Sejak terbunuhnya seorang komandan milisi Palestina oleh militer Israel beberapa waktu lalu, kedua belah pihak masih saling serang, membuat proses perdamaian tidak mudah diwujudkan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
JERUSALEM, SENIN — Militer Israel, Senin (24/2/2020) pagi, menyatakan telah melancarkan serangan terhadap milisi Palestina di Jalur Gaza dan Suriah. Serangan itu dilakukan sebagai balasan atas serangan roket yang ditembakkan ke selatan Israel pada Minggu (23/2/2020) malam, beberapa jam setelah Israel menyatakan telah membunuh milisi Palestina yang mencoba menaruh bom di sepanjang pagar pembatas Israel-Jalur Gaza.
Warga Palestina sangat marah atas tindakan Israel itu. Mereka juga mengkritik Hamas karena tidak berbuat apa pun. Kelompok milisi Palestina mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket ke Israel.
Militer Israel melaporkan, setidaknya 20 roket ditembakkan ke wilayah selatan Israel. Serangan ini merupakan serangan roket dari Jalur Gaza yang terhebat dalam beberapa bulan terakhir, tetapi tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa dari sisi Israel.
Sirene serangan udara terus berbunyi hingga malam dan Komando Dalam Negeri Israel memerintahkan sekolah-sekolah di dekat Jalur Gaza ditutup dan melarang warga berkumpul.
Merespons serangan roket itu, Israel mengatakan pesawat mereka menyerang ”puluhan target kelompok milisi sepanjang Jalur Gaza” dan fasilitas milik kelompok milisi di luar Damaskus.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, empat warga Palestina dirawat di rumah sakit Al-Shifa di kota Gaza karena terluka oleh serangan udara Israel tersebut.
Dalam pernyataannya, kelompok milisi Palestina mengatakan serangan udara di Damaskus menewaskan dua anggotanya, bernama Salim Salim (24) dan Mansour (23). Mereka bertekad membalas kematian kedua anggota.
Sejak November 2019, Israel dan kelompok milisi terlibat dalam pertempuran menyusul terbunuhnya komandan kelompok milisi dalam serangan Israel.
Sejak itu, ditengahi oleh Mesir, Israel dan Hamas telah bekerja untuk memperkuat gencatan senjata secara informal. Akan tetapi, kelompok milisi tetap mencoba melancarkan serangan.
Kelompok milisi menyatakan laki-laki yang dibunuh oleh Israel merupakan seorang milisi. Namun, menurut Israel, laki-laki itu menaruh bom di pagar pembatas. Video amatir yang beredar di media sosial Palestina menunjukkan alat berat Israel melintasi Gaza dan membawa jenazah laki-laki itu.
Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas, menuduh militer Israel melakukan tindakan yang kejam terhadap laki-laki tersebut. Sementara militer Israel menyebut bahwa mereka membawa jenazah itu untuk mencegah hal yang buruk terjadi bagi orang di sekitarnya.
Namun, video itu telah membuat marah warga Gaza yang melihat tindakan tersebut sebagai provokasi dan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip agama yang menghormati orang yang telah meninggal. (AP)