Inggris Raya Tolak Tuntutan Referendum Skotlandia, Ganggu Brexit
Skotlandia bertekad bulat menggelar referendum untuk merdeka dari Inggris. Namun Pemerintah Inggris menolak tuntutan itu karena akan mengganggu dan mengalihkan perhatian dari isu Brexit.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
LONDON, KAMIS — Skotlandia sudah bulat tekad akan mengadakan referendum lagi sebagai pintu kemerdekaan dari naungan keluarga besar Inggris Raya. Menteri Utama Skotlandia Nicola Sturgeon memaparkan rencana referendum yang diagendakan akan dilakukan tahun depan. Menurut Sturgeon, alasan referendum kini sudah kuat secara konstitusional karena Partai Nasional Skotlandia (SNP) meraup 48 dari 59 kursi di Parlemen Inggris dalam pemilu pekan lalu. Pada pemilu sebelumnya, 2015 dan 2017, SNP juga meraih suara mayoritas.
”Hasil-hasil pemilu itu menunjukkan referendum untuk kemerdekaan tidak terbantahkan. Ini mandat baru saya,” kata Sturgeon, Kamis (19/12/2019), di Edinburgh, Inggris.
Meski demikian, Pemerintah Inggris menolak tuntutan Sturgeon karena hal itu justru akan mengganggu dan mengalihkan perhatian dari isu Brexit atau proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Referendum itu justru akan mengacaukan hasil referendum 2014 dan janji kepada rakyat Skotlandia bahwa referendum hanya akan terjadi satu kali seumur hidup.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dari Partai Konservatif memenangi suara mayoritas secara keseluruhan, tetapi kehilangan lebih dari separuh kursinya di Skotlandia setelah berkampanye menentang referendum kemerdekaan yang baru.
”Skotlandia sudah jelas sejak pekan lalu tidak menginginkan pemerintahan Konservatif yang dipimpin Boris Johnson yang justru membuat kita keluar dari Uni Eropa. Itu gambaran masa depan kita kalau kita tidak memanfaatkan kesempatan mempertimbangkan kemerdekaan,” kata Sturgeon.
Referendum Skotlandia pernah dilakukan pada 2014, tetapi gagal karena 55 persen suara tidak setuju untuk merdeka.
Kelompok pro kemerdekaan mengaku mereka tidak akan mengajukan referendum lagi kecuali ada ”perubahan kondisi” dalam hubungan Skotlandia dengan wilayah lain yang berada di dalam nauangan Inggris Raya.
Masa depan yang dipilih rakyat Skotlandia tiga tahun lalu itu sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi sekarang. Sturgeon meminta Pemerintah Inggris memindahkan kekuasaan untuk menyelenggarakan referendum dari London ke Edinburgh. Sturgeon akan melakukan apa saja demi memperjuangkan hak Skotlandia untuk merdeka jika Johnson menghalangi referendum. Namun, tetap saja referendum tidak akan terjadi tanpa restu Pemerintahan Inggris.
”Referendum harus sesuai hukum dan harus diterima dan diakui di Skotlandia dan seluruh wilayah Inggris Raya, Uni Eropa, serta komunitas internasional,” kata Sturgeon. (REUTERS/AFP)