Stabilitas dan perdamaian menjadi jaminan penting bagi berlanjutnya kemajuan yang telah dicapai di Asia Tenggara. Pada akhirnya juga penting bagi Jepang dan sekutu-sekutu AS di kawasan yang juga adalah mitra ASEAN.
Oleh
Benny D Koestanto
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS— Jepang bersama Amerika Serikat ingin memastikan wilayah Asia, termasuk Asia Tenggara, berada dalam kondisi tenang dan damai di tengah meningkatnya pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik. Stabilitas dan perdamaian menjadi jaminan penting bagi berlanjutnya kemajuan-kemajuan yang telah dicapai di wilayah Asia Tenggara, yang pada akhirnya juga penting bagi Jepang dan sekutu-sekutu AS di kawasan yang juga adalah mitra ASEAN.
Hal itu disampaikan mantan Menteri Pertahanan Jepang yang kini mengampu jabatan sebagai Penasihat Takushoku University, Jepang, Satoshi Morimoto, dalam paparannya di CSIS, Jakarta, Jumat (13/12/2019). Morimoto berbicara dengan tema ”Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka, Strategi Keamanan ASEAN dan Jepang”.
Morimoto mengakui, sepak terjang China telah menjadi dinamika tersendiri di kawasan Indo-Pasifik. Dengan aneka proyeksi terkait pertumbuhan ekonomi hingga perkembangan teknologi, posisi China akan semakin kuat dan berpengaruh secara global. Menyikapi itu, pengejawantahan Jepang dan AS, termasuk dalam Indo-Pasifik, pun menjadi keniscayaan.
Sepak terjang China telah menjadi dinamika tersendiri di kawasan Indo-Pasifik.
”Jepang dan AS mendukung dan berjalan seiring dengan negara-negara ASEAN terkait Indo-Pasifik. Kita bersama ingin melanjutkan cerita-cerita keberhasilan pembangunan ekonomi hingga Afrika,” kata Morimoto.
Dukungan Jepang bersama AS bagi ASEAN, di bidang pertahanan, seperti diungkapkan Morimoto, berwujud dalam sejumlah cara dengan muara mempromosikan perdamaian di kawasan. Misalnya melalui kerja sama peningkatan kapasitas pertahanan, peralatan, dan teknologi pertahanan. Ditegaskan Morimoto, Jepang dan AS tidak dalam posisi menantang atau bersaing dengan China. Namun, kehadiran Jepang dan AS menjadi penyeimbang sekaligus menjaga kepentingan AS dan sekutunya di kawasan.
Membutuhkan stabilitas
Praktisi dan pengajar Hubungan Internasional yang juga pendiri Synergy Policies, Dinna Wisnu, secara terpisah ketika dimintai tanggapannya menyatakan, ASEAN membutuhkan stabilitas di kawasan. Dalam kerangka itu, maka kerja sama dengan AS dan Jepang dalam berbagai hal, termasuk untuk melibatkan mereka dalam dialog-dialog dan kerja sama pertahanan, ikut menentukan stabilitas tersebut.
”Soal bentuk kehadiran yang boleh mewujud dalam konteks Laut China Selatan, maka kerja sama dengan AS, Jepang, bahkan Australia adalah untuk menjamin tidak ada tindakan unilateral dan agresif yang diambil negara-negara itu, mengingat bahwa China yang dikhawatirkan negara-negara itu ada juga dalam mekanisme dialog dengan ASEAN,” kata Dinna. Ia menegaskan, kehadiran negara seperti AS, sebaiknya tidak di luar mekanisme ASEAN karena akan berpotensi mengganggu kerja sama yang dibangun melalui ASEAN.