Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Perancis dan Jerman memberi dukungan konkret untuk menghentikan krisis kemanusiaan di wilayah Idlib, Suriah barat laut.
Oleh
MH SAMSUL HADI & B JOSIE SUSILO HARDIANTO
·2 menit baca
ANKARA, JUMAT —Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Perancis dan Jerman memberi dukungan konkret untuk menghentikan krisis kemanusiaan di wilayah Idlib, Suriah barat laut. Kantor Kepresidenan Turki, Jumat (21/2/2020), mengatakan, hal itu disampaikan Erdogan dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
”Presiden (Erdogan) menekankan perlunya menghentikan serangan rezim dan para pendukungnya di Idlib, serta menekankan pentingnya memberi bantuan kuat dengan langkah-langkah konkret guna mencegah krisis kemanusiaan,” demikian pernyataan Kepresidenan Turki.
PBB mencatat, sejak awal Desember 2019 setidaknya 900.000 orang—dengan 500.000 orang di antaranya anak-anak mengungsi akibat pertempuran di Idlib. Wilayah ini benteng pertahanan terakhir oposisi yang berupaya menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak 2011.
Pertempuran antara tentara Suriah yang didukung Rusia melawan pasukan oposisi di Idlib meningkat akhir-akhir ini. Pertempuran meluas saat pasukan Turki dan Suriah terlibat kontak senjata di beberapa tempat. Kamis lalu, seperti dilaporkan organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), 2 tentara Turki serta sedikitnya 11 tentara pro-pemerintah dan 14 personel pro-Turki tewas dalam penyerbuan tentara Suriah.
Kementerian Pertahanan Turki menyebut, lebih dari 50 tentara Suriah tewas dalam serangan balasan Turki. Pertempuran di Idlib menyebabkan hubungan Turki-Rusia, yang terjalin melalui forum Astana, terancam kolaps.
Situasi di Idlib mengundang keprihatinan masyarakat internasional. Mewakili 27 negara anggota Uni Eropa (UE), Dewan UE mengatakan, serangan militer oleh rezim Suriah dan sekutunya di Idlib menyebabkan penderitaan dan mengakibatkan bencana kemanusiaan.”Itu tidak dapat diterima,” kata Dewan UE, Jumat, di Brussels, Belgia.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, pertempuran di Idlib tidak bisa diabaikan. ”Selama berminggu-minggu salah satu drama kemanusiaan terburuk telah berlangsung,” kata Macron. ”Saya ingin mengecam, dalam istilah terkuat, serangan militer yang dilakukan selama beberapa minggu oleh rezim Bashar al-Assad terhadap penduduk sipil Idlib.”
Bersama Kanselir Jerman Angela Merkel, Kamis lalu, Macron berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Selain menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi kemanusiaan di Idlib, Macron dan Merkel mengusulkan agar Putin segera menggelar pembicaraan dengan Erdogan untuk meredakan ketegangan.
Jubir Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rusia sedang membahas kemungkinan menggelar pertemuan puncak tentang Suriah dengan Erdogan. Macron, dan Merkel.