Menteri Pertahanan AS Mark Esper menegaskan dukungan pada rencana memodernisasi alutsista nuklir AS. Washington ingin tetap mampu mengimbangi Rusia dan mengungguli China. Hal itu penting untuk mencegah perang.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
MINOT, RABU — Dalam kunjungan ke Pangkalan Angkatan Udara Minot di North Dakota, Rabu (19/2/2020), Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper menegaskan dukungannya pada rencana memodernisasi alutsista nuklir AS. Proyek senilai miliaran dollar AS itu ditujukan untuk mengimbangi kekuatan Rusia dan China.
Sebagai catatan, Pangkalan Angkatan Udara Minot merupakan rumah bagi pengebom B-52. Pesawat itu adalah salah satu arsenal pemukul dengan kemampuan membawa rudal nuklir. Pengebom itu adalah salah satu dari tiga kekuatan utama alutsista nuklir AS, selain rudal balistik Minuteman-3, dan kapal selam kelas Columbia—dikembangkan sebagai pengganti kelas Ohio—yang memiliki kemampuan meluncurkan rudal balistik berhulu ledak nuklir.
”Ketiga arsenal utama itu perlu dimodernisasi, dan sangat penting bagi kita apabila kita ingin mempertahankan (kemampuan) daya tangkal strategis, kita perlu mencegah perang. Untuk itu kita perlu yakin, ketiga arsenal itu terkait dalam sistem yang efektif, aman, andal, dan dapat dipercaya,” kata Esper.
Kepada wartawan, Esper mengatakan, baik—dua kekuatan nuklir dunia—Rusia maupun China telah memodernisasi bahkan mengembangkan persenjataan nuklir yang mereka miliki.
Oleh karena itu, menurut Esper, bagi AS proyek modernisasi itu—meskipun sangat mahal—menjadi perlu. Sebelumnya, dalam proposal anggaran pertahanan 2021 yang diajukan ke Kongres, Presiden Donald Trump meminta dana 2,8 miliar dollar AS untuk mengembangkan pengebom B-21 Raider dan 1,5 miliar dollar AS untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua generasi terbaru.
Arsenal strategis
Selain menjadi pangkalan bagi pengebom B-52, Pangkalan Angkatan Udara AS Minot adalah silo bagi salah satu kekuatan strategis AS, yaitu rudal balistik antarbenua, Minuteman-3. Selain di Minot, Minuteman-3 juga ditempatkan di Wyoming dan Montana.
Minuteman-3 dijuluki juga ”ace in the hole”. Rudal balistik itu adalah salah satu kartu as bagi Washington. ”Kartu” itu memang tidak pernah dimainkan atau turun dalam palagan. Meskipun demikian, keberadaannya adalah penyokong bagi kekuatan tawar AS di kancah internasional.
Keberadaan Minuteman-3 adalah untuk mencegah negara lain menyerang AS dengan senjata nuklir. Minuteman-3 adalah kekuatan penggentar, dengan daya hancur kolosal.
Langkah antisipatif
Langkah Washington memodernisasi kekuatan nuklirnya tampaknya merupakan alternatif dari belum adanya kesepakatan baru tentang pembatasan senjata nuklir.
Washington sejatinya ingin agar Rusia dan China mau memulai perundingan yang mengarah pada satu kesepakatan tentang senjata nuklir. Apabila itu tercapai, tidak perlu lagi biaya mahal untuk memodernisasi nuklir.
Hingga saat ini antara Washington dan Moskwa belum lahir lagi kesepakatan baru terkait nuklir. Keduanya belum beranjak dari perjanjian New START yang mengatur jumlah senjata nuklir strategis yang digunakan AS dan Rusia.
Selain itu, China pun belum menunjukkan niat memulai pembicaraan tentang isu pembatasan senjata nuklir. Menyikapi keduanya, Trump pun mengajukan dana modernisasi nuklir kepada Kongres. Selain ingin tetap mampu mengimbangi Rusia, AS pun ingin tetap mengungguli China.
Akan tetapi, tidak murah mewujudkan niat AS. Secara keseluruhan, anggaran modernisasi senjata nuklir yang diusulkan pemerintah untuk tahun anggaran 2021 mencapai 46 miliar dollar AS. Dana itu antara lain akan diserahkan kepada Departemen Pertahanan yang bertanggung jawab dalam pengoperasian senjata serta kepada Departemen Energi yang bertanggung jawab pada pengelolaan dan penyediaan hulu ledak nuklir.
Apabila merujuk pada pernyataan Pejabat Direktur Anggaran Kepresidenan Russell Vought, pekan lalu, dana yang dikucurkan untuk modernisasi nuklir itu mencapai lebih kurang 20 persen dari proposal pengeluaran pertahanan AS tahun 2021, yaitu 740 miliar dollar AS.
Kantor Anggaran Kongres memperkirakan, pada 10 tahun pertama dari rencana modernisasi, biaya yang dikeluarkan hampir 500 miliar dollar AS. Dan selama rentang 30 tahun, biaya yang dibutuhkan untuk mempertahankan kekuatan nuklir AS saat ini dan masa depan diperkirakan menelan dana hingga 1,2 triliun dollar AS.
Meskipun diyakini AS bisa dan mampu mewujudkannya, tetap saja itu adalah pil pahit. (AP/AFP)