Jumlah Kematian akibat Virus Korona Mencapai 80 Orang
Selain jumlah korban meninggal yang terus bertambah, jumlah yang terinfeksi virus korona tipe baru pun terus bertambah. Jumlah kasus baru yang terkonfirmasi tercatat 371 kasus sehingga total 2.744 kasus di seluruh China.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
SHANGHAI, SENIN — Jumlah kematian akibat virus korona tipe baru di China mencapai 80 orang hingga Senin (27/1/2020). Selain itu, otoritas terkait juga menemukan ratusan kasus baru warga yang terinfeksi meskipun telah ada upaya karantina dan isolasi.
Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan, jumlah kematian baru akibat virus korona sebanyak 24 kasus di Provinsi Hubei sehingga total kematian menjadi 80 kasus. Jumlah itu naik signifikan hanya dalam satu hari.
Sebagian besar kematian dan kebanyakan kasus warga terinfeksi korona terjadi di Hubei. Kota Wuhan yang terletak di Hubei merupakan pusat epidemi di mana virus diduga berasal dari pasar yang menjual hewan-hewan eksotis. Warga yang meninggal sebagian besar adalah warga lanjut usia atau warga yang daya tahan tubuhnya lemah.
Sementara itu, jumlah kasus baru yang terkonfirmasi terinfeksi virus korona tipe baru tercatat 371 kasus sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 2.744 kasus di seluruh China. Selain itu, jumlah kasus yang diduga terinfeksi virus korona sekitar 6.000 kasus dan lebih dari 30.000 orang di bawah pengawasan medis.
Jumlah kematian dan kasus baru terus meningkat di tengah upaya China dan dunia internasional untuk menghentikan penyebaran virus tersebut. ”Pemerintah China memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek selama tiga hari hingga 2 Februari untuk memperlambat penyebaran virus,” demikian bunyi pernyataan Dewan Negara China, Senin (27/1/2020).
Pihak otoritas telah mengisolasi Wuhan secara total. Pihak berwenang membangun dua unit rumah sakit di lapangan dan mengirim ratusan bantuan medis, termasuk dokter militer.
”Saya merasa menderita dan bertanggung jawab atas wabah tersebut. Situasinya sangat parah dan pasokan medis masih terbatas,” ujar Gubernur Hubei, Wang Xiaodong, Minggu (26/1/2020).
Pemerintah juga membatasi pergerakan masyarakat di beberapa kota lainnya melalui imbauan untuk tidak berkumpul di tempat publik dan membatasi transportasi umum. Kota Beijing, Shanghai, Xi’an, dan Tianjin bahkan telah melarang bus jarak jauh melintas.
Sejumlah sekolah di Beijing juga menunda masa masuk sekolah hingga waktu yang belum ditentukan. Adapun sekolah di Shanghai menunda masuk sekolah hingga 17 Februari 2020. Selain itu, perusahaan-perusahaan di Suzhou, Provinsi Jiangsu, diimbau untuk memperpanjang liburan hingga 9 Februari 2020.
Beberapa provinsi telah mewajibkan warganya untuk memakai masker di tempat umum. Pemerintah juga melarang penjualan seluruh hewan eksotis hingga status darurat berakhir.
Sementara sejumlah negara berupaya untuk mengevakuasi warga negaranya di Wuhan. Amerika Serikat, Jepang, Italia, dan Perancis, misalnya, tengah mengatur rencana evakuasi menggunakan pesawat.
Virus korona tipe baru memiliki kesamaan dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS), sebuah penyakit pernapasan yang membunuh 650 orang di China dan Hong Kong selama 2002-2003.
Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk lebih transparan dalam menangani krisis akibat korona dibandingkan penanganan penyebaran SARS yang tertutup.
”(Virus korona) tidak sekuat SARS,” ujar Kepala Pengendalian Penyakit Menular China Gao Fu. Meskipun demikian, para pejabat kesehatan tetap memperingatkan potensi penguatan virus.
Sumber dan tingkat penyebaran virus korona tipe baru belum diketahui. Namun, virus ini menyebabkan pneumonia atau radang paru-paru.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan tengah dalam perjalanan menuju Beijing. Dirinya akan bertemu dengan pejabat pemerintah setempat guna membahas krisis itu.
”Rekan-rekan WHO dan saya ingin memahami perkembangan terkini dan memperkuat kemitraan kami dengan China dalam memberikan perlindungan lebih lanjut terhadap wabah,” kata Tedros, melalui Twitter.
Pekan lalu, Tedros memutuskan kasus virus korona tipe baru belum masuk status kedaruratan kesehatan global. Apabila status kedaruratan kesehatan global telah ditetapkan, akan ada tindakan internasional yang lebih terpadu termasuk kemungkinan pembatasan perdagangan atau perjalanan.
Kasus virus korona tipe baru sejauh ini telah ditemukan di sejumlah negara Asia, termasuk Jepang, Taiwan, dan Thailand. Kasus juga ditemukan di negara-negara benua lainnya, seperti Perancis, Amerika Serikat, dan Kanada. Warga yang terinfeksi sebelumnya berkunjung ke China. (AFP/Reuters)