Perang Dagang AS-China Kembali Hadirkan Kekhawatiran
Indeks-indeks saham di Asia turun dari level tertinggi tiga bulan setelah timbul kekhawatiran baru atas perang dagang Amerika Serikat-China.
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT — Bursa saham di Asia dibuka melemah mengawali perdagangan awal bulan November, Jumat (1/11/2019). Indeks-indeks saham di Asia turun dari level tertinggi tiga bulan setelah timbul kekhawatiran baru atas perang dagang Amerika Serikat-China.
Pejabat China meragukan kesepakatan perdagangan jangka panjang yang komprehensif dengan Washington. Hal itu terungkap dalam laporan media Bloomberg pada Kamis, dengan mengutip sumber dari kalangan pejabat di Pemerintah China. Hal itu menjadi pukulan baru atas harapan bahwa China dan AS, dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, akan mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang yang telah berlangsung hampir 16 bulan terakhir.
Memang ada komentar dari Presiden AS Donald Trump, kemarin, bahwa negara-negara akan segera mengumumkan situs baru untuk penandatanganan ”Fase Satu” kesepakatan perdagangan setelah Chile membatalkan pertemuan puncak yang direncanakan untuk pertengahan November. Namun, kekhawatiran menghinggapi pelaku pasar Jumat ini. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,09 persen.
Pelemahan bursa-bursa saham di Asia mencerminkan penurunan di pasar saham global pada Kamis. Ukuran kinerja ekuitas MSCI di 47 negara turun dari level tertinggi 20 bulan. Indeks Nikkei Jepang turun 0,63 persen pada awal perdagangan, dan saham Australia 0,12 persen lebih rendah.
”Berita keraguan China atas kesepakatan perdagangan tidak sepenuhnya tak terduga,” kata Greg McKenna, ahli strategi di McKenna Macro, dalam analisis paginya kepada klien. Ia menyatakan penurunan pasar ekuitas relatif kecil. ”Data PMI manufaktur dan kemudian data lain pada malam ini akan menjadi faktor penting bagi pasar ke depan.
Lembaga Institute for Supply Management akan merilis data dari survei manajer pembelian hari ini. Sebuah survei PMI terpisah yang dirilis Kamis oleh Chicago Fed menunjukkan kontraksi lebih tajam dalam aktivitas manufaktur di wilayah Midwest untuk Oktober.
Imbal hasil pada catatan US Treasury 10 tahun naik ke level 1,6927 peren dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 1,691 persen. Sementara itu, imbal hasil US Treasury 2 tahun, yang sensitif terhadap ekspektasi pasar kebijakan Federal Reserve, berada di level 1,5279 persen dibandingkan dengan penutupan pasar AS di level 1,526 persen.
The Fed memotong suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini pada hari Rabu untuk membantu mempertahankan pertumbuhan ekonomi AS. Namun, The Fed mengisyaratkan tidak akan ada pengurangan lebih lanjut kecuali jika ekonomi mengalami tanda-tanda lebih buruk.
Di pasar mata uang, dollar AS melemah terhadap yen ke level 107,95 per dollar AS, terpangkas sekitar 0,06 persen. Euro 0,04 persen lebih tinggi terhadap dollar AS dengan bertengger di level 1,1155 per dollar AS. Indeks dollar AS turun 0,07 persen pada 97,285. Sepanjang pekan ini indeks dollar AS turun 0,56 persen. Di pasar komoditas, minyak mentah AS naik 0,26 persen menjadi 54,32 dollar AS per barel dan minyak mentah Brent naik 0,07 persen menjadi 59,66 dollar AS per barel. (REUTERS)