Sejumlah negara melarang kunjungan warga Taiwan seperti halnya bagi warga China, terkait penyakit virus korona baru. Sementara Taiwan meminta pemerintah Filipina mencabut larangan kunjungan warganya ke negara itu.
Oleh
Adhitya Ramadhan
·2 menit baca
MANILA, KAMIS —Presiden Filipina Rodrigo Duterte menolak permintaan Taiwan untuk mencabut larangan warga Taiwan berkunjung ke Filipina. Larangan ini dikeluarkan untuk menjamin keamanan warga Filipina dari penyebaran COVID-19. Duterte menyatakan, larangan itu akan tetap berlaku sepanjang epidemi masih berlangsung.
”Perhatian utama saya adalah kesehatan dan keselamatan warga kita,” kata Duterte seperti disampaikan juru bicara, Salvador Panelo, Kamis (13/2/2020).
Menanggapi penolakan itu, Taiwan mempertimbangkan untuk melakukan hal sama kepada warga Filipina yang berkunjung ke Taiwan jika permintaan mereka tidak dikabulkan pekan ini.
Saat ini ada lebih dari 115.000 warga Filipina yang tinggal dan bekerja di Taiwan. Mereka umumnya bekerja di pabrik menjadi asisten rumah tangga dan caregiver.
Perhatian utama saya adalah kesehatan dan keselamatan warga kita.
Meski China mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah China, Taiwan sepenuhnya diatur terpisah dari China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memasukkan kasus positif COVID-19 di Taiwan sebagai kasus dari China.
Akibatnya, sejumlah negara memberlakukan larangan kunjungan bagi warga Taiwan seperti halnya bagi warga China. Tahun lalu wisatawan China merupakan kedua terbanyak yang berkunjung ke Filipina. Pada periode Januari-November 2019 sebanyak 22 persen dari 7,5 juta wisatawan asing di Filipina berasal dari China.
Menurut Panelo, keputusan Filipina memasukkan Taiwan dalam larangan kunjungan seperti China ”tidak ada hubungannya dengan” kebijakan satu China.
Berulang kali Taiwan mengeluhkan perlakuan tidak adil ini dengan menyatakan bahwa kasus positif COVID-19 di sana hanya 18 kasus, jauh lebih sedikit dibandingkan di China yang sudah mencapai 60.000 kasus.
Tanggapan Taiwan
Di Taipei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, Joanne Ou, menyampaikan, pihaknya berencana merespons keputusan Filipina tanpa memerinci detail rencana itu. Taipei masih menunggu sikap Manila.
”Kami tetap berkomunikasi dengan Pemerintah Filipina dan menjelaskan bahwa ini adalah larangan sepihak dan keputusan yang keliru dari Kementerian Kesehatan Filipina yang telah memengaruhi hubungan Taiwan dan Filipina,” kata Ou.
Kementerian Luar Negeri Taiwan juga berharap Filipina mengambil keputusan yang benar. Taiwan dan Filipina memiliki hubungan ekonomi dan budaya yang dekat. Namun, Filipina tidak punya hubungan diplomatik dengan Taiwan karena Manila mengakui Pemerintah China.