Penyebaran virus Covid-19 meluas setelah Irak dan Oman mengonfirmasi warga yang positif terjangkit. Jumlah kematian akibat virus itu juga dilaporkan bertambah di Italia dan Korea Selatan.
Oleh
·5 menit baca
BAGHDAD, SENIN —Otoritas Irak, Senin (24/2/2020), mengonfirmasi bahwa untuk pertama kali infeksi virus Covid-19 ditemukan di negara itu. Virus itu diketahui positif menyerang seorang warga negara Iran yang tengah belajar di kota Najaf.
Kekhawatiran penyebaran virus Covid-19 di Irak meluas mengingat publik secara umum dan para pengamat menilai sistem perawatan kesehatan di Irak tidak terlalu baik. Konfirmasi atas pasien yang terpapar virus Covid-19 itu juga muncul sekalipun Irak telah menutup pintu masuk dan keluarnya warga Iran ke Irak dalam beberapa hari terakhir.
Langkah itu diambil setelah Iran mengonfirmasi penyebaran virus di wilayahnya. Hingga awal pekan ini atau sepekan setelah virus itu pertama kali dinyatakan positif menjangkiti warga, diakui sebanyak 12 warga Iran meninggal akibat virus itu.
Irak juga diketahui sering menampung para peziarah dan pelajar agama Iran di wilayah Irak. Seorang koresponden kantor berita AFP mengatakan, pasien yang positif virus Covid-19 itu adalah seorang pria Iran. Pasien itu dikarantina di sebuah rumah sakit di Najaf.
Kasus positif paparan virus Covid-19 terhadap manusia juga ditemukan di Oman. TV Oman melaporkan, Kementerian Kesehatan Oman menyatakan dua kasus pertama infeksi virus korona tipe baru itu. Dua perempuan Oman yang didiagnosis menderita penyakit itu sebelumnya mengunjungi Iran. Mereka dilaporkan berada dalam kondisi stabil.
Sementara itu, dari Italia dilaporkan adanya pasien kelima dengan virus Covid-19 yang meninggal, Senin. Lebih dari 220 orang terjangkit virus ini sejak Jumat pekan lalu. Sebagian besar dari mereka berada di kota Lombardy dan Veneto.
Pihak berwenang di Italia utara telah menutup sekolah, universitas, museum, dan bioskop selama setidaknya satu pekan terakhir. Otoritas Italia juga melarang pertemuan publik, termasuk karnaval Venesia yang terkenal. Sepuluh wilayah di Lombardy yang dekat dengan Milan, dengan populasi gabungan hampir 50.000 orang, telah ditetapkan sebagai kota dalam status dikarantina secara efektif. Langkah serupa juga ditetapkan terhadap Veneto.
Para ahli masih bingung karena pada sejumlah kasus di Italia tidak ditemukan ada kaitan apa pun dengan China, negara yang menjadi awal mula penyebaran virus Covid-19. Italia adalah negara pertama di Eropa yang melaporkan adanya kasus positif Covid-19.
Kondisi di Korsel
Dari Seoul dilaporkan, Senin, otoritas Korea Selatan (Korsel) mengatakan, ada 161 orang lagi yang teridentifikasi positif Covid-19 sehingga total ada 763 orang yang terpapar. Sampai sejauh ini tujuh orang meninggal karena virus itu. Dengan itu, Korsel menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di luar China daratan. Sementara dari China dilaporkan ada 150 orang meninggal lagi akibat virus, awal pekan ini.
Kasus virus korona tipe baru di Korsel cepat bertambah sejak kasus infeksi pertama muncul di sebuah sekte keagamaan di kota Daegu, pekan lalu. Mayoritas kasus yang muncul terkait dengan Gereja Jesus Shincheonji. Pusat Antisipasi dan Pengendalian Penyakit Korea (KCDC) menyebutkan, dari 161 kasus baru, 115 kasus berasal dari sekte itu.
Wabah ini semakin mengkhawatirkan. Kita harus cepat. Harus segera ambil langkah cepat, apa pun caranya.
Presiden Korsel Moon Jae-in, Minggu, meningkatkan status kesiagaan Covid-19 menjadi level tertinggi, Siaga 1. Semua sekolah masih akan ditutup hingga pekan depan dan pengawasan terhadap kedatangan orang dari China akan diperketat hingga dua pekan ke depan. Operasional transportasi umum dibatasi, terutama penerbangan dari dan ke Korsel. Moon berjanji akan mengambil langkah tegas dan cepat guna meredam penambahan kasus.
”Wabah ini semakin mengkhawatirkan. Kita harus cepat. Harus segera ambil langkah cepat, apa pun caranya,” ujarnya.
Sampai sekarang masih belum diketahui penyebab dan asal munculnya kasus-kasus yang baru di Korsel. Apalagi setelah pasien baru yang terinfeksi itu ternyata tidak pernah bepergian ke luar negeri.
Kompleks
China sampai sekarang masih menganggap situasi terkait penanganan virus itu kompleks dan serba tidak jelas. Setidaknya begitu pandangan Presiden China Xi Jinping. Xi khawatir wabah ini mengganggu industri dan pertanian. ”Tahapan penting adalah langkah antisipasi dan pengendalian,” ujarnya.
Asisten Menteri Keuangan China Ou Wenhan mengatakan, pemerintah mengalokasikan 14,16 miliar dollar AS untuk menangani Covid-19. Meski situasinya masih dinilai kompleks, jumlah kasus baru di China justru turun. Tidak seperti kasus di luar China yang bertambah cepat.
Sebanyak empat provinsi di China, yakni Yunnan, Guangdong, Shanxi, dan Guizhou, menurunkan status kesiagaannya. Yunnan dan Guizhou menurunkan kesiagaan dari level 1 ke 3. Sementara Guangdong dan Shanxi turun ke level 2. Sabtu pekan lalu, Provinsi Gansu dan Liaoning juga melakukannya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengapresiasi langkahlangkah China dalam menangani penyebaran virus Covid-19. ”Langkah-langkah sangat sulit China sejak virus muncul akhir tahun lalu telah mencegah ratusan ribu kasus di negara itu,” kata kepala delegasi WHO yang mengunjungi China, Bruce Aylward.
Menurut Aylward, beberapa sumber data mendukung tren penurunan umum dalam jumlah infeksi yang dilaporkan di China. Meski demikian, ada beberapa masalah statistik yang terus diamati dalam beberapa pekan terakhir. Tim WHO dalam beberapa hari terakhir memeriksa seluruh bagian China, termasuk Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, yang menjadi pusat penyebaran penyakit tersebut.
Menlu RI di Geneva
Situasi global penyebaran Covid-19 turut dibahas Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di sela-sela High Level Segment Dewan HAM PBB Sesi ke-43 di Geneva, Swiss, kemarin. Menlu Retno menekankan pentingnya koordinasi dan kolaborasi global untuk menangani penyebaran Covid-19.
Dalam rilis resmi Kemlu RI, Retno menyatakan kolaborasi global dalam menangani Covid-19 juga untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran virus sejenis dalam jangka panjang. Retno juga menjelaskan upaya Pemerintah RI mengevakuasi WNI yang berada di wilayah yang terjangkit Covid-19 di beberapa negara. Ghebreyesus berpesan agar Indonesia terus siaga terhadap penyebaran Covid-19 meski hingga saat ini belum terdapat WNI di Indonesia yang terdeteksi positif Covid-19.