Hampir berusia 95 tahun dan telah menjadi politisi sejak 1946. Belum ada tanda-tanda karier politik Mahathir Mohamad akan berakhir sementara lawan-lawannya tersingkir.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
Dalam 51 tahun terakhir, Mahathir Mohamad menyisihkan tiga perdana menteri dan menyingkirkan lima wakil perdana menteri Malaysia. Di antara lima wakil PM itu, ada suami-istri Anwar Ibrahim dan Wan Azizah Wan Ismail. Anwar disingkirkan pada 1999 dan Azizah pada 2020. Anwar kehilangan jabatan karena dipenjara atas tuduhan korupsi dan asusila. Azizah otomatis kehilangan jabatan kala Mahathir mengundurkan diri sebagai PM Malaysia pada Senin (24/2/2020). Keputusan Mahathir membuat kabinet, yang anggotanya termasuk Wan Azizah, bubar.
Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung XVI lalu menunjuk lagi Mahathir sebagai Pelaksana Tugas PM sampai terpilih PM definitif. Dengan demikian, secara faktual, dokter umum lulusan Singapura itu tetap menjadi PM.
Mahathir mundur setelah koalisi yang menyokongnya menjadi PM, Pakatan Harapan, terpecah pada Senin siang. Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Azmin Ali dan 10 anggota parlemen dari partai itu mengumumkan keluar dari PH. Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) bentukan Mahathir juga mengumumkan 26 anggota parlemennya keluar dari PH. Walakin, Azmin dan 36 anggota parlemen itu menyatakan tetap mendukung Mahathir sebagai PM.
Azmin bersama PPBM menggalang koalisi baru untuk mendukung Mahathir tetap jadi PM.
Pernyataan senada disampaikan Partai Aksi Demokratik (DAP) dengan 42 kursi, Amanah dengan 11 kursi, dan Warisan dengan 9 kursi. DAP dan Amanah merupakan bagian PH, sementara Warisan mendukung PH.
Masalahnya, pengumuman Azmin dan PPBM membuat PH menyisakan 92 kursi dari awalnya 129 kursi di parlemen. Secara teknis ketatanegaraan Malaysia, PH tidak memenuhi syarat minimal pembentukan pemerintahan, yakni sekurangnya 112 kursi di parlemen.
Azmin menyebut kubu Anwar berkhianat karena tidak henti mendesak Mahathir menyerahkan kursi PM kepada Anwar yang adalah Presiden PKR. Desakan itu dinyatakan sebagai bukti PH lebih sibuk dengan perebutan kekuasaan daripada mengurus warga. Menurut Azmin, seperti dikutip media Malaysia, The Star, kubu Anwar kembali mendesak penyerahan itu dalam rapat PH pada Jumat (21/2/2020). Menyikapi hal itu, Azmin bersama PPBM menggalang koalisi baru untuk mendukung Mahathir tetap jadi PM.
Dalam sistem ketatanegaraan Malaysia, Mahathir memang dimungkinkan tetap jadi PM jika didukung sekurangnya 111 anggota parlemen selain dirinya. Perkara dukungan itu, sebagaimana diberitakan The Star dan kantor berita Bernama, kini sedang diperiksa Yang Dipertuan Agung XVI melalui wawancara satu per satu terhadap anggota parlemen. Mantan PM Malaysia dan politisi UMNO, Najib Razak, ikut dipanggil Raja.
Menyingkirkan PM
Wawancara itu membuat Najib tidak menghadiri sidang dakwaan korupsi—yang membuat Najib tersingkir dari kursi PM. Sejak 2016, rangkaian unjuk rasa memprotes dugaan korupsi Najib dan UMNO terjadi di berbagai penjuru Malaysia. Mahathir dan istrinya, Siti Hazmah, ikut dalam rangkaian unjuk rasa yang diberi nama Bersih 4 itu.
Tidak hanya berunjuk rasa, Mahathir juga keluar dari UMNO untuk kedua kalinya, lalu membentuk PPBM. Demi mengalahkan Najib, Mahathir berkongsi dengan Anwar. Kongsi itu meredakan perseteruan sejak 1995 gara-gara Anwar secara terbuka menggalang kekuatan untuk menjadi pengganti Mahathir.
Najib bukan satu-satunya PM yang digulingkan Mahathir. Abdullah Badawi, wakil PM pengganti Anwar dan penerus Mahathir pada 2003, juga digulingkan pada 2008. Mahathir tanpa henti mengkritik Badawi.
Sebelumnya, cara itu dipakai Mahathir pada PM pertama Malaysia Tunku Abdul Rahman. Setelah dipecat dari UMNO pada 1969, Mahathir tanpa henti mengkritik Bapak Bangsa Malaysia itu. Akhirnya, Tunku Abdul Rahman mundur dan digantikan Tunku Abdul Razak yang merupakan ayah Najib.
Dalam biografinya, A Doctor In The House, Mahathir mengakui Tunku Abdul Razak adalah patron politiknya. Kala PM kedua Malaysia itu meninggal pada 1976, Mahathir merasa amat kehilangan. Sebab, Abdul Razak membawa Mahathir kembali ke UMNO. Dengan arahan Abdul Razak, Mahathir bisa kembali menjadi anggota parlemen dan pejabat UMNO, lalu menjadi PM pada tahun 1981 hingga 2003.
Di masa jabatannya, ia, antara lain, memerintahkan Operasi Lalang dengan alasan mencegah kerusuhan rasial seperti yang terjadi pada 1969. Operasi pada 1987 itu menargetkan sejumlah tokoh, termasuk Lim Kit Siang yang merupakan pemimpin DAP. Mahathir dan Lim berdamai kala membentuk PH di 2018.
Selain memenjarakan orang, Mahathir juga mengangkat Musa Hitam, Ghafar Baba, Anwar, hingga Badawi sebagai wakil PM. Najib tidak termasuk wakil PM di bawah Mahathir. Walakin, ia menduduki beberapa pos menteri di bawah pemerintahan Mahathir.
Namun, pada akhirnya, semua tersingkir setelah berselisih dengan Mahathir. Sementara karier politik Mahathir tetap belum menunjukkan tanda akan berakhir.