Meski jumlah penularan dan kasus baru di luar China tidak sebesar yang terjadi di China, penyebaran kasus ke sejumlah negara membuat para ahli makin khawatir.
Oleh
BENNY D KOESTANTO/B JOSIE SUSILO HARDIANTO/MH SAMSUL HADI
·4 menit baca
YONHAP VIA REUTERS
Seorang pasien yang dikonfirmasi positif terinfeksi virus Covid-19 tiba untuk menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Chuncheon, Korea Selatan, Sabtu (22/2/2020).
SEOUL, SABTU — Korea Selatan melaporkan 229 kasus baru infeksi virus korona tipe baru, Covid-19, Sabtu (22/2/2020). Lonjakan kasus itu menjadikan Korsel sebagai negara terbanyak kedua dalam jumlah warga yang terpapar virus Covid-19.
Hingga akhir pekan ini, warga Korsel yang terinfeksi virus Covid-19 di negara itu sebanyak 433 orang. Jumlah ini hanya lebih rendah dari kasus yang ditemukan di China, tempat asal mula penyebaran wabah itu, dengan jumlah warga terinfeksi lebih dari 76.000 dan mengakibatkan 2.345 kematian. Di kapal pesiar Diamond Princess, yang dikarantina di Jepang, virus Covid-19 ditemukan pada 542 penumpang dan kru, tetapi mereka berasal dari banyak negara.
Otoritas kesehatan China mengatakan, pada hari Jumat tercatat 397 kasus baru, turun dari kasus baru yang ditemukan sehari sebelumnya, yaitu 889 kasus. Total hingga Sabtu, jumlah kasus penularan Covid-19 di China mencapai 76.288 kasus.
Meski jumlah penularan dan kasus baru di luar China tidak sebesar yang terjadi di China, penyebaran kasus ke sejumlah negara membuat para ahli makin khawatir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, tindakan tegas China di negaranya memberi waktu bagi komunitas global untuk bersiap.
CHINA DAILY VIA REUTERS
Pekerja medis dengan baju pelindung memeriksa pasien di ruang isolasi di sebuah rumah sakit di Wuhan, pusat wabah Covid-19, Provinsi Hubei, China, Sabtu (22/2/2020).
Namun, ketika titik-titik baru penularan muncul di seluruh dunia, ada kesulitan menemukan sumber awal pasien pertama yang memicu setiap kluster baru. Situasi itu menandakan penyakit ini mulai menyebar luas.
Sejumlah kasus terbaru di Korsel melibatkan pasien yang dirawat di sebuah rumah sakit karena masalah kesehatan mental. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC) mengungkapkan, sebanyak 95 kasus positif Convid-19 dikonfirmasi terkait dengan pasien atau staf di Rumah Sakit Cheongdo Daenam di Cheongdo.
”Sebagian besar pasien rumah sakit yang telah didiagnosis adalah mereka yang telah menjalani rawat inap karena penyakit mental,” kata Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kim Gang-lip.
YONHAP/AFP
Petugas menyemprotkan disinfektan di depan sebuah rumah sakit tempat sebanyak 16 orang yang terinfeksi virus Covid-19 di Cheongdo, tenggara kota Daegu, Korsel, 21 Februari 2020.
Selain itu, kebanyakan kasus baru itu terkait dengan wabah di cabang Gereja Jesus Shincheonji di kota Daegu. Pemerintah Korsel menetapkan Daegu yang berpenduduk 2,5 juta jiwa dan Cheongdo yang dihuni sekitar 43.000 orang sebagai ”zona pemantauan khusus”. Otoritas setempat mengerahkan staf medis militer dan pekerja kesehatan lainnya serta sumber-sumber tambahan lainnya, termasuk tempat-tempat tidur untuk rumah sakit.
Lebih dari separuh kasus-kasus nasional itu terkait dengan seorang perempuan berusia 61 tahun, yang dikenal dengan ”Pasien 31”, yang mengikuti acara keagamaan di cabang Gereja Jesus Shincheonji di Daegu. Menurut petugas setempat, perempuan tersebut tidak memiliki catatan bepergian ke luar negeri.
Lebih dari separuh kasus nasional itu terkait dengan seorang perempuan berusia 61 tahun, dikenal dengan ”Pasien 31”, yang mengikuti acara keagamaan di cabang Gereja Jesus Shincheonji di Daegu.
KCDC hari Sabtu mengatakan, pihaknya telah memegang data 9.300 orang yang ikut hadir pada acara keagamaan di gereja tersebut. Sekitar 1.200 orang dari daftar itu mengeluhkan gejala seperti flu. Penyebaran virus di gereja itu dan rumah sakit di Cheongdo bisa juga terkait satu sama lain. Sejumlah anggota gereja menghadiri upacara pemakaman saudara pendiri gereja itu di rumah sakit tersebut.
Kasus di Iran
Di Iran, seorang pejabat distrik di ibu kota Teheran dinyatakan positif tertular Covid-19. Di negara itu, hingga Sabtu, tercatat ada 28 kasus, dengan lima meninggal. Kebanyakan kasus di negeri itu, termasuk delapan kasus baru, berada di Qom, kota suci bagi Muslim Syiah, berjarak 120 kilometer selatan Teheran. Pejabat kesehatan setempat, Kamis lalu, menyerukan penghentian sementara semua acara keagamaan di Qom.
AP PHOTO/ANMAR KHALIL
Staf medis memeriksa penumpang asal Iran di bandar udara di Najaf, Irak, Jumat (21/2/2020).
Kantor berita WAM melaporkan, hari Sabtu Uni Emirat Arab mengumumkan dua kasus virus Covid-19, yakni seorang turis Iran dan istrinya, menambah kasus di negara itu menjadi 13 kasus. Kondisi warga Iran berusia 70 tahun itu dilaporkan belum stabil.
Lebanon mengonfirmasi kasus pertama, Jumat, yakni seorang perempuan berusia 45 tahun. Kantor berita Fars melaporkan, Iran telah menghentikan sementara perjalanan ziarah para penganut Syiah ke Irak. Irak pada Kamis lalu juga menutup pintu perbatasannya bagi warga Iran selama tiga hari karena khawatir dengan penyebaran wabah tersebut.
Keputusan itu diambil Baghdad setelah maskapai Iraqi Airways menghentikan sementara penerbangan ke Iran. Hal serupa dilakukan maskapai Kuwait Airways sejak Kamis lalu. Arab Saudi, Jumat lalu, juga menghentikan sementara perjalanan warganya dan para ekspatriat ke Iran.
Sementara itu, otoritas Italia juga mengabarkan, seorang pria lanjut usia meninggal karena penyakit itu, kasus kematian pertama di Italia. Dilaporkan ada 19 kasus penularan Covid-19 di Italia. (AFP/AP/REUTERS)