Mempertahankan Indonesia dalam Radar Pariwisata Dunia
Keindahan alam dan kekayaan budaya Nusantara mampu memikat warga asing yang melihatnya. Promosi wisata kini menjadi bagian diplomasi luar negeri Indonesia.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
Foto raksasa Danau Toba di Sumatera Utara terpampang mencolok. Hamparan rumput hijau menyegarkan dan air biru menyejukkan mata. Orang luar Indonesia yang belum pernah melihat pemandangan itu penasaran. Di manakah Danau Toba berada?
Selain Danau Toba, keterangan tentang ikon dan tempat wisata andalan Indonesia lain juga terpampang, seperti Komodo di Labuan Bajo, Candi Borobudur di Yogyakarta, serta pantai di Mandalika dan Likupang. Pemandangan itu terlihat dalam pameran pariwisata Utforsk Verden (Explore The World) pada 25-26 Januari 2020 di Hotel Radisson Blu Scandinavia, Oslo, Norwegia.
R Wisnu Lombar Dwinanto, Pelaksana Fungsi Ekonomi I Kedutaan Besar RI (KBRI) di Oslo, mengatakan, setelah melihat-lihat stan Indonesia, para pengunjung yang kebanyakan adalah warga Norwegia mengapresiasi upaya Pemerintah Indonesia memperbaiki tempat wisata dengan membangun berbagai fasilitas dan infrastruktur penunjang.
”Mereka tidak lagi bertanya mengenai isu penanganan bencana, kecelakaan moda transportasi, terorisme, atau keresahan sosial. Pertanyaan-pertanyaan itu biasanya diajukan para pengunjung pada pameran-pameran sebelumnya,” kata Wisnu melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Tidak hanya foto dan informasi mengenai pariwisata Indonesia yang menarik perhatian pengunjung. Pertunjukan seni yang ditampilkan di acara itu juga memikat penonton yang melihat.
Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Oslo Nina Evayanti menambahkan, guna menarik minat para pengunjung, panitia menghadirkan Kelompok Tari Anak Indonesia. Mereka menampilkan tari cilinaya, cendrawasih, dan kembang tanjung. Selain itu, ada juga pertunjukan tari indang dari kelompok tari yang langsung datang dari Sumatera Barat.
Berbagai pangan andalan dan khas Indonesia pun ditampilkan. KBRI Oslo bersama perusahaan importir Norwegia, Scanesia AS, membagi-bagikan produk-produk, seperti mi instan dan keripik singkong, secara cuma-cuma.
Pameran pariwisata Utforsk Verden diselenggarakan oleh The Association of the National Tourist Offices Representatives Norway (ANTOR). Kegiatan ini bertujuan mempromosikan pariwisata bagi para pelancong Norwegia yang hendak berwisata ke luar negeri (outbound tourism).
Keterlibatan dalam kegiatan tersebut merupakan upaya mempromosikan pariwisata Indonesia, baik di kancah pameran wisata yang ada (existing) maupun yang dilaksanakan secara mandiri (sole-event).
”Upaya itu perlu terus dilakukan guna mewujudkan diplomasi ekonomi dan budaya secara berkelanjutan agar Indonesia tetap berada dalam radar destinasi wisata unggulan. Dengan begitu, kuantitas wisatawan mancanegara Norwegia yang berkualitas untuk berkunjung ke Tanah Air dapat meningkat,” kata Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Todung Mulya Lubis.
Mengutip data Bank Dunia, produk domestik bruto (PDB) per kapita penduduk Norwegia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, yaitu sekitar 78.000 dollar AS atau setara Rp 1,07 miliar. Sebanyak 60 persen warga Norwegia memiliki tradisi berlibur ke luar negeri.
Para pelancong dari Norwegia rata-rata menghabiskan sekitar 4.300 dollar AS atau setara Rp 58,7 juta sekali perjalanan. Mereka kebanyakan berbelanja kuliner, akomodasi, dan tiket atraksi. ”Wisatawan mancanegara Norwegia merupakan pangsa pasar pariwisata yang berpotensi besar untuk dapat lebih banyak menyumbangkan devisa bagi Indonesia,” ujar Todung.
Upaya diplomasi tersebut membuahkan hasil. Antusiasme warga Norwegia terhadap promosi tersebut terlihat dari berbagai pemesanan paket-paket wisata ke sejumlah daerah di Tanah Air.