Polisi Turki menyelidiki kasus mantan petinggi Nissan, Carlos Ghosn, yang melarikan diri dari Jepang dan terbang menuju Lebanon setelah transit di Istanbul, Turki.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·2 menit baca
ISTANBUL, KAMIS— Polisi Turki menahan tujuh orang, termasuk empat pilot, Kamis (2/1/2020), untuk menyelidiki bagaimana mantan petinggi Nissan, Carlos Ghosn, melarikan diri dari Jepang dan terbang menuju Lebanon setelah transit di Istanbul, Turki.
Juru bicara kepolisian Turki mengatakan, selain empat pilot, juga ditahan dua pekerja bandara dan satu pekerja kargo. Ketujuh orang yang ditahan kepolisian Turki itu memberikan keterangan di pengadilan Turki, Kamis.
Laporan media mengatakan, Kementerian Dalam Negeri Turki telah memulai penyelidikan atas kasus transit Ghosn di Istanbul. Mantan petinggi Nissan itu Senin lalu melarikan diri dari Jepang menuju Beirut, Lebanon, dengan menggunakan jet pribadi. Situs Hurriyet memberitakan, polisi perbatasan Turki tidak diberi tahu tentang kedatangan Ghosn. Hurriyet melaporkan, sebuah pesawat jet pribadi yang membawa Ghosn tiba di Bandara Ataturk, Istanbul, Senin pukul 05.30.
Pengadilan Lebanon telah menerima surat perintah penangkapan (red notice) dari Interpol terkait Ghosn.
Data pelacakan penerbangan menunjukkan, Ghosn menggunakan dua pesawat berbeda untuk terbang ke Istanbul dan kemudian ke Lebanon.
Sementara itu, pengadilan Lebanon telah menerima surat perintah penangkapan (red notice) dari Interpol terkait Ghosn. Menteri Kehakiman Lebanon Albert Serhan mengatakan, catatan diterima oleh jaksa pada Kamis pagi. Serhan mengatakan, jaksa Lebanon ”akan melaksanakan tugasnya”. Namun, Serhan mengatakan, Lebanon dan Jepang tak memiliki perjanjian ekstradisi.
Dari Tokyo dikabarkan, jaksa Jepang pada Kamis pagi menggeledah rumah Ghosn di Tokyo setelah mantan pemimpin Nissan itu melarikan diri ke Lebanon sebelum persidangan atas tuduhan pelanggaran keuangan yang dilakukannya digelar.
Jaksa dan polisi Tokyo belum memberi keterangan. Selain itu, belum diketahui bagaimana Ghosn menghindari pengawasan ketat di Jepang dan melarikan diri ke Lebanon. Selasa lalu, dalam sebuah pernyataan, Ghosn mengatakan, dia pergi ke Lebanon karena dia pikir sistem peradilan Jepang tidak adil dan dia ingin menghindari ”penganiayaan politik”.
Beberapa tuduhan
Ghosn menghadapi beberapa tuduhan pelanggaran keuangan. Ghosn pertama kali ditangkap di Tokyo pada November 2018 dan menghadapi empat dakwaan, termasuk menyembunyikan pendapatan dan memperkaya dirinya sendiri melalui pembayaran ke dealer mobil di Timur Tengah. Namun, Ghosn menyangkal tuduhan itu.
Pengusaha itu memiliki beberapa kewarganegaraan, yakni Perancis, Lebanon, dan Brasil. Ghosn akhirnya berhasil bebas dengan jaminan pada April lalu, tetapi dengan pengawasan ketat. Dia dilarang bepergian ke luar negeri dan harus menyerahkan tiga paspornya kepada pengacaranya.
Menurut NHK, tidak ada data emigrasi yang menunjukkan keberangkatan Ghosn dari Jepang, tetapi dia memasuki Lebanon dengan menggunakan paspor Perancis.