Kasus Virus Korona Menurun, Wabah Diharapkan Berakhir April 2020
Virus lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, sosial, dan ekonomi daripada serangan teroris apa pun. Virus adalah musuh terburuk yang bisa Anda bayangkan.
GUANGZHOU, RABU — Wabah virus korona tipe baru di China diharapkan berakhir pada April 2020 setelah jumlah kasus baru mulai menurun di Hubei, provinsi yang menjadi pusat kemunculan virus tersebut.
Sementara Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato, Rabu (12/2/2020), mengatakan, ada 39 orang lagi yang dinyatakan positif virus korona di kapal pesiar Diamond Princess, yang sudah dua minggu dikarantina di Yokohama, Jepang. Secara keseluruhan, sudah 174 orang terinfeksi di kapal tersebut.
Tentang harapan akan berakhirnya wabah virus di China pada April disampaikan penasihat medis senior China, Zhong Nanshan. Di Provinsi Hubei yang menjadi episentrum wabah virus tersebut, pada Selasa kemarin, dilaporkan ada tambahan 94 orang meninggal dan ada 1.068 kasus baru.
Jumlah tersebut menurun dari angka kasus tertinggi, yakni 3.000 kasus baru, pada 4 Februari 2020, dan merupakan jumlah terendah kasus baru sejak angka kasus terendah 1.347 dilaporkan pada 31 Januari 2020. Namun, total korban tewas di China telah melampaui 1.100 orang.
Saya berharap wabah ini dapat berakhir pada April 2020.
Zhong mengatakan, jumlah kasus baru turun di beberapa provinsi dan diperkirakan epidemi akan memuncak pada Februari ini.
”Saya berharap wabah ini dapat berakhir pada April 2020,” kata Zhong, ahli epidemiologi yang ikut berperan dalam memerangi wabah sindrom pernapasan akut parah (SARS) pada 2003.
Musuh nomor satu
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan ancaman global yang berpotensi lebih buruk daripada terorisme.
Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dunia harus bangun dan menganggap virus musuh ini sebagai musuh publik nomor satu. Dia menambahkan, vaksin pertama virus korona akan selesai 18 bulan lagi.
Baca juga: Ilmuwan Berkejaran dengan Waktu demi Vaksin Korona Baru
Menurut WHO dan pejabat kesehatan China, total terdapat lebih dari 44.000 kasus virus korona baru di China. Data statistik China menunjukkan sekitar 2 persen orang yang terinfeksi virus telah meninggal.
Banyak dari mereka yang berusia lanjut atau dengan kondisi medis sebelumnya. Namun, penyebaran virus korona yang dapat menyebabkan pneumonia tersebut telah menyebabkan gangguan luas.
Baca juga: Virus Pembunuh Massal yang Mengguncang Dunia
Sementara itu, Ghebreyesus kurang optimistis terkait virus korona yang sekarang secara resmi bernama COVID-19 (CO untuk corona, VI untuk virus, D untuk penyakit dan 19 untuk tahun munculnya). WHO menginginkan nama virus yang tidak merujuk ke lokasi atau hewan tertentu.
Sejujurnya, virus lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, sosial, dan ekonomi daripada serangan teroris apa pun. Virus adalah musuh terburuk yang bisa Anda bayangkan.
”Sejujurnya, virus lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, sosial, dan ekonomi daripada serangan teroris apa pun. Virus adalah musuh terburuk yang bisa Anda bayangkan,” kata Ghebreyesus.
Ekonomi China terpukul
Saham-saham dunia yang telah mengalami aksi jual besar-besaran karena dampak virus korona pada ekonomi China melonjak ke rekor tertinggi terkait komentar Zhong Nanshan tersebut. Industrial Dow, S&P 500, dan Nasdaq, semuanya mencapai rekor puncak terbaru.
Dampak pembatasan perjalanan, penutupan kota dan provinsi, serta penangguhan produksi semakin terasa pada ekonomi Tiongkok.
Bahkan, jika epidemi virus korona berakhir, wabah ini telah sangat memukul ekonomi China. Banyak perusahaan mulai merumahkan pekerjanya, dan perusahaan lain mengatakan mereka membutuhkan pinjaman miliaran dollar untuk tetap bertahan. Rantai pasokan untuk produsen mobil hingga pembuat ponsel pintar juga telah rusak karena wabah tersebut.
Baca juga: Cegah Infeksi Virus Korona dengan Imunitas
Analis JPMorgan menurunkan perkiraan pertumbuhan China pada kuartal ini. Konsultan energi Norwegia Rystad Energy memperkirakan wabah ini akan memangkas pertumbuhan permintaan minyak global pada kuartal tahun ini.
Cisco Systems Inc, Facebook Inc, AT&T, dan Sprint Corp menjadi perusahaan teknologi AS yang baru saja mengundurkan diri dari konferensi telekomunikasi internasional di Barcelona, Spanyol, karena wabah tersebut. Penyelenggara acara pertemuan tahunan industri telekomunikasi terbesar tersebut akan membahas apakah akan membatalkan pertemuan itu.
Di China, lebih dari 300 perusahaan mencari pinjaman bank dengan total 57,4 miliar yuan (8,2 miliar dollar AS/Rp 112 triliun) untuk membantu mengatasi gangguan akibat virus korona. Calon peminjam termasuk raksasa pengiriman makanan Meituan Dianping, pembuat ponsel pintar Xiaomi Corp, dan penyedia layanan perjalanan Didi Chuxing Technology Co.
Perusahaan China, Xinchao Media, pada hari Senin mengatakan telah mem-PHK 500 orang, atau lebih dari sepersepuluh dari tenaga kerjanya. Restoran Xibei yang memiliki banyak cabang mengatakan khawatir tentang bagaimana cara membayar sekitar 20.000 pekerjanya.
Masih ditutup
Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, juga masih ditutup. Stasiun dan bandara ditutup, semua jalan-jalan ditutup. Karena kemarahan publik terus meningkat, Pemerintah Provinsi Hubei akhirnya memecat Ketua Partai Komunis dan Komisi Kesehatan Provinsi Hubei Zhang Jin dan Liu Yingzi.
AS yang memberlakukan pembatasan perjalanannya ke China telah mengizinkan kepergian sukarelawan pegawai Pemerintah AS dan anggota keluarga dari Hong Kong.
Baca juga: China dan Rusia Kembangkan Vaksin
Anne Schuchat, pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), mengatakan, dia berharap kelompok pertama warga AS yang dievakuasi dari Wuhan dapat dibebaskan dari karantina mereka pada hari Selasa.
Di pelabuhan Yokohaman, Jepang, kapal pesiar Diamond Princess dengan 3.700 penumpang dan awak masih tetap dikarantina. Jumlah kasus yang dikonfirmasi sebanyak 174. Ini merupakan kelompok kasus terbesar di luar China.
Baca juga: Penyebaran Virus Korona Baru Merambah ke Kapal Pesiar
Thailand mengatakan telah melarang penumpang untuk turun dari kapal pesiar MS Westerdam dari Holland America Line meskipun tidak ada infeksi yang ditemukan.
Sementara itu, operator pos di AS dan China mengatakan bahwa pembatalan penerbangan untuk memperlambat penyebaran virus korona telah berdampak besar pada arus surat dan pengiriman paket.
Layanan Pos AS mengumumkan ke seluruh dunia pada hari Selasa kemarin bahwa mereka ”mengalami kesulitan yang signifikan” dalam pengiriman surat, paket, dan surat kilat ke China, termasuk Hong Kong dan Makau, karena sebagian besar maskapai penerbangan telah menangguhkan penerbangan mereka ke tujuan tersebut. (REUTERS/AP)