanyak 910 warga Indonesia yang menumpang pesawat maskapai Turkish Airlines tengah berada di Jeddah saat larangan itu berlaku. Sementara 310 warga Indonesia lainnya berada di Istanbul.
”KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan Turkish Airlines untuk pemulangan jemaah asal Indonesia yang diangkut maskapai itu. Tidak ada biaya tambahan apa pun untuk proses ini,” ujarnya di Ankara, Jumat (28/2/2020).
Arab Saudi memutuskan seluruh jemaah umrah dari negara lain dilarang masuk sejak Kamis (27/2/2020). Hal itu berlaku untuk semua negara, termasuk Indonesia. Selain keputusan terkait layanan umrah tersebut, Riyadh juga menangguhkan kedatangan pelancong. Keputusan ini berlaku bagi sejumlah negara. Indonesia tidak termasuk kelompok tersebut.
Riyadh mengatakan, keputusan itu untuk melindungi umat Islam dari wabah Covid-19. Riyadh akan meninjau penundaan secara berkala. ”Kunjungan ke Kerajaan dengan visa turis dari negara-negara yang dikonfirmasi terjangkit virus korona, sesuai kriteria yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan Arab Saudi, untuk sementara dihentikan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, seperti dilansir kantor berita resmi SPA, Kamis.
Iqbal mengatakan, maskapai Turkish Airlines memulai pemulangan jemaah asal Indonesia secara bertahap sejak Jumat. Untuk jemaah yang berada di Istanbul, pemulangan menggunakan penerbangan transit ke Singapura dan Denpasar. Hal ini karena penerbangan Istanbul-Jakarta tengah padat. Turkish Airlines berusaha menambah jumlah penerbangan Istanbul-Jakarta untuk mempercepat pemulangan jemaah.
Apabila keadaan memungkinkan, jemaah asal Indonesia bisa diterbangkan lagi ke Arab Saudi. Penerbangan ke sana akan sangat bergantung pada keputusan Riyadh. ”Tidak ada biaya tambahan,” kata Iqbal.
Terkait upaya pencegahan penyebaran wabah Covid-19 itu, Kamis, Kementerian Pariwisata Arab Saudi juga memutuskan menghentikan penerbitan visa turis elektronik dan visa di tempat kedatangan (visa on arrival) dari beberapa negara, seperti China, Italia, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Singapura, dan Kazakhstan, serta semua kedatangan dari negara-negara tersebut.
Riyadh juga menangguhkan sementara visa turis yang telah dikeluarkan bagi warga dari negara-negara tersebut. Melalui pernyataan yang dilansir SPA, Kementerian Pariwisata Arab Saudi menekankan, warga di luar negara-negara itu yang telah memperoleh visa turis secara elektronik maupun visa di tempat kedatangan tidak diperbolehkan mengunjungi Mekkah dan Madinah.
”Prosedur-prosedur ini bersifat sementara dan akan terus dievaluasi oleh otoritas yang berwenang,” sebut Kementerian Pariwisata Arab Saudi.
Seorang pejabat pariwisata Arab Saudi yang dikutip kantor berita Reuters mengungkapkan, sekitar 40.000 visa turis telah diterbitkan Pemerintah Arab Saudi sejak kebijakan visa turis mulai diberlakukan pada Oktober 2019. Melalui kebijakan tersebut, Arab Saudi menargetkan pada 2030 mampu menarik 100 juta kunjungan setiap tahun.
Terkait langkah Arab Saudi menghentikan sementara layanan umrahnya, lembaga Al-Azhar dan Liga Arab menghargai keputusan tersebut. ”Langkah-langkah ini diizinkan, sah, dan dihargai. Bahkan, langkah-langkah tersebut merupakan tugas yang sah guna melindungi rakyat,” kata Al-Azhar, seperti dikutip SPA.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, dalam pernyataan yang juga dilansir SPA, menyebut bahwa langkah Pemerintah Arab Saudi akan berkontribusi dalam membatasi penyebaran virus tersebut, termasuk menjaga kesehatan dan hidup jemaah umrah dan pengunjung di dua masjid suci, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.