Hari Kedua Penyampaian Pendapat di Senat, Demokrat Tegaskan Trump Harus Dicopot
Kubu Partai Demokrat berharap argumen mereka dapat membujuk sejumlah senator Republik, sebagai pemegang suara mayoritas di Senat, untuk mendukung usulan aturan persidangan untuk memakzulkan Presiden Donald Trump.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
WASHINGTON DC, JUMAT - Memasuki hari kedua penyampaian argumen, Demokrat fokus pada bagaimana Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyalahgunakan kekuasaan. Demokrat berpendapat Trump harus dicopot dari jabatan.
Ketua tim penuntut Adam Schiff, kepada Senat yang menjadi juri, mengatakan, Trump tidak dapat dipercayai untuk menjalankan tugas sebagai presiden bagi rakyat AS. Langkah-langkah yang dilakukan Trump hanya untuk kepentingannya sendiri.
“Rakyat Amerika Serikat berhak atas presiden yang dapat mereka andalkan, untuk mengutamakan kepentingan mereka… Inilah mengapa, jika Anda menemukan dia bersalah, dia harus dicopot,” kata Schiff, yang juga Ketua Komite Intelijen DPR, di Capitol Hill, Washington DC, Kamis (24/1/2020).
Pernyataan Schiff merujuk pada kejadian di mana Trump meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyelidiki Joe Biden dan putranya, Hunter, atas keterkaitan di perusahaan gas Ukraina, Burisma. Biden adalah bakal calon presiden AS dari Demokrat.
Sebelum meminta bantuan Zelensky, Trump diduga menahan bantuan 391 juta dollar AS untuk Ukraina guna menekan Zelensky. Permintaan itu memicu penyelidikan berujung pada dua dakwaan pemakzulan terhadap Trump, yakni penyalahgunaan kekuasaan dan perintangan penyelidikan Kongres.
Schiff juga membahas upaya Trump mengangkat isu bahwa Ukraina, bukan Rusia, terlibat dalam peretasan server Komite Nasional Demokrat (DNC), sebuah badan Partai Demokrat. Padahal, FBI dan pejabat keamanan nasional telah memperingatkan validitas teori tersebut.
“Presiden Trump menggunakan wewenang kantornya untuk meminta negara asing ikut campur dalam pemilihan kita demi keuntungan pribadi. Sejak Presiden George Washington berkuasa pada 1789, tidak ada presiden yang menyalahgunakan kekuasaannya dengan cara ini. Perilaku presiden itu salah, ilegal, dan berbahaya,” kata Jerry Nadler, penuntut dan Ketua Komite Kehakiman DPR.
Demokrat menyampaikan argumen tersebut kepada 100 senator yang duduk sebagai juri serta jutaan warga AS yang menonton lewat televisi. Tim dari Schiff juga menyerahkan video, dokumen, dan kesaksian saksi untuk memperkuat argumen. Total, lebih dari sembilan jam Demokrat berupaya menghancurkan klaim Republik bahwa Trump tidak bersalah.
Selain itu, Demokrat menjabarkan peran pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani dalam skema untuk menekan Zelensky. Padahal, pejabat intelijen dan diplomatik AS tidak setuju dengan hal itu.
Mereka juga memutar video lama untuk membantah argumen Gedung Putih bahwa Konstitusi AS memerlukan kejahatan. Video itu berisi rekaman dua pembela terdekat Trump, Senator Lindsey Graham (Republik) dan pengacara pertahanan kriminal terkenal Alan Dershowitz mengatakan, penyalahgunaan kekuasaan sangat jelas adalah pelanggaran yang memenuhi syarat untuk pemakzulan.
Demokrat akan menyelesaikan penyampaian argumen pada Jumat (24/1/2020), waktu setempat. Hari terakhir akan ditutup dengan pembahasan dakwaan kedua terhadap Trump, yaitu perintangan penyelidikan Kongres. Setelah itu, tim pembela Trump akan menyampaikan argumen selama tiga hari mulai pada Sabtu (25/1/2020).
Pemanggilan saksi
Demokrat berharap argumen mereka dapat membujuk sejumlah senator Republik, sebagai pemegang suara mayoritas di Senat, untuk mendukung usulan aturan persidangan Demokrat. Demokrat berencana untuk memanggil empat pejabat yang sedang dan pernah bekerja bersama Trump untuk bersaksi serta meminta Gedung Putih menyerahkan dokumen terkait Ukraina.
Namun, sejumlah indikasi menunjukan Ketua Fraksi Republik di Senat Mitch McConnell dan Gedung Putih berupaya untuk meredam upaya Demokrat. Apabila itu terjadi, pemungutan suara terkait pemakzulan Trump dapat selesai dalam waktu yang lebih singkat.
Ditambah lagi, setelah proses persidangan berlangsung selama beberapa hari, Republik belum memberikan tanda-tanda mengubah dukungan terhadap Trump. “Apa yang kami dengar dari penuntut kemarin dan sehari sebelumnya adalah hal yang sama, setiap hari,” kata Senator John Barrasso (Republik).
Republik juga menuding upaya pemakzulan Demokrat memiliki tujuan politis. Trump akan kembali berkontestasi dalam Pilpres AS pada November 2020.
Di Gedung Putih, Trump menulis rentetan kecaman terhadap Demokrat melalui Twitter. “Proses persidangan itu sarat dengan kebohongan dan representasi yang keliru. Sidang paling tidak adil dan korup dalam sejarah Kongres!” ujarnya.
Baik Trump dan McConnell mengatakan, Gedung Putih dapat mengklaim hak eksekutif untuk menolak panggilan pengadilan.
Jajak pendapat The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research menunjukkan, publik menganggap Senat harus menghukum dan mengeluarkan Trump dari jabatannya. Sebanyak 45 persen setuju dan 40 persen lainnya tidak. Namun, 14 persen lainnya mengatakan belum cukup mengetahui untuk mengeluarkan pendapat. (AFP/AP)