Jet F-16 Taiwan mencegat pesawat pengebom H-6 China yang masuk wilayah udara Taiwan. Beijing mengingatkan Taipei agar ”tak bermain api”. Taiwan menyatakan tak takut ancaman China.
Oleh
·3 menit baca
TAIPEI, SENIN—Pesawat pengebom H-6 China memasuki wilayah udara Taiwan untuk beberapa saat dan terbang di atas ”garis tengah” tidak resmi di Selat Taiwan yang memisahkan Taiwan dan China, Senin (10/2/2020). Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut armada udara Taiwan mencegat dan mengusir jet China itu.
Taipei mengatakan, pesawat H-6 China tersebut tengah dalam misi latihan di Samudra Pasifik dan masuk melewati Kanal Bashi di antara Taiwan dan Filipina. Kemhan Taiwan membagi foto satu pesawat F-16 Taiwan mengawal salah satu dari pesawat-pesawat H-6.
Selama ini pesawat-pesawat militer China kerap latihan dan terbang di sekitar wilayah itu sejak 2016 saat Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mulai berkuasa. Beijing curiga Tsai yang kembali memenangi pemilu bulan lalu berniat memperjuangkan kemerdekaan penuh Taiwan.
Kantor Urusan Taiwan di China meminta Partai Progresif Demokrat (DPP) yang dipimpin Tsai untuk ”tidak bermain api”.
Ini bukan kali pertama pesawat China mendekati Taiwan. Sejak 2016, baru kedua kali ini Taiwan mengungkapkan pesawat-pesawat China masuk ke wilayah mereka. Pada peristiwa hari Minggu lalu, armada jet China, seperti J-11, terbang masuk Kanal Bashi, lalu keluar ke Samudra Pasifik dan kembali ke pangkalan melalui Teluk Miyako yang berada di Pulau Miyako, Jepang, dan Okinawa.
Sampai sejauh ini belum ada penjelasan secara resmi dari Pemerintah China mengenai insiden tersebut. Kantor Urusan Taiwan di China meminta Partai Progresif Demokrat (DPP) yang dipimpin Tsai untuk ”tidak bermain api”. Beijing menilai, sikap partai berkuasa di Taiwan itu selama ini dinilai cenderung memancing konfrontasi di antara kedua pihak, berusaha melepaskan diri atau merdeka dari China, melakukan langkah-langkah mempererat kerja sama antara Taiwan dan AS, dan secara terang-terangan memprovokasi pihak lain.
Komando Wilayah Timur China melukiskan masuknya pesawat siap tempur militer China di atas Taiwan sebagai ”tindakan sah sepenuhnya dan diperlukan dalam menangani situasi di Selat Taiwan dan menjaga kedaulatan nasional”.
Pulang dari AS
Insiden terbaru ini terjadi saat Wakil Presiden terpilih Taiwan William Lai baru saja kembali dari kunjungan kenegaraan ke Washington, AS. Di AS, ia menghadiri pertemuan doa bersama sambil makan pagi dengan petinggi AS, termasuk Presiden Donald Trump. Selama ini AS adalah pendukung dan penyedia persenjataan terbesar bagi Taiwan. Padahal, di antara keduanya tidak ada hubungan diplomatik yang resmi.
China mengecam kunjungan Lai ke AS. Bagi China, Taiwan merupakan isu sensitif dan paling mengganjal dalam menjalin hubungan dengan AS.
Hubungan China dan Taiwan ini selalu rumit. Tidak hanya pada urusan pertahanan-keamanan kawasan, tetapi juga isu terbaru, yakni virus korona tipe baru. Hubungan keduanya kian buruk. Taiwan menuduh China sengaja menutup informasi apa pun terkait virus korona dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). ”Seharusnya China fokus saja pada pengendalian penyebaran virus daripada mengancam Taiwan,” kata Tsai.
Taiwan bukan anggota WHO sehingga tidak memiliki ”suara” di WHO dan diwakili China. Meski demikian, WHO mengatakan, ada sejumlah pakar kesehatan dari Taiwan yang diundang berbicara tentang virus korona di WHO pekan ini.
Kementerian Luar Negeri Taiwan menilai hal itu langkah awal yang baik. Bahkan, AS sempat meminta WHO untuk berbicara langsung saja dengan Pemerintah Taiwan untuk menangani virus korona. Pernyataan AS ini diprotes China dan sempat membuat hubungan China dan AS kembali tegang.
Dewan Urusan China Daratan, lembaga pembuat kebijakan tentang China di Taiwan, menegaskan, Taiwan yang berpenduduk 23 juta itu tak akan pernah takut pada ancaman China. Dalam pernyataan tertulisnya, lembaga itu menyebut selama beberapa tahun terakhir, Pemerintah China kerap mengirim pesawat dan kapal perangnya untuk melewati dan memasuki wilayah Teluk Taiwan.