Amerika Serikat tak mau ketinggalan dari dua rivalnya, Rusia dan China, dalam mengembangkan kekuatan di ruang angkasa. Muncul kekhawatiran, ruang angkasa bakal menjadi medan baru pertempuran antara kekuatan besar dunia.
Oleh
Elok Dyah Messwati & MH SAMSUL HADI
·5 menit baca
JOEL KOWSKY / NASA / AFP
Foto yang dirilis oleh NASA ini menunjukkan roket United Launch Alliance Atlas V dengan pesawat ruang angkasa Boeing CST-100 Starliner diluncurkan dari Space Launch Complex 41, Jumat, 20 Desember 2019, di Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida.
Amerika Serikat tak mau ketinggalan dari dua rivalnya, Rusia dan China, dalam mengembangkan kekuatan di ruang angkasa. Pekan lalu, ”Negeri Paman Sam” secara resmi memiliki unit khusus di militernya yang ditugaskan untuk fokus dalam pertahanan ruang angkasa. Muncul kekhawatiran, ruang angkasa bakal menjadi medan baru pertempuran di antara kekuatan besar dunia.
Pada Jumat (20/12/2019), Amerika Serikat meluncurkan unit terbaru militernya, yakni Pasukan Ruang Angkasa atau Space Force. Peluncuran unit militer itu dipimpin langsung oleh Presiden Donald Trump di Pangkalan Bersama Andrews di luar Washington DC. Pembentukan unit Pasukan Ruang Angkasa ini untuk menghadapi tantangan China dan Rusia di ranah tersebut.
Peluncuran Pasukan Ruang Angkasa itu ditandai dengan penandatanganan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional tahun 2020, yang mencakup Pasukan Ruang Angkasa. Trump menyatakan, Pasukan Ruang Angkasa merupakan salah satu prioritas keamanan nasional dalam pemerintahannya.
Peluncuran Pasukan Ruang Angkasa itu dilakukan hanya dua hari setelah Trump didakwa pemakzulan oleh DPR AS. Anggaran Pasukan Ruang Angka masuk dalam paket pengeluaran Pemerintah AS sebesar 1,4 triliun dollar AS (Rp 19.545 triliun), termasuk anggaran Pentagon. ”Ruang angkasa adalah domain baru perang dunia. Di antara ancaman besar terhadap keamanan nasional kita, superioritas Amerika di ruang angkasa sangat penting dan Amerika akan menjadi pemimpin,” kata Trump.
AP PHOTO/ALEX BRANDON
Presiden Donald Trump memberi selamat kepada Komandan Pasukan Ruang Angkasa pertama, Jenderal John Raymond, di Pangkalan Udara Andrews, Maryland, 20 Desember 2019.
Bagi Trump, lahirnya Pasukan Ruang Angkasa bakal menjadi andalan dalam unjuk kemampuan politik, terutama menjelang pemilu, November 2020. Namun, bagi militer, Pasukan Ruang Angkasa dipandang lebih serius sebagai penegasan tentang perlunya pengorganisasian yang lebih efektif untuk mempertahankan kepentingan AS di ruang angkasa, terutama satelit-satelit mereka yang digunakan untuk navigasi dan komunikasi. Pasukan Ruang Angkasa tidak dirancang atau dimaksudkan dengan menempatkan pasukan tempur di ruang angkasa.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper kepada wartawan mengatakan, ketergantungan AS pada kemampuan berbasis ruang angkasa telah tumbuh secara dramatis. Saat ini ruang angkasa telah berkembang menjadi domain perang tersendiri. Mempertahankan dominasi AS di ruang angkasa saat ini menjadi misi Pasukan Ruang Angkasa itu.
REUTERS/DUFFIN MCGEE
Roket Boeing Delta II lepas landas dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral, 16 Juli 2019, dengan mengangkut satelit sistem pemandu global (GPS). Satelit ini akan menggantikan satelit GPS yang mengorbit dan dioperasikan oleh Unit Ruang Angkasa (Space Wing) ke-50 di Schriever AFB, Colorado, Amerika Serikat
Penting bagi ekonomi
Ruang angkasa juga menjadi semakin penting bagi ekonomi AS dan kehidupan sehari-hari. Sistem penentuan posisi global (GPS), misalnya, menyediakan layanan navigasi untuk militer dan juga untuk warga sipil. Sekitar 20 satelit yang mengorbit dioperasikan oleh Unit Ruang Angkasa (Space Wing) ke-50 dari pusat operasi di Pangkalan Angkatan Udara Schriever di Colorado.
Dalam laporan Februari 2019, Pentagon menegaskan bahwa China dan Rusia telah memulai upaya besar untuk mengembangkan teknologi yang memungkinkan mereka bisa mengganggu atau menghancurkan satelit-satelit AS dan sekutunya jika terjadi krisis atau konflik.
Menurut laporan Pentagon tersebut, AS kini menghadapi tantangan serius yang terus berkembang di ruang angkasa. Badan Intelijen Pertahanan AS memperingatkan bahwa China dan Rusia telah mengembangkan unit ruang angkasa yang ”kuat dan mampu” untuk tujuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian.
AFP PHOTO / NASA / JOEL KOWSKY
Foto yang dirilis oleh NASA ini menunjukkan roket United Launch Alliance Atlas V dengan pesawat ruang angkasa Boeing CST-100 Starliner di landasan peluncuran di Space Launch Complex 41 menjelang misi Orbital Flight Test, pada 19 Desember 2019, di Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida, AS.
China dan Rusia juga sedang mengembangkan berbagai cara untuk mengeksploitasi ketergantungan AS terhadap sistem berbasis ruang angkasa dan untuk menantang posisi AS di ruang angkasa. China bahkan telah menunjukkan bahwa mereka dapat menembak jatuh satelit dengan rudal darat pada 2007.
Selain dua negara itu, Iran dan Korea Utara juga semakin mampu memperluas kegiatan militer mereka ke ruang angkasa, menghambat komunikasi musuh, dan mengembangkan teknologi rudal balistik.
Ditentang Demokrat
Peluncuran Pasukan Ruang Angkasa itu ditentang oleh kubu Demokrat. Pasukan Ruang Angkasa itu juga tidak menjadi departemen atau angkatan tersendiri di militer AS, seperti Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara. Pasukan Ruang Angkasa itu akan dikelola dan berada di bawah Angkatan Udara.
Undang-undang mewajibkan jenderal berbintang empat yang akan memimpin Pasukan Ruang Angkasa dengan jabatan Kepala Operasi Ruang Angkasa dan akan menjadi anggota Kepala Staf Gabungan. Namun, jabatan itu belum diberlakukan pada tahun pertama operasi Pasukan Ruang Angkasa.
AP PHOTO/CHARLIE NEIBERGALL
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence menghadiri acara pembentukan Pasukan Ruang Angkasa di Markas Pentagon, Washington DC, 9 Agustus 2018.
Trump mengatakan, komandan Pasukan Ruang Angkasa adalah Jenderal Angkatan Udara, John W Raymond. Jabatan resminya adalah Kepala Komando Ruang Angkasa AS.
Pasukan Ruang Angkasa AS merupakan unit baru militer yang pertama kali sejak Angkatan Udara dipisahkan dari Angkatan Darat pada 1947. Mereka akan menjadi penyedia pasukan untuk Komando Ruang Angkasa AS. Komando ini merupakan organisasi terpisah yang didirikan awal tahun ini sebagai komando pengawas operasi ruang angkasa militer.
Pembagian tanggung jawab dan aset antara Pasukan Ruang Angkasa dan Komando Ruang Angkasa belum sepenuhnya berhasil diselesaikan. Pada tahap awal, Pasukan Ruang Angkasa akan didukung sekitar 200 orang dengan anggaran tahun pertama sebesar 40 juta dollar AS (Rp 559 miliar).
Layanan militer terbesar AS, Angkatan Darat, memiliki sekitar 480.000 tentara yang bertugas aktif dengan anggaran sekitar 181 miliar dollar AS (Rp 2.528 triliun). Pentagon menghabiskan sekitar 14 miliar dollar AS (Rp 196 triliun) per tahun untuk operasi ruang angkasa, yang sebagian besar masuk anggaran Angkatan Udara.
Peringatan China
Terkait peluncuran Pasukan Ruang Angkasa AS itu, Pemerintah China memperingatkan, AS tengah menjadikan kosmos sebagai ”medan pertempuran”. Beijing menyebut Washington tengah menjadikan ruang angkasa sebagai ajang perlombaan senjata.
JIANG HONGJING/XINHUA VIA AP, FILE
Wahana antariksa Chang\'e 4 diluncurkan pada 8 Desember 2018 dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang, di Provinsi Sichuan, China.
”Langkah-langkah AS itu sangat jelas melanggar konsensus internasional tentang penggunaan ruang angkasa secara damai ruang. (Langkah AS) mendatangkan ancaman langsung bagi ruang angkasa, perdamaian, dan keamanan,” kata Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, dalam temu pers rutin, Senin lalu.
Geng menyerukan pada komunitas internasional untuk ”mengambil sikap hati-hati dan bertanggung jawab untuk mencegah agar ruang angkasa tidak menjadi medan baru pertempuran”. China sendiri menginvestasikan dana secara signifikan dalam misi ruang angkasa beberapa tahun terakhir.
Negeri itu mengucurkan dana miliaran dollar AS untuk program ruang angkasa yang dijalankan militer. Beijing berharap bisa memiliki ruang angkasa berawak tahun 2022. Pada November lalu, mereka telah menyelesaikan uji coba mesin pendarat untuk eksplorasi Mars. Hal ini dijalankan menjelang misi ke ”planet merah” itu pada 2020.
(AP/AFP)
Editor:
samsulhadi
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.