Trump Undang Para Pemimpin ASEAN untuk Bertemu di Las Vegas pada 12 Maret
Presiden AS Donald Trump sempat membuat para pemimpin ASEAN kecewa saat ia tidak memenuhi undangan hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan KTT Asia Timur di Bangkok, Thailand, tahun lalu.
Oleh
MH SAMSUL HADI
·4 menit baca
WASHINGTON DC, SELASA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengundang para pemimpin Perhimpungan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk bertemu di Las Vegas, AS, bulan depan. Pertemuan ini digelar setelah tahun lalu acara serupa ditiadakan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Washington DC, Selasa (25/2/2020), waktu setempat atau Rabu dini hari WIB, mengungkapkan kepada wartawan bahwa pertemuan puncak antara AS dan ASEAN tetap digelar meski ada kekhawatiran terkait semakin meluasnya penyebaran wabah virus Covid-19.
”Pertemuan puncak ASEAN tetap berlangsung. Kami tengah mempersiapkannya... akan digelar pada akhir pekan kedua bulan Maret di Las Vegas,” kata Pompeo.
Sejumlah diplomat mengungkapkan, pertemuan puncak itu akan dihadiri langsung oleh Trump dan dijadwalkan akan berlangsung pada 12 Maret di kota yang dikenal sebagai pusat atau surga permainan judi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari pemerintahan negara-negara ASEAN terkait undangan Trump tersebut. Pada kalender agenda pertemuan ASEAN, yang disusun per Desember 2019, pertemuan puncak AS-ASEAN di Las Vegas belum masuk dalam agenda ASEAN.
Washington sudah mulai menjajaki kemungkinan hadirnya para pemain ASEAN ke AS setelah Chile membatalkan penyelenggaraan pertemuan puncak Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), bulan November 2020, akibat gelombang unjuk rasa di negeri itu. Namun, Trump membuat para pemimpin ASEAN kecewa saat ia tidak memenuhi undangan hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan KTT Asia Timur di Bangkok, Thailand, tahun lalu.
Pada pertemuan puncak itu, Trump mengirim utusannya, yakni Penasihat Keamanan Nasional Robert O’Brien, pejabat level terendah yang pernah dikirim AS pada KTT Asia Timur. Sebagian besar pemimpin ASEAN mangkir dalam pertemuan KTT ASEAN-AS, yang dihadiri O’Brien, dan hanya mengirim para pejabat yunior selevel dengan O’Brien.
Kehadiran pejabat AS level lebih rendah di Bangkok itu terjadi setelah beberapa tahun AS berusaha memperlihatkan bahwa AS memiliki komitmen pada Asia dalam menghadapi kebangkitan China. Di Bangkok, tahun lalu O’Brien mengulang kembali seruan AS terhadap kebebasan bernavigasi dan menuding AS mengunakan intimidasi untuk menghalangi negara-negara ASEAN melakukan eksplorasi sumber daya di Laut China Selatan.
Berdasarkan catatan Kompas yang meliput KTT ASEAN tersebut, pada pertemuan KTT ASEAN-AS saat itu O’Brien membacakan undangan kepada para pemimpin ASEAN untuk hadir dalam pertemuan khusus di AS. ”Saya memanfaatkan kesempatan ini guna menawarkan undangan kepada pemimpin ASEAN untuk bergabung bersama saya di AS dalam pertemuan khusus dan situasi nyaman untuk semua pada caturwulan pertama 2020,” demikian tulis Trump dalam surat yang dibacakan O’Brien itu.
Dari 10 negara ASEAN, hanya tiga negara menghadirkan kepala pemerintahan, yakni Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, selaku tuan rumah; PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc, yang tahun 2020 ini negaranya menjadi ketua ASEAN; dan PM Laos Thongloun Sisoulith. Kepala negara atau kepala pemerintahan dari tujuh negara ASEAN lainnya menolak hadir.
Ketujuh negara ASEAN itu hanya mewakilkan menteri luar negeri masing-masing. ”Ini masalah kepantasan. Para pemimpin akan hadir jika sejawat mereka ada,” kata Menteri Keuangan Filipina Carlos Dominguez soal ketidakhadiran tujuh pemimpin ASEAN dalam pertemuan itu.
”Tidak pantas jika pemimpin ASEAN hadir saat perwakilan AS (yang hadir) tidak setara,” kata seorang diplomat yang tak mau diungkap namanya.
Komitmen AS Diragukan
Kala Singapura menjadi Ketua ASEAN pada 2018, PM Lee Hsien Loong juga pernah mengungkap kegusaran atas ketidakhadiran Trump di KTT ASEAN dengan para mitranya. Dalam tanya jawab selepas KTT ASEAN tahun itu, Lee menyampaikan kekhawatiran bahwa ASEAN harus memutuskan akan berpihak kepada siapa dalam persaingan AS-China.
Trump pernah hadir dalam KTT ASEAN 2017 di Manila. Namun, pada KTT ASEAN 2018 di Singapura, Trump hanya mengutus Wakil Presiden Mike Pence.
ASEAN merupakan salah satu arena persaingan AS dan China. Peneliti Asia Tenggara pada Seton Hall University, AS, Ann Marie Murphy, dalam seri kuliah dinamika regional di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, 10 Februari lalu, menyebut persaingan AS-China semakin nyata di Asia Tenggara. Setelah China masuk kawasan itu dengan Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI), AS menyusul dan memaknai ulang doktrin Penyeimbangan Ulang Pasifik di masa Presiden Barack Obama menjadi Indo-Pasifik Bebas dan Terbuka (Free and Open Indo-Pacific/FOIP).
Washington juga meluncurkan US International Development Finance Corporation (DFC), akhir 2019. Sebagian dari 60 miliar AS modal awal DFC telah ditawarkan untuk ditanamkan di Indonesia dan sejumlah negara ASEAN. Murphy mengatakan, FOIP adalah tantangan AS atas langkah China di kawasan. Asia Tenggara menjadi salah satu titik persaingan AS-China.
Persaingan itu menantang kekompakan ASEAN. Murphy menyebut, perkembangan mutakhir terus mendorong ASEAN untuk memilih pihak dalam persaingan AS-China. Sejauh ini ASEAN dinilai relatif bisa menjaga keseimbangan dalam menghadapi persaingan AS-China di kawasan.